Bukan Cuma di Indonesia, Harga Mi Instan di Thailand Juga Terancam Naik

Harga mi instan di Thailand terancam naik. Fenomena yang juga tengah membayangi Indonesia.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Agu 2022, 12:43 WIB
Ilustrasi Mie Instan Credit: pexels.com/Mia

Liputan6.com, Bangkok - Produsen mi instan meminta Thailand pada Senin (15 Agustus) untuk mengizinkan mereka mengenakan biaya lebih untuk produk mereka guna memenuhi kenaikan biaya, yang berpotensi membuka jalan bagi kenaikan harga pertama dalam bahan pokok selama 14 tahun.

Harga mi instan dan makanan pokok lainnya dikendalikan di bawah hukum Thailand. 

Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (16/8/2022), lima produsen merek mi termasuk, Mama, Wai Wai dan Nissin Jepang mengatakan mereka sedang mencari persetujuan dari Kementerian Perdagangan untuk menaikkan harga produk mereka dari 6 baht (Rp 2.500) menjadi 8 baht (Rp 3.300).

Beberapa perusahaan sebelumnya telah ditolak permintaan kenaikan harga oleh pemerintah.

"Harga minyak telah meningkat pesat akibat konflik Rusia-Ukraina," kata Weera Napapruekchat, Wakil Presiden Pabrik Produk Makanan Thailand, yang membuat Wai Wai, menambahkan bahwa harga tepung terigu dan minyak sawit juga meningkat tajam.

Weera mengatakan bahwa beberapa produknya dijual dengan kerugian dan akan mengurangi penjualan di Thailand dan beralih ke pasar luar negeri, di mana telah menaikkan harga, jika persetujuan tidak diberikan.

Pemerintah akan mempertimbangkan proposal berdasarkan kasus per kasus dan solusi apa pun harus saling menguntungkan bagi konsumen dan produsen, kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Thailand Wattanasak Sur-iam dalam sebuah pernyataan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Harga Mi Instan Terancam Naik di Indonesia

Ilustrasi makan mie instan/copyright unsplash.com/Renji Desh

Beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengingatkan akan ada kenaikan harga mi instan. Kenaikan tersebut dikarenakan perang dari Rusia dan Ukraina.

Kemungkinan kenaikan harga mi instan akan mencapai sekitar tiga kali lipat.

"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum enggak bisa keluar, di hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat," kata Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian dalam webinar Direkorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Selasa (9/8/2022).

Alasan mengapa harga mi instan bakal naik karena gandum sebagai bahan baku utamanya berasal dari negara tersebut. Adapun Indonesia sendiri sampai saat ini masih melakukan impor gandum.

Rusia dan Ukraina adalah negara penghasil gandum yang terbesar di dunia, keduanya menyuplai sekitar 30% hingga 40% dari kebutuhan gandum yang ada di dunia. Maka dari itu, dengan situasi perang yang terjadi pada saat ini gandum pun menjadi salah satu bahan yang langka dikarenakan pasokannya yang terhambat.

Kenaikan harga gandum tersebut turut dirasakan di pasar internasional dan salah satunya termasuk Indonesia yang membutuhkan gandum sebagai salah satu bahan baku mi instan.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Harga Mi Instan di Sejumlah Negara

Ilustrasi mi instan | Karolina Grabowska dari Pexels

Me juga merupakan menu yang populer di Vietnam. Ketika ada bencana, mie instan juga disumbangkan ke orang-orang.

Di tengah perang Ukraina-Rusia, harga mie instan disebut masih sama seperti sebelumnya. Harga satu bungkus mie instan populer merk Hao Hao adalah 4.000 Dong (Rp 2.500).

"Sama untuk 2021 dan 2022," ujar jurnalis Mien Nguyen kepada Liputan6.com, Kamis (11/8/2022). 

Situs belanja Bách Hoá Xanh menunjukkan harga satu dus Hao Hao dengan isi 30 bungkus adalah 108 ribu Dong (Rp 67 ribu). 

Sumber dari KBRI Hanoi menyebut harga merk Indomie adalah 5500 per bungkus (sekitar Rp.3500). Sementara, di Shopee harga Indomie goreng sekitar 110.000 Dong per box isi 40 bungkus (sekitar Rp.68.000 - Rp.70.000), meski ada lokasi yang menjual hingga 190 ribu Dong.


Negara Lainnya

Ilustrasi mi instan. (Photo jcomp Copyright by Freepik)

Sementara, harga di Singapura masih fluktuatif. Ada sejumlah toko yang menaikkan harga, namun terkait pajak. 

"Konflik Ukraina, jika dibahas, hanyalah satu faktor, bukan satu-satunya faktor," ujar seorang pegawai muda bernama Claudia (nama samaran) kepada Liputan6.com. 

Ia pun menunjukkan situs Fair Price yang merupakan supermarket besar di Singapura. Di situs itu, harga mie instan justru banyak yang diskon. Harga paket lima bungkus Indomie goreng adalah 1,8 dollar (Rp 19 ribu). 

Ibumie Mi Goreng juga diskon dari 2,35 dollar menjadi 1,95 dollar (Rp 21 ribu). Harga Fortune Cooked Hokkien (450 gram) juga diskon jadi 1,35 dollar (Rp 14 ribu). 

Sementara di situs Lazada Filipina, harga satu bungkus Indomie goreng dijual seharga 16 peso (Rp 4.200). 

Pihak KBRI Manila mengarahkan Liputan6.com ke situs belanja populer di Filipina, yakni SM Markets. Pada situs itu, mie instan merk Quick Chow dijual sekitar 7,25 peso (hampir Rp 2.000).

Selain itu, pihak KBRI Manila berkata tidak ada isu kenaikan harga mie instan di Filipina.

Perang yang terjadi di Eropa tentunya berdampak langsung kepada ekonomi Uni Eropa. Harga-harga pun naik, termasuk harga mie instan Indomie di Belanda. 

"Semuanya naik. Seperti Indomie? Tadinya 50 cent sekarang 70 cent," ujar seorang programmer bernama Tasya kepada Liputan6.com. Selama setahun belakangan ini, ia menetap di Belanda.

Harga 70 cent di Belanda setara dengan Rp 10.700. 

Infografis 10 Negara Terbanyak Konsumsi Mi Instan dan Perbandingan Harga. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya