Update Selasa 16 Agustus 2022: 6.292.231 Positif Covid-19, Sembuh 6.082.732, Meninggal 157.277

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Senin 15 Agustus 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Selasa (16/8/2022) pada jam yang sama.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 16 Agu 2022, 17:40 WIB
Sejumlah warga menyeberang jalan di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (17/5/2022). Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan kebijakan pelonggaran penggunaan masker karena situasi pandemi COVID-19 di Indonesia sudah menunjukkan perbaikan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Masih terus dilaporkan adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia.

Per data hari ini, Selasa (16/8/2022), terdapat 5.869 orang positif Corona, dilaporkan Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

Sampai kini di Indonesia total akumulatifnya ada 6.292.231 orang terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Untuk kasus sembuh bertambah 5.803 orang pada hari ini. Di Indonesia total akumulatif terdapat 6.082.732 pasien berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 hingga saat ini.

Sementara itu, pada hari ini penambahan kasus meninggal dunia ada 25 orang. Dengan begitu hingga saat ini di Indonesia total akumulatif ada 157.277 orang meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

 

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Senin 15 Agustus 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Selasa (16/8/2022) pada jam yang sama.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19. Menurut dia, capaian vaksinasi Covid-19 Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia.

"(Indonesia) termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan," kata Jokowi saat menyampaikan Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI, Selasa (16/8/2022).

Dia menyebut Indonesia telahmenunjukkan diri sebagai bangsa yang tangguh dalam menghadapi pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan semua elemen masyarakat membantu penanganan Covid-19.

"Masyarakat dusun dan kampung saling melindungi dan saling berbagi. Ulama, tokoh agama, dan tokoh adat, aktif mendampingi masyarakat," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jokowi Yakin Indonesia Mampu Kelola Pandemi Covid-19 dengan Baik

Sudah menjadi tradisi, Presiden RI menyampaikan pidato kenegaraan saban 16 Agustus. Presiden Joko Widodo alias Jokowi melakukannya di Gedung MPR, Selasa (16/8/2022). Penampilan ayah Kaesang Pangarep saat pidato mencuri perhatian masyarakat Indonesia lantaran pakai baju adat Paksian lengkap, warna hijau dengan motif pucuk rebung. (Foto: Dok. Instagram @jokowi)

Selain itu, kata Jokowi, organisasi sosialkeagamaan bergerak cepat membantu masyarakat. Kemudian, tenaga kesehatan, TNI, Polri, dan jajaran birokrasi salingbersinergi.

"Lembaga-lembaga negara juga mendukung pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ini," ucap Jokowi.

Ia meyakini Indonesia mampu mengelola agenda-agenda besar lainnya, apabila berhasil mengelola pandemi Covid-19 dengan baik. Jokowi menuturkan hal ini menjadi kekuatan bangsa untuk membangun Indonesia.

"Kekuatan kedua Indonesia adalah sumber daya alam yang melimpah. Wilayah yang luas dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia pasti menjadikekuatan besar Indonesia, jika kita kelola secara bijak dan berkelanjutan," tuturnya.

Namun, dia menekankan kekayaan sumber daya alam tersebut harus dihilirkan dan diindustrikan di dalam negeri. Sehingga, nilai tambahnya bisa maksimaluntuk kepentingan nasional.

Adapun kekuatan ketiga Indonesia adalah bonus demografi. Jokowi menyampaikan hal ini akan menjadi motor penggerak perekonomian nasional dalam menghadapi kompetisi global.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Biaya Perjalanan Bisnis Tidak akan Kembali Seperti Sebelum Covid-19 hingga 2026

Pesawat milik sejumlah maskapai terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (16/5/2019). Pemerintah akhirnya menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat atau angkutan udara sebesar 12-16 persen yang berlaku mulai Kamis hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pengeluaran dan harga perjalanan bisnis diperkirakan tidak akan pulih ke tingkat pra-pandemi Covid-19 sampai sekitar tahun 2026, dua tahun lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Hal itu diungkapkan dalam laporan dan perkiraan tahunan terbaru oleh Global Business Travel Association, yang diterbitkan pada Senin 15 Agustus 2022.

Dilansir dari CNBC International, Selasa (16/8/2022) perkiraan lambatnya pemulihan perjalanan bisnis dikarenakan inflasi dan kekurangan tenaga kerja yang menaikkan biaya perjalanan, termasuk masalah geopolitik.

Pengeluaran oleh pelancong bisnis, yang menjadi sumber pendapatan utama bagi perusahaan maskapai dan hotel, telah meningkat tahun ini.

Global Business Travel Association menyebut, pengeluaran perjalanan bisnis di seluruh dunia akan meningkat hampir 34 persen pada tahun 2022 menjadi USD 933 miliar.

Tetapi jumlah pengeluaran itu masih lebih kecil dari yang dilaporkan pada 2019 atau sebelum pandemi Covid-19, sebesar USD 1,4 triliun.

Dengan tingginya inflasi, biaya perjalanan diperkirakan akan terus naik hingga tahun 2023 mendatang.

Salah satunya di Amerika Serikat, di mana inflasi yang memicu kenaikan harga, pendapatan per kamar yang tersedia di hotel-hotel AS pada bulan Juli adalah USD 92,36, naik dari USD 88,05 dibandingkan periode yang sama tahun 2019, menurut data awal dari perusahaan data hotel STR.

Namun tingkat hunian turun menjadi 63 persen dari hampir 67 persen pada tahun 2019.

Perusahaan maskapai dan hotel-hotel di AS kini sedang bekerja keras menggembar-gemborkan kembalinya pelancong bisnis tahun ini, setelah banyak perusahaan menunda perjalanan selama pandemi Covid-19.

 


Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Penumpang berjalan di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, Rabu (28/10/2020). PT Angkasa Pura II menyebutkan ada 50.000 penumpang yang datang dan pergi dari Bandara Soetta untuk berpergian saat libur panjang pada hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.

Infografis 6 Cara Jaga Anak Aman Berinternet Saat Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya