Liputan6.com, Palu - Nama-nama korban gempa dan likuefaksi yang melanda Kelurahan Balaroa, Kota Palu diabadikan di dinding monumen memorial. Monumen itu jadi tanda cinta sekaligus pengingat bencana.
Baca Juga
Advertisement
Izra (40 th) bersama puluhan rekannya baru menyelesaikan tugasnya sebagai pekerja padat karya kebersihan di Hunian Tetap (Huntap) penyintas bencana di Kelurahan Balaroa, Sabtu pagi (13/8/2022). Sebentar bercengkrama, beberapa ibu-ibu pulang.
Tapi Izra masih punya tujuan lain di tempat itu; sebuah dinding bertuliskan nama-nama korban meninggal dunia akibat likuefaksi pada 2018 silam. Ribuan nama korban itu membentuk bunga mawar putih.
Tangan perempuan yang selamat dari bencana itu meraba beberapa nama. Matanya meneliti setiap nama. Jarinya seperti mengeja setiap huruf.
Sesekali Izra meratap. Ada nama Umi Kalsum dan beberapa nama lain yang ditunjuknya. Beberapa warga lain juga melakukan hal yang sama di tembok memorial itu.
"Termasuk ipar dan mertua saya yang jadi korban meninggal dunia waktu itu," Izra menceritakan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Jadi Monumen Edukasi Kebencanaan
Sejak dibangun Mei, 2022 oleh salah satu yayasan Prancis dan Pemkot Palu, Balaroa Memorial Wall di area ruang terbuka hijau kompleks Huntap Balaroa jadi tempat mengenang bencana dahsyat yang menelan 1.042 rumah dan ribuan korban jiwa di kelurahan itu.
Keberadaan monumen pengingat itu dinilai juga bisa jadi sarana edukasi sejarah kebencanaan bagi generasi selanjutnya.
"Semoga ini tetap terawat supaya kita selalu ingat peristiwa itu dan belajar," Rahman Odi, salah satu pengunjung berharap.
Advertisement