Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Telecommunication & Digital Research Institute (ITDRI) menggandeng beberapa sekolah menengah kejuruan (SMK) di bawah Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) maupun non YPT untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital demi meningkatnya kualitas lulusan.
Chairman of ITDRI, Jemy V Confido, mengatakan untuk menyukseskan misi ITDRI dalam mencetak digital talent di Indonesia, pihaknya menargetkan siswa SMK untuk menjadi talenta digital sedini mungkin.
Advertisement
"Melalui dua pilar Learning dan Innovation, ITDRI memberikan bekal ke siswa SMK ini dengan berbagai proyek sehingga memicu inovasi untuk menjawab permasalahan yang mereka hadapi. Program ini memanfaatkan hasil inovasi Telkom seperti myDigiLearn, Sprinthink, smarteye.id, dan Tomp," ujar Jemy, dikutip Senin (15/8/2022).
Ia menyebut program ini diharapkan mendorong ITDRI bersama SMK dapat berinovasi menciptakan, membangun, dan mengembangkan layanan-layanan digital agar manfaatnya dapat dirasakan oleh khalayak luas.
Dalam program kali ini, delapan SMK di Indonesia yang terlibat yakni SMKS Al Huda Sariwangi Tasikmalaya, SMKS PGRI 2 Sumedang, SMKS Bina Nusantara Cisalak Subang, SMKS Muhammadiyah Bandongan, SMKS Muhammadiyah 2 Sidoarjo, SMKS NU Sunan Malang, SMKS Muhammadiyah Sintang, dan SMKS Bina Latih Karya Bandar Lampung.
Kegiatan ini didukung juga peserta magang dari PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang tergabung program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch sebagai fasilitator para siswa.
Sementara perguruan tinggi Indonesia yang terlibat yakni Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Udayana, dan Universitas Lampung.
Menurut Jemy, program ini juga tercakup Program Skema Pemadanan SMK Pusat Keunggulan periode 15 Juli hingga 29 Juli 2022.
Ia menilai lulusan SMK memang dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja, sehingga pada pendidikan SMK siswa dibekali dengan keahlian khusus baik secara teori, teknik maupun praktik sesuai program keahlian yang dipilih.
"Kami mendukung SMK menjadi pusat keunggulan dengan metode Teaching Factory yang aktif sehingga dapat menjadi pusat pembelajaran bagi SMK lain," ucapnya memungkaskan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Manfaat Bagi Siswa
Perwakilan SMKS PGRI 2 Sumedang, Eri Mulyana, mengaku kegiatan training dan inovasi ini sangat diperlukan dan bermanfaat bagi para siswa dan siswi di sekolah khususnya dalam lingkup pengetahuan digitalisasi.
“Semua kegiatan sangat diperlukan dan bermanfaat, bagaimana para siswa dilatih untuk memecahkan sebuah masalah dan lebih kritis. Program ini sebuah proses yang diharapkan mempersiapkan siswa, mencetak, dan mengasah skill di dalam era digitalisasi. Ini juga bermanfaat bagi siswa untuk diimplementasikan dalam kegiatan sekolah ke depannya,” ucap Wakil Kepala Sekolah tersebut.
Rencana ke depannya, kata dia, bekal yang telah diperoleh akan coba dikolaborasikan dengan program sekolah yakni Go Bengkel Online (GoBeng).
Senada, Eka Herfit Ramadhan selaku Kepala Laboratorium Komputer SMKS Muhammadiyah Sintang mengaku dirinya akan menerapkan metode design sprint dan design thinking saat kegiatan belajar mengajar.
“Dari materi yang telah disampaikan siswa dituntut untuk memecahkan masalah yang berubah-ubah, saya pribadi ingin menerapkannya dalam praktik kegiatan belajar mengajar,” ujarnya.
Merangkum Badan Pusat Statistik serta Databoks, tahun ini di Indonesia tercatat ada 14.198 Sekolah SMK Negeri maupun Swasta dengan jumlah siswa sebanyak 5.392.938 orang.
Pada tahun ajaran 2020/2021, lulusan SMK sekitar 1,63 juta orang, dengan rincian 702.517 orang dari SMK negeri dan 929.755 orang dari SMK swasta.
Advertisement