Liputan6.com, Jakarta Bagi masyarakat Indonesia bulan Agustus identik dengan kemeriahan Hari Kemerdekaan Indonesia. Pasalnya di tanggal 17 Agustus kita akan merayakan HUT RI. Banyak masyarakat yang akan melakukan upacara bendera di tanggal 17 Agustus.
Baca Juga
Advertisement
Saat pelaksanaan upacara bendera, ada salah satu lagu nasional yang sering dinyanyikan yaitu lagu Mengheningkan Cipta. Lagu Mengheningkan Cipta dinyanyikan untuk mengenang jasa-jasa pahlawan serta sebagai rasa syukur terhadap kemerdekaan Indonesia.
Lagu Mengheningkan Cipta sendiri merupakan lagu ciptaan Truno Prawit, seorang komposer asal Solo. Umumnya masyarakat Indonesia telah hafal lirik lagu Mengheningkan Cipta, pasalnya sejak duduk di bangku sekolah kita telah kerap menyanyikannya saat upacara di sekolah. Namun mungkin banyak pula yang belum benar-benar menghafalnya, berikut ini adalah lirik Mengheningkan Cipta.
Dengan seluruh angkasa raya memuji
Pahlawan negara
Nan gugur remaja diribaan bendera
Bela nusa bangsa
Kau kukenang wahai bunga putra bangsa
Harga jasa
Kau Cahya pelita
Bagi Indonesia merdeka
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lirik Lagu 17 Agustus
Lagu 17 Agustus "Hari Merdeka" identik dengan perayaan hari kemerdekaan Indonesia. Bahkan, lagu ini seolah menjadi lagu wajib yang dinyanyikan setiap perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang memang jatuh pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Selain mengadakan upacara bendera dan mengadakan perlombaan, menyanyikan lagu Hari Merdeka bisa jadi salah satu cara merayakan kemerdekaan.
"Hari Merdeka" sendiri menceritakan momen-momen di mana Indonesia mendapatkan kemerdekaannya, tepatnya pada 17 Agustus 1945 silam. Lagu ini juga mengisahkan bahwa seluruh rakyat Indonesia selamanya akan tetap membela Indonesia sampai akhir hayat mereka.
Lagu ini diciptakan oleh Husein Mutahar, seorang komposer musik lagu kebangsaan dan lagu anak-anak. Ia merupakan pria kelahiran Semarang, 5 Agustus 1916.
Mengutip dari buku Indonesia Pusaka karya Dr. Sipan Adrianto, SE, M.Pd, Husein Mutahar tutup usia di Jakarta pada 9 Juni 2004 silam. Selain lagu Hari Merdeka, Husein Mutahar juga menciptakan lagu Hymne Syukur yang populer. Karya terakhir yang ia buat adalah lagi Dirgahayu Indonesiaku, yang resmi dinyanyikan pada ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia.
Bagi Anda para orang tua yang ingin mengajarkan anak untuk menyanyikan lagu "Hari Merdeka", tentu harus hapal lirik lagu tersebut. Berikut ini lirik lagu 17 Agustus "Hari Merdeka":
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Mer-de-ka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan In-do-ne-si-a
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Mer-de-ka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan In-do-ne-si-a
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Sejarah Lagu 17 Agustus
Sejarah lagu Hari Merdeka dimulai ketika Indonesia dalam fase gentingnya perang Revolusi di Yogyakarta pada 1946, Presiden Soekarno memanggil ajudannya, Husein Mutahar.
Dirangkum dari buku "100 Konser Musik Indonesia" (2018) yang ditulis oleh Anas Syahrul Alimi dan Muhidin M. Dahlan, Penerbit I:BOEKOE, Soekarno memerintahkan Husein Mutahar untuk membuatkan sebuah aubade yakni nyanyian atau musik penghormatan pada pagi hari. Untuk mengetes lagu tersebut, Husein Mutahar yang tidak memiliki orkes, meminjam orkes keraton.
Dengan semangat, Husein Mutahar mengonduktori permainan dengan naik di meja reot. Karena terlalu bersemangat, meja reot tersebut ambruk. Lagu Hari Merdeka pun dikumandangkan pada upacara 17 Agustus dan mendapatkan pujian dari Soekarno.