Produser Resident Evil dan Devil May Cry Cabut dari Capcom, Pindah ke NetEase

Selain Resident Evil, Kobayashi juga terlibat di waralaba populer Capcom lainnya seperti Devil May Cry, Dragon's Dogma, dan Dino Crisis

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Agu 2022, 09:00 WIB
Trailer Resident Evil 4 Remake (YouTube Resident Evil)

Liputan6.com, Jakarta - Hiroyuki Kobayashi, mantan produser di Capcom untuk berbagai seri game seperti Resident Evil dan Devil May Cry, mengumumkan telah resmi bergabung dengan perusahaan teknologi Tiongkok, NetEase.

Pernyataan ini disampaikan Kobayashi melalui akun Twitter-nya pada tanggal 12 Agustus 2022 yang lalu, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-50, dikutip Senin (15/8/2022).

"Setelah melayani 27 tahun dengan rasa syukur, saya meninggalkan Capcom pada 31 Maret 2022, dan akan secara resmi bergabung ke NetEase Games sebagai produser" tulisnya di akun @HiroKobaP.

Kobayashi pun mengatakan bahwa ia akan membagikan rencananya di NetEase di kemudian hari.

"Saya akan berusaha untuk terus menciptakan pengalaman hiburan yang lebih menyenangkan bagi semua orang di perusahaan baru ini, di era baru ini," imbuhnya.

Mengutip Eurogamer, Kobayashi bergabung dengan Capcom di tahun 1995. Saat itu, dia menjadi programmer untuk judul Resident Evil pertama.

Berikutnya, ia terlibat dalam waralaba populer Capcom lainnya seperti Devil May Cry, Dragon's Dogma, dan Dino Crisis. Kobayashi juga menjadi produser untuk seri Sengoku Basara.

Sementara itu, dikutip dari IGN, NetEase juga sedang mengembangkan beberapa game baru seperti virtual trading card game Harry Potter Magic Awakened, Dead by Daylight Mobile, The Lord of the Rings: Rise to War, dan lain-lain.

NetEase juga dirumorkan sedang mengerjakan game seluler Destiny bersama dengan Bungie.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kreator Destiny 2 Gandeng NetEase Garap Game di Android dan iOS

Destiny 2. (Doc: Bungie)

Diketahui, Studio Bungie dikabarkan akan memboyong game sukses buatannya, Destiny ke platform game Android dan iOS.

Walau masih belum dikonfirmasi, Bungie disebut-sebut akan bermitra dengan NetEase Games untuk pengembangan game mobile ini.

Hal ini terungkap lewat postingan LinkedIn salah satu artis di NetEase Games. Dia menulis, Bungie dan NetEase bekerja sama mengembangkan sebuah gim mobile first person shooter (FPS).

Dilansir The Game Post, Rabu (6/7/2022), sumber anonim yang mengetahui rencana pengembangan NetEase mengatakan kedua perusahaan memang sedang garap game mobile.

Banyak pihak menyebutkan, game mobile FPS buatan Bungie dan NetEase Games ini tidak terkait dengan Destiny 2.

"NetEase memiliki pengalaman luar biasa dalam pengembangan game mobile yang tidak kami miliki," kata CEO Bungie, Pete Parsons.

Laporan tentang game mobile Destiny sudah terdengar sejak September 2021 lewat lowongan pekerjaan, dan posting lain pada bulan April 2022 dimana studio mencari insinyur platform seluler.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Aktif Melakukan Perekrutan

Destiny 2. Liputan6.com/ Yuslianson

Selain itu, Bungie juga secara aktif merekrut untuk memperluas Destiny ke dalam film dan acara TV. Awal tahun ini, Derick Tsai bergabung dengan studio sebagai Head of Destiny Universe Transmedia.

Sebelumnya, Tsai bekerja sebagai Direktur di Riot Games yang mengawasi proyek animasi League of Legends.

Pada Januari 2022, Sony mengumumkan kesepakatan akuisisi Bungie senilai USD 3,6 miliar. CFO Sony Hiroki Totoki memaparkan, bagaimana Bungie dapat memanfaatkan platform Sony untuk ekspansi ke film dan TV.

“Bungie ingin memelihara IP yang mereka miliki secara multi-dimensi, dan itulah harapan mereka,” kata Totoki.

“Untuk itu, kami yakin kami dapat membantu – kami memiliki [Sony] Pictures dan [Sony] Music, dan Bungie dapat memanfaatkan platform kami sehingga IP mereka dapat berkembang dan tumbuh besar.”

Bungie telah mengonfirmasi, saga Light and Dark game Destiny 2 saat ini akan berakhir dengan ekspansi terakhir – The Final Shape, yang akan dirilis pada tahun 2024.

Namun, Bungie telah memastikan ini bukan berarti akhir dari Destiny 2 dan game tersebut akan berakhir dengan kisah baru.

 


Sony Beli Studio Game Bungie

Sony membeli studio game Bungie. Dok: Sony Interactive Entertainment

Bungie sendiri baru saja dibeli oleh Sony dengan harga USD 3,6 miliar atau sekitar Rp 51,7 triliun. Adapun Bungie adalah studio game besar yang sukses merilis seri Destiny dan kreator asli gim first person shooter (FPS) ternama, yakni Halo.

"Bungie akan terus meluncurkan game secara mandiri dan mengembangkan gim kami secara kreatif," tulis CEO Bungie, Pete Parsons, sebagaimana dikutip The Verge, Selasa (1/2/2022).

Bos PlayStation, Hermen Hulst, mengatakan, "Saya sangat senang menyambut Bungie ke keluarga PlayStation!"

Dia menambahkan, "Bungie membuat game berbasis komunitas dengan teknologi luar biasa, dan saya tahu semua orang di PlayStation Studios akan senang dengan apa yang dapat kita bagikan dan pelajari bersama."

Walau sudah diakuisisi oleh Sony, Bungie akan tetap merilis gim di berbagai platform konsol atau PC di masa mendatang.

"Perusahaan memiliki opsi untuk merilis gim sendiri dan menjangkau pemain di platform game mana pun yang mereka pilih untuk bermain," dilansir GI.biz.

(Dio/Ysl)

Infografis 5 Tips Cegah Kelelahan Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya