Sambut 17 Agustus, Menkes Budi Harap Indonesia Segera Merdeka dari Pandemi COVID-19

Dalam edisi Hari Kemerdekaan RI, ada harapan untuk segera Merdeka dari pandemi COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 17 Agu 2022, 07:25 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melakukan Kick Off Transformasi Kesehatan di Gedung Kementerian Kesehatan RI Jakarta pada Jumat, 10 Juni 2022. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin berharap Indonesia dapat segera keluar dari pandemi COVID-19. Harapan ini disampaikannya dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2022.

Sesuai tema HUT RI ke-77 tahun 2022 yang mengusung tema Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat, masyarakat turut diajak untuk tetap menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker dan mencuci tangan.

Bagi masyarakat yang belum vaksinasi COVID-19 lengkap atau booster, dapat mendatangi sentra vaksinasi untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Protokol kesehatan dan vaksinasi termasuk kombinasi sebagai upaya perlindungan diri dari penularan virus Corona.

"Ayo, tetap disiplin melakukan protokol kesehatan dan segera vaksinasi COVID-19 agar Republik Indonesia segera Merdeka dari pandemi dan ekonomi pulih kembali. Dirgahayu Republik Indonesia, Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat," tutur Budi Gunadi melalui keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com dalam edisi ucapan Dirgahayu Republik Indonesia ke-77 pada Selasa, 16 Agustus 2022 malam.

Salah satu keberhasilan vaksinasi COVID-19 terlihat dengan adanya kekebalan masyarakat Indonesia yang cukup tinggi di angka 98,5 persen, bahkan kadar antibodi meningkat 4 kali lipat. Kekebalan ini juga terbentuk dari infeksi alamiah.

Berdasarkan hasil sero survei ketiga nasional terbaru yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), peningkatan kadar antibodi tersebut disebabkan oleh vaksinasi dan terinfeksi COVID-19.

Sebab, sampai saat ini masih banyak penduduk yang terinfeksi COVID-19. Hal itu dapat meningkatkan antibodi orang yang terinfeksi. Namun, kontribusi terbesar kekebalan yang terbentuk adalah dengan vaksinasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bangkitkan Layanan Kesehatan Pasca Pandemi

Pasien positif Covid-19 bercengkerama saat menjalani isolasi di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (21/2/2022). Data per Senin (21/2) mencatat sebanyak 2.956 orang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran atau berkurang 222 pasien dari hari kemarin. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pandemi COVID-19 telah mengajarkan bahwa tak ada satupun orang yang di dunia yang aman. Dibutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih siaga, antisipatif, responsif dan tangguh dalam menghadapi ancaman masalah kesehatan yang terjadi saat ini maupun di masa yang akan datang.

Selain fokus penanganan pandemi COVID-19, Kemenkes juga dihadapkan menangani penanganan Penyakit Tidak Menular (PTM). Penanganan ini utamanya mulai dibangkitkan sebagai persiapan menuju pasca pandemi.

Kemenkes menyusun langkah konkrit dengan melakukan transformasi sistem kesehatan yang fokus pada enam pilar, salah satunya transformasi layanan rujukan yang bertujuan mendekatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, sebagai wujud transformasi layanan rujukan, pihaknya mengembangkan layanan unggulan dan jejaring pelayanan rujukan untuk penanganan empat penyakit tidak menular yakni stroke, kanker, jantung dan ginjal.

Keempat penyakit ini jumlahnya terus meningkat serta menjadi penyebab utama kematian dan berkontribusi pada besarnya biaya kesehatan.

“Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan layanan kesehatan terhadap penyakit katastropik terutama di Daerah Terluar, Pedalaman dan Kepulauan (DTPK). Kita perlu dorong, karena pelayanan rujukan rumah sakit sangat penting untuk masyarakat,” kata Dante dalam keterangan resmi pada 11 Agustus 2022.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Permudah Akses Layanan Kesehatan

Pasien Covid-19 berada di kamar tower RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (7/3/2022). Pemerintah menurunkan status PPKM menjadi level 2 untuk wilayah Jabodetabek dan Surabaya dikarenakan penurunan kasus konfirmasi harian dan juga rawat inap rumah sakit. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Untuk layanan penyakit jantung misalnya, lanjut Dante Saksono Harbuwono, sekarang ini belum banyak kabupaten/kota yang mampu melakukan pemasangan ring jantung. Tak jarang, pasien harus menunggu dalam jangka waktu yang lama bahkan ada juga yang memilih berobat ke luar negeri.

“Transformasi ini (transformasi layanan rujukan) harus segera kita lakukan untuk mempermudah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan di Indonesia. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi mengantre lama demi bisa berobat,” ujarnya.

Melalui transformasi transformasi layanan rujukan, 514 Kabupaten/Kota ditargetkan memiliki rumah sakit yang mampu melakukan pelayanan kesehatan untuk keempat penyakit katastropik stroke, kanker, jantung dan ginjal.

“Visi mempercepat cakupan pelayanan rumah sakit untuk empat penyakit katastropik sedang kita lakukan dengan mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat. Kami targetkan 34 provinsi memiliki minimal satu RS tingkat paripurna/utama dan 507 kabupaten/kota memiliki minimal satu RS tingkat menengah,” pungkas Wamenkes Dante.

Demi mencapai target tersebut, pengembangan layanan rumah sakit akan dilakukan bertahap. Tahap pertama, progres ditargetkan mencapai 50 persen di tahun 2025, sedangkan tahap kedua ditargetkan rampung 100 persen pada tahun 2027.


Kembangkan Layanan Kesehatan Prioritas

Pelepasan salah satu tenaga kesehatan yang meninggal akibat terpapar COVID-19 di RSDC Wisma Atlet, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Pelepasan jenazah Tiur Octavia yang meninggal setelah dirawat di RS Persahabatan dihadiri ratusan rekan tenaga kesehatan RSDC. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Guna mencapai target pengembangan layanan rumah sakit rujukan, Wamenkes Dante Saksono menekankan, Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan komitmen dan kolaborasi lintas sektor termasuk sektor swasta untuk membantu pemerataan akses dan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih optimal.

“Banyaknya rumah sakit swasta dengan sumber dayanya diharapkan dapat berperan aktif untuk mendukung program pemerintah, yakni mengembangkan center of excellence dan mengembangkan layanan prioritas Kardiovaskular, Kanker, Stroke dan Uronefrologi," harapnya.

"Kita perlu perkuat dalam kerangka penyediaan layanan kesehatan yang bermutu, berkualitas dan mudah diakses masyarakat."

Pada kesempatan berbeda, Menkes Budi Gunadi menuturkan, Kemenkes punya target bahwa rumah sakit di seluruh provinsi pada 2024, harus bisa melayani penyakit jantung, stroke, dan kanker.

“Akses layanan dan standar layanan tertentu untuk jantung, stroke, dan kanker saya mau rata tersedia di seluruh provinsi,” ucapnya dalam keterangan, Selasa (31/5/2022).

Setiap rumah sakit dengan dokter yang berprestasi akan dipertemukan dengan dokter dari negara lain untuk menjalin kerja sama. Dokter-dokter yang terbaik dari luar negeri akan didatangkan ke Indonesia untuk meningkatkan kapasitas dokter Indonesia.

Infografis Seruan WHO Akhiri Pandemi COVID-19 di 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya