Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan dan ASDP Indonesia Ferry sepakat jalin kerja sama pengelolaan pelabuhan Ajibata dan Ambarita di kawasan Danau Toba. Itu dituangkan dalam penandatanganan MoU antara keduanya.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menandatangani perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan Operasional Barang Milik Negara (KSPO BMN) Pelabuhan Ajibata dan Pelabuhan Ambarita. Penandatanganan dilakukan di kantor Kementerian Perhubungan, Senin (15/8/2022).
Advertisement
“Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja dengan baik dalam proses persiapan sampai pelaksanaan Penandatanganan Kerja Sama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dengan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) pada hari ini,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Marta Hardisarwono, mengutip keterangan resmi, Senin (15/8/2022).
Marta menambahkan saat ini pemerintah terus mendorong pengoptimalan Barang Milik Negara (BMN). Tujuannya meningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui skema pembiayaan KPBU maupun KSP pada BMN kepada pihak lain.
“Di samping itu pengelolaan Pelabuhan Ajibata dan Pelabuhan Ambarita termasuk pemanfaatan fasilitas utama dan penunjang yang ada diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan ekonomi, dan mendorong partisipasi masyarakat maupun pihak lain ikut serta melalui skema kerja sama dengan pihak pengelola dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah,” ujar Marta. Ia berharap pada semua pihak yang terlibat kerja sama agar mematuhi aturan-aturan yang ada dan bersama-sama saling menjaga kualitas pelayanan dan kebersihan fasilitas.
“Saya juga berharap bahwa skema perjanjian kerja sama ini akan menjadi role model pemanfataan BMN di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan,” jelas Marta.
Selanjutnya
Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan (TSDP) Junaidi dalam laporannya menyatakan bahwa obyek BMN yang akan dilakukan Kerja Sama Pemanfaatan Operasional (KSPO) berupa lahan dan bangunan di Pelabuhan Ajibata serta bangunan di Pelabuhan Ambarita.
“Proses Pemilihan Mitra KSPO ini dilaksanakan dengan mekanisme penunjukan langsung kepada PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengingat objek pemanfaatan dalam bentuk KSPO tersebut merupakan BMN yang bersifat khusus. Jangka waktu pemanfaatan yaitu selama 25 tahun sejak ditandatanganinya perjanjian dan dapat diperpanjang,” ujar Junaidi.
Kontribusi yang diberikan kepada negara berupa kontribusi tetap tahun pertama minimal sebesar Rp73.963.814 dengan kenaikan sebesar 1,78 persen per tahun. Ini dibayarkan setiap tahun oleh mitra KSPO hingga akhir jangka waktu pemanfaatan sesuai perjanjian.
Selain itu ada sistem pembagian keuntungan KSPO minimal sebesar 70,67 persen dari Laba Bersih. Pembagian keuntungan tersebut dilakukan apabila pemanfaatan BMN menghasilkan keuntungan berdasarkan Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Dalam penandatanganan tersebut, PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) diwakili oleh Direktur Perencanaan dan Pengembangan, Harry Mac.
Turut hadir dalam kegiatan ini yaitu Direktur Prasarana Transportasi Jalan, Popik Montanasyah dan Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah II Provinsi Sumatera Utara, Batara.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Keuangan ASDP
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) berhasil mencatatkan kinerja keuangan postif di Semeter I 2022. Perseroan membidik laba sebesar Rp 541 miliar hingga akhir 2022 nanti.
Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin mengungkap, perseroan berhasil mengantongi laba konsolidasi sebesar Rp 340 miliar di semester I 2022. Angka ini meningkat 132 persen dari periode yang sama tahun lalu. Secara umum ASDP mencatatkan pendapatan Rp 2,05 triliun di tengah tahun 2022.
"Untuk semester II-2022, kami proyeksikan dapat mencetak laba sebesar Rp 202,34 miliar atau 100 persen terserap dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). Adapun perusahaan membidik laba tahun ini sebesar Rp 541,06 miliar atau tumbuh sebesar 65,82 persen dari laba pada 2021 sebesar Rp 326,30 miliar," kata Shelvy dalam keterangan resmi, Kamis (11/8/2022).
Strategi
Menurutnya, ASDP juga melakukan sejumlah langkah antisipatif dalam merespon kondisi ketidakpastian perekonomian dunia akibat pandemi Covid-19. Tantangan lainnya dampak perang Rusia dan Ukraina yang berdampak negatif terhadap harga minyak dunia, krisis energi, dan resesi ekonomi di beberapa negara besar dunia.
Kondisi krisis tentu berdampak kepada nilai tukar dan inflasi yang terus mempersulit situasi bisnis di berbagai industri, tidak terkecuali bisnis penyeberangan yang komponen biaya utamanya bahan bakar solar. ASDP harus mampu melakukan operasional bisnis secara efektif dan efisien serta terus mendukung pelayanan logistik nasional.
Ia mengungkap ASDP tentu mewaspadai kondisi eksternal yang dihadapi perusahaan dengan cost effectiveness yang menjadi fundamental. Melalui penggunaan anggaran tepat guna serta bersikap cermat dalam memprioritaskan kegiatan investasi perusahaan.
Advertisement