Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan pejuang memiliki peran penting dalam upaya merebut kemerdekaan Indonesia. Hingga menginjak usia 77 tahun, satu per satu para pejuang mendapat gelar pahlawan nasional dari pemerintah.
Salah satunya adalah gelar pahlawan yang disematkan kepada tokoh pejuang di Jawa Barat. Mereka berjuang dengan berbagai cara untuk meraih kemerdekaan.
Baca Juga
Advertisement
Meski demikian, masyarakat meyakini masih banyak pejuang kemerdekaan yang belum mendapat perhatian pemerintah atas jasanya melawan Belanda.
Berikut 14 pahlawan asal Jawa Barat yang berhasil dihimpun oleh Liputan6.com dari berbagai sumber.
Abdul Halim
Sosok Abdul Halim diketahui lahir pada tahun 1887 dan wafat pada tahun 1962. Abdul Halim merupakan seorang aktivis kemerdekaan dan ulama.
Kiai Haji Abdul Halim salah satu ulama besar dan tokoh pembaharuan di Indonesia, khususnya di bidang pendidikan dan kemasyarakatan. Dia lahir di Desa Cibolerang, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka pada 4 Syawal 1304/26 Juni 1887 dan meninggal di Desa Pasirayu, Kecamatan Sukahaji, Majalengka, 1381 H/1962 M.
Pada 1940, ia bersama KH A Ambari menghadap Adviseur Voor Indische Zaken, Dr GF Pijper, di Jakarta untuk mengajukan beberapa tuntutan yang menyangkut kepentingan umat Islam. Ketika terjadi agresi Belanda pada tahun 1947, ia bersama rakyat dan tentara mundur ke pedalaman untuk menyusun strategi melawan Belanda. Ia juga menentang keras berdirinya negara Pasundan yang didirikan pada tahun 1948 oleh Belanda.
Achmad Soebardjo
Achmad Soebardjo lahir tahun 1896 dan wafat tahun 1978. Semasa hidup, Achmad Soebardjo merupakan seorang aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan. Penetapan sebagai Pahlawan Nasional pada 2009.
Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan seorang Pahlawan Nasional Indonesia, ia juga merupakan Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama.
Ia lahir di Karawang, Jawa Barat pada 23 Maret 1896 - meninggal 15 Desember 1978 pada umur 82 tahun. Achmad Soebardjo memiliki gelar Meester in de Rechten, yang diperoleh di Universitas Leiden Belanda pada tahun 1933.
Dewi Sartika
Lahir: 1884, wafat: 1947, keterangan: Pengajar, mendirikan sekolah untuk perempuan pertama di negara tersebut, penetapan pada tahun 1966.
Dewi Sartika lahir pada 4 Desember 1884 di Bandung dan meninggal di Tasikmalaya, 11 September 1947 pada umur 62 tahun. Dia adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita, diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia tahun 1966.
Orang tua Dewi Sartika bernama Nyi Raden Rajapermas dan Raden Somanagara, mereka termasuk keluarga priyayi Sunda. Meskipun bertentangan dengan adat waktu itu, ayah-ibunya bersikukuh menyekolahkan Dewi Sartika di sekolah Belanda.
Setelah ayahnya wafat, Dewi Sartika diasuh oleh pamannya (kakak ibunya) yang menjadi patih di Cicalengka.
Oleh pamannya itu, ia mendapatkan pengetahuan mengenai kebudayaan Sunda, sementara wawasan kebudayaan Barat didapatkannya dari seorang nyonya Asisten Residen berkebangsaan Belanda.
Eddy Martadinata
Lahir: 1921, wafat: 1966, keterangan: Laksamana Angkatan Laut dan diplomat, terbunuh dalam kecelakaan helikopter, penetapan pada tahun 1966.
Laksamana Laut Raden Eddy Martadinata atau yang lebih dikenal dengan nama RE Martadinata adalah tokoh ALRI dan pahlawan nasional Indonesia. Beliau lahir di Bandung, Jawa Barat, 29 Maret 1921.
R.E. Martadinata menikah dengan Soetiarsih Soeraputra dikarunia 5 putri 2 putra yaitu Soehaeny Martadinata, Siti Khadijah Martadinata, Siti Judiati Martadinata, Irzansyah Martadinata, Siti Mariam Martadinata, Vittorio Kuntadi Martadinata, Roswita Riyanti Martadinata.
Gatot Mangkoepradja
Lahir: 1896, wafat: 1968, keterangan: Aktivis kemerdekaan dan politisi, menyarankan pembentukan Pembela Tanah Air, penetapan: 2004.
Gatot Mangkoepraja adalah Pahlawan nasional yang lahir di Sumedang, Jawa Barat pada 25 Desember 1898. Ayahnya, dr Saleh Mangkoepraja adalah dokter pertama yang berasal dari Sumedang.
Karirnya di dunia politik Indonesia di awali saat gatot bergabung dengan Perhimpunan Indonesia (PI). Kemudian, pada 4 Juli 1927 saat Partai Nasional Indonesia (PNI) resmi didirikan di Bandung, Gatot pun bergabung di dalamnya.
Iwa Koesoema Soemantri
Lahir: 1899, wafat: 1971, keterangan: Aktivis kemerdekaan, ahli hukum, dan politikus, penetapan pada tahun 2002.
Iwa Koesoemasoemantri atau Iwa Kusumasumantri (Ejaan Soewandi) adalah Tokoh Hukum Penggagas 'Proklamasi' dan pengarang Indonesia. Ia pernah menjadi menteri pada zaman pemerintahan Soekarno di Indonesia.
Pada era Soekarno ia mengusulkan pada Bung Karno dan Bung Hatta agar naskah proklamasi yang semula bernama Maklumat Kemerdekaan diganti menjadi Proklamasi.
Iwa adalah Presiden (kini biasa disebut sebagai Rektor) Unpad yang pertama, namanya diabadikan sebagai nama kampus di Unpad. Beliau lahir di Ciamis pada 30 Mei 1899 dan meninggal di Jakarta, 27 September 1971 pada umur 72 tahun, dan dimakamkan di TMP Kalibata.
Juanda Kartawijaya
Lahir: 1911, wafat: 1963, keterangan: Politikus Sunda, Perdana Menteri Indonesia terakhir 1963.
Pahlawan nasional yang terkenal dengan Deklarasi Djuanda-nya, bernama Ir. H. R. Djoeanda Kartawidjaja (ejaan baru: Juanda Kartawijaya).
Dia lahir di Tasikmalaya Jawa Barat, 14 Januari 1911. Adalah Perdana Menteri Indonesia ke-10 sekaligus yang terakhir.
Ia menjabat dari 9 April 1957 hingga 9 Juli 1959. Setelah itu, ia menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I.
Semasa menjabat menjadi perdana mentri beliau telah menyumbang Deklarasi Djuanda tahun 1957 yang menyatakan bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar.
Yakni, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI atau dikenal dengan sebutan sebagai negara kepulauan dalam konvensi hukum laut United Nations Convention on Law of the Sea (UNCLOS).
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kusumah Atmaja
Lahir: 1898, wafat: 1952, keterangan: Ketua Kehakiman Mahkamah Agung Pertama, penetapan pada tahun 1965.
Prof Dr Raden Soelaiman Effendi Koesoemah Atmadja (Purwakarta, Jawa Barat 8 September 1898 - Jakarta 11 Agustus 1952 ) adalah ketua Mahkamah Agung Indonesia Pertama dan Pahlawan Nasional.
Kusumah Atmaja dilahirkan di Purwakarta, Jawa Barat pada tanggal 8 September 1898 dalam sebuah keluarga terpandang sebagai Raden Soelaiman Effendi Koesoemah Atmadja.
Oleh karena itu, wajar bila beliau dapat mengenyam pendidikan yang layak. Pada tahun 1913, dia memperoleh gelar diploma dari Rechtshcool atau Sekolah Kehakiman.
Maskun Sumadireja
Lahir: 1907, wafat: 1986, keterangan: Aktivis kemerdekaan dan politisi, penetapan pada tahun 2004.
Maskoen Soemadiredja adalah pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Jawa Barat yang lahir di Bandung pada 25 Mei 1907 dan meninggal di Jakarta pada 4 Januari 1986.
Ia adalah putra dari Raden Umar Soemadiredja dan Nyi Raden Umi. Sejak tahun 1927, Maskoen sudah aktif dalam pergerakan politik untuk berjuang mewujudkan kemerdekaan negara Indonesia.
Oleh karena itu, ia bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Ir. Soekarno.
Noer Alie
Lahir: 1914, wafat: 1992, keterangan: Pemimpin Islam dan pengajar, memimpin prajurit saat Revolusi Nasional, penetapan pada tahun 2006.
Kiai Haji Noer Alie adalah seorang ulama yang berasal dari Jawa Barat yang merupakan pahlawan nasional Indonesia. Tahun 1950, Noer Ali diangkat sebagai Ketua Masyumi Cabang Jatinegara.
Beliau lahir di Bekasi, Jawa Barat pada tahun 1914 dan meninggal di Bekasi pada tahun 1992. Beliau dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional pada 3 November 2006 melalui Keppres No. 85/TK/2006.
KH Noer Alie lahir pada 1914 di Desa Ujung harapan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ujung harapan Bahagia merupakan nama baru yang diusulkan Menteri Luar Negeri Adam malik ketika berkunjung ke pesantren Attaqwa pada 1970-an.
Saat Noer Ali lahir, ujung harapan Bahagia masih bernama Desa Ujung malang, Onder distrik Babelan, Distrik Bekasi, Regentschap (Kabupaten) Meester Cornelis, Residensi Batavia.
Otto Iskandardinata
Lahir: 1897, wafat: 1945, keterangan: Politikus dan aktivis kemerdekaan, penetapan pada tahun 1973.
Raden Otto Iskandardinata adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Jawa Barat. Ia mendapat nama julukan Si Jalak Harupat.
Otto Iskandardinata lahir di Bandung pada 31 Maret 1897 dan meninggal di Mauk, Tangerang, Banten pada 20 Desember 1945 usia 48 tahun.
Otto merupakan keturunan bangsawan Sunda bernama Nataatmadja. Otto adalah anak ketiga dari sembilan bersaudara. Beliau gemar bermain bola serta menari Sunda juga pandai menabuh gamelan.
Sjafruddin Prawiranegara
Lahir: 28 Februari 1911 di Serang, Banten, keterangan: pejuang pada masa kemerdekaan Republik Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Presiden/Ketua PDRI, penetapan pada tahun 7 November 2011 - Keppres No. 113/TK/2011.
Syafruddin Prawiranegara adalah pejuang pada masa kemerdekaan Republik Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Presiden/Ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia). Saat itu, pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda saat Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948.
Sebelum terlibat sebagai tokoh nasional, Syafruddin Prawiranegara pernah bekerja sebagai pegawai radio swasta, pegawai departemen Keuangan Belanda, dan pegawai departemen keuangan Jepang.
Tirto Adhi Surjo
Lahir: 1880, wafat: 1918, tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia, penetapan pada 3 November 2006 - Keppres No. 85/TK/2006
Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo adalah seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia. Dikenal sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia.
Namanya sering disingkat T.A.S. Tirto menerbitkan surat kabar Soenda Berita (1903-1905), Medan Prijaji (1907), dan Putri Hindia (1908).
Tirto juga mendirikan Sarikat Dagang Islam. Medan Prijaji dikenal sebagai surat kabar nasional pertama karena menggunakan bahasa Melayu (bahasa Indonesia), dan seluruh pekerja mulai dari pengasuhnya, percetakan, penerbitan, dan wartawannya adalah pribumi Indonesia asli.
Zainal Mustafa
Lahir: 1907, wafat: 1944, keterangan: Pemimpin Islam yang melakukan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Jepang, penetapan: 1972
KH Zainal Mustafa adalah ulama terkemuka asal Tasikmalaya, Jawa Barat dan pendiri Pondok Pesantren Sukamanah. Beliau merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia.
Ia lahir di Bageur, Cimerah, Singaparna, Tasikmalaya tahun 1899. Meninggal di Jakarta, 28 Maret 1944 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Tasikmalaya.
Pada masa kecilnya KH Zainal Mustafa disapa dengan nama Umri alias Hudaemi. Lahir dari keluarga petani berkecukupan, putra pasangan Nawapi dan Ny. Ratmah, di kampung Bageur, Desa Cimerah, Kecamatan Singaparna (kini termasuk wilayah Desa Sukarapih Kecamatan Sukarame) Kabupaten Tasikmalaya.
Ada yang menyebut ia lahir tahun 1901 dan Ensiklopedia Islam menyebutnya tahun 1907. Sementara tahun yang tertera di atas diperoleh dari catatan Nina Herlina Lubis, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat.
Namanya menjadi Zaenal Mustofa setelah ia menunaikan ibadah haji pada tahun 1927.
Advertisement