Liputan6.com, Depok Laboratorium Bioanalitik Universitas Indonesia (UI) - Daewoong Foundation (DF) resmi dibuka pada 16 Agustus 2022. Lab ini didirikan atas kerja sama oleh Daewoong Foundation dan UI untuk mengaktifkan riset biomedis sekaligus menumbuhkan bakat-bakat di bidang biomedis.
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Lucia Rizka Andalusia menyambut baik pembukaan Lab Bioanalitik kerja sama UI dan Daewoong Foundation. Disebut-sebut, lab ini merupakan lab bioanalitik pertama di Indonesia.
Advertisement
Kehadiran Lab Bioanalitik ikut mendorong transformasi kesehatan yang digagas Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin. Pilar keenam transformasi kesehatan adalah transformasi Teknologi Kesehatan, yang berkaitan dengan teknologi informasi dan bioteknologi.
"Saya sangat mengapresiasi kerja sama yang dilakukan antara Universitas Indonesia dan Daewoong Foundation untuk mendirikan Laboratorium Bioanalitik. Sekarang, industri ini untuk pengujian obat dan produk biologi dan masih dilakukan belum meluas," kata Rizka dalam sambutan 'Peresmian Laboratorium Bioanalitik Universitas Indonesia - Daewoong Foundation' di Balai Sidang UI, Depok, Jawa Barat pada Selasa, 16 Agustus 2022.
"Dengan inisiatif ini (Lab Bioanalitik), kami berharap, Universitas Indonesia dan Daewoong Foundation dapat memanfaatkan laboratorium analisis lab bioanalitik. Penggunaan ini juga dapat digunakan oleh akademisi dengan instansi lain, baik dari pemerintah maupun swasta."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Analisis Produk Obat Biologis
Laboratorium Bioanalitik UI - Daewoong Foundation dirancang sesuai standar ketat Good Laboratory Practice (GLP). Lab ini bertujuan menganalisis produk obat-obatan protein biologis, medis, dan rekombinan dengan berbagai peralatan analisis yang mutakhir.
Laboratorium ini juga bertujuan untuk merevitalisasi penelitian di bidang bioteknologi di Indonesia dan berkontribusi dalam membina bio-talenta dengan melakukan penelitian di fasilitas terbaik.
Biomedis adalah suatu bidang yang menerapkan berbagai metode rekayasa, sains, dan teknologi dalam menyelesaikan persoalan kedokteran dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Sistem ini memberikan dukungan bagi para profesional medis dalam melakukan prosedur medis termasuk pengumpulan data, analisis, diagnosis, dan terapi.
Pemanfaatan lab di bidang bioteknologi dalam biomedis, menurut Lucia Rizka Andalusia sangat membantu ekosistem resiliensi atau ketangguhan kesehatan di masa mendatang. Utamanya, dalam hal kemajuan diagnosis.
"Untuk strategi ketangguhan kesehatan kerja sama antara akademisi, bisnis, pemerintah dan community innovative stakeholder sangat dibutuhkan. Salah satu kendalanya ya dalam keterbatasan laboratorium pengujian, untuk biogenesis, terutama untuk karakteristik protein," lanjutnya.
"Makanya, saya mengapresiasi adanya Lab Bioanalitik UI - Daewoong Foundation ini."
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Dukung Pengembangan Industri Biofarmasi
Laboratorium Bioanalitik yang baru dibuka ini diharapkan dapat digunakan dalam berbagai penelitian kolaboratif untuk organisasi nirlaba, lembaga pemerintah, dan swasta yang membutuhkan penelitian terkait.
Presiden Direktur PT Daewoong Infion, Chang Woo Suh yang hadir sebagai perwakilan Daewoong Foundation mengatakan, Daewoong Foundation senang dapat mendorong perkembangan industri bioteknologi Indonesia dengan mendirikan laboratorium bioanalitik pertama bekerja sama dengan universitas terbaik di Indonesia.
"Kami berharap menuju pengembangan dengan membangun infrastruktur penelitian dan mendukung individu- individu berbakat," katanya.
Rektor UI Ari Kuncoro menambahkan, dukungan dari Daewoong Foundation untuk mengembangkan sumber daya di bidang bioteknologi sangat baik.
"Ini telah mampu membangun keterampilan dan melakukan penelitian yang sukses di lingkungan yang maju. Di Laboratorium Bioanalitik ini, kami akan mendapatkan hasil penelitian yang luar biasa untuk berkontribusi pada pengembangan industri biofarmasi dalam negeri," tambahnya.
"Selanjutnya menjadikannya contoh model kerjä sama yang sukses antara Indonesia dan Korea."
Masa Depan Perawatan Kesehatan
Dari sisi transformasi kesehatan, Lucia Rizka Andalusia memaparkan, ada beberapa bagian ketahanan farmasi yang akan dikembangkan Kemenkes. Salah satunya, dengan bahan kimia aktif farmasi atau disebut vaksin biofarmasi dan produk alami.
Khusus pengembangan biofarmasi, Kemenkes juga akan meningkatkan industri sampai target 2024.
"Prioritas target vaksin adalah meningkatkan produksi lokal untuk vaksin dan mesinnya. Kami ingin menginformasikan fakta lain termasuk vaksinasi yang akan diproduksi di Indonesia dengan meliputi penelitian dan uji klinis untuk memenuhi kebutuhan program imunisasi, vaksin dan teknologi feroelektrik dan asam nukleat sebagai platform vaksin tercanggih," paparnya.
"Kami juga menargetkan untuk meningkatkan pendekatan lokal terhadap biofarmasi hingga 2024."
Rizka mencontohkan pemanfaatan biomedis juga dilakukan melalui pendekatan genomik. Upaya ini diwujudkan dalam Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi) yang beberapa hari lalu diluncurkan.
BGSi merupakan program inisiatif nasional pertama yang dibuat oleh Menkes Budi Gunadi guna mengembangkan pengobatan yang lebih tepat bagi masyarakat dengan mengandalkan teknologi pengumpulan informasi genetik (genom) dari manusia dan patogen seperti virus dan bakteri atau bisa disebut dengan Whole Genome Sequencing (WGS).
"Melalui inisiatif ini, kami bekerja sama untuk membawa tingkat perawatan kesehatan. Penjelasan yang rumit tentang pendekatan genomik dalam menyediakan obat yang dipersonalisasi dengan cerdas demi masa depan perawatan kesehatan," imbuh Rizka.
Advertisement