Liputan6.com, Yogyakarta - Paparan cacar monyet 'monkey pork' meningkat signifikan di berbagai negara dan telah menyebar ke lebih dari 85 negara. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sudah menetapkan darurat kesehatan global sejak Juli 2022 lalu.
Sebaran virus ini juga sudah ditemukan di sejumlah negara di benua Asia dan negara tetangga Indonesia. Penyakit menular 'human to human' ini patut diwaspadai,
Advertisement
Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Siloam Hospitals Yogyakarta, dr. Ludhang Pradipta R M. Biotech Sp.MK., mengingatkan bahwa cara terbaik terhindar dari paparan cacar monyet adalah meminimalkan kontak antar manusia dengan penderita (karier).
"Penularan virus ini melalui kontak erat, dan dari kasus yang ada didapatkan resiko lebih tinggi pada individu perilaku seks menyimpang (MSM)," kata Ludhang Pradipta, melalui edukasi bincang sehat bertajuk 'Waspada Cacar Monyet Kenali Gejala dan Pencegahannya', yang dihelat manajemen Siloam Hospital Yogyakarta, Selasa (09/07/2022).
Dia menjelaskan cacar monyet merupakan penyakit zoonosis, disebabkan virus monkeypox. Penyakit ini biasanya dimulai dengan fase inkubasi panjang (5-21 hari), kemudian fase demam (gejala yang mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, kedinginan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening(limfadinopati). Kemudian berkembang fase ruam, di mana permukaan kulit muncul ruam kemerahan.
"Infeksi virus ini ditandai dengan perubahan ujud kelainan di kulit yang sekilas hampir serupa dengan cacar air,"jelasnya.
Virus cacar monyet dapat melalui perantara formites dipermukaan benda mati yang terkontaminasi virus tsb. Selain dapat menyebar melalui kontak erat, WHO dan CDC menyebutkan pula penularan dapat terjadi melalui percikan pernapasan (droplet) atau menyentuh luka, atau koreng saat pasien pada fase ruam.
"Karenanya pencegahan efektif adalah menegakkan protokol kesehatan melalui penggunaan masker d itempat umum, cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh benda di luar area pribadi pun menjaga jarak di tempat kerumunan, dikontaminasi atau disinfeksi permukaan alat benda yang ada di sekitar kita," katanya.
Pada sesi tanya jawab, dokter Spesialis Mikrobiologi klinik ini menjawab bahwa mengacu pada data yang menunjukan virus monkeypox ini disebut virus DNA yang mampu bertahan di lingkungan bahkan di udara dalam jangka waktu yang cukup lama.
"Adapun bagi penderita gejala cacar monyet hendaknya segera ditangani medis di rumah sakit guna penanganan yang tepat dalam mencegah penularan ke orang lain," katanya. "Pengobatan sebenarnya hanya untuk mengurangi gejala yang muncul, terutama nyeri di bagian kulit yang tampak ruam dan bintil."
Fakta Penting Cacar Monyet
Menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kasus cacar monyet telah ditemukan di Singapura, yakni sebanyak 13 kasus hingga 3 Agustus 2022. Kemudian, ada Thailand dan Filipina yang telah melaporkan masing-masing 2 kasus dan 1 kasus cacar monyet.
Sementara, di negara tetangga, Australia, telah melaporkan sebanyak 45 kasus cacar monyet. Per 3 Agustus 2022, jumlah kasus cacar monyet di dunia sebanyak 26.208 kasus di 87 negara. Kasus cacar monyet terbanyak masih dipimpin oleh Amerika Serikat yakni sebanyak 6.616 kasus.
Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia atau WHO menegaskan bahwa cacar monyet bukan penyakit menular seksual. Meski demikian, penyakit ini bisa ditularkan saat berhubungan seksual, seperti:
- Seks oral, anal, dan vagina atau menyentuh alat kelamin atau anus orang yang terkena cacar monyet
- Memeluk, memijat, mencium, atau berbicara dari jarak sangat dekat
- Menyentuh kain dan benda saat berhubungan seks yang digunakan oleh penderita cacar monyet, seperti tempat tidur, handuk, dan mainan seks.
Advertisement