Liputan6.com, Jakarta - Bio Farma (Persero) mengumumkan telah berhasil mendistribusikan 439 juta Dosis Vaksin Covid 19. Sebanyak 432 juta dosis diantaranya telah berhasil disuntikkan untuk membangun imunitas rakyat di seluruh pelosok negeri.
Direktur Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, hingga pertengahan Agustus 2022, pendistribusian 439 juta dosis vaksin Covid-19 ini berhasil dilakukan ke 34 Provinsi di Indonesia.
Advertisement
"Indonesia termasuk negara yang cepat dalam mendapatkan vaksin COVID-19 karena seperti yang kita ketahui bahwa jumlah populasi Indonesia sangat besar. Sehingga kita perlu segera mengusahakan untuk mendapatkan vaksin COVID-19 untuk penanganan penyebaran penyakit agar tidak semakin banyak masyarakat yang tertular COVID-19," ujar Honesti, dikutip dari keterangan tertulis pada Rabu (17/8/2022).
Vaksin yang telah didistribusikan ini merupakan vaksin yang didapatkan Indonesia melalui kerjasama bilateral dan multilateral.
Bio Farma membeberkan, keberhasilan pendistribusian yang dimulai sejak Januari 2021 sampai 15 Agustus 2022 didukung oleh inovasi yang dihasilkan Bio Farma yaitu program Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV).
Sebagai informasi, SMDV merupakan suatu sistem penjamin distribusi vaksin yang dapat memberikan informasi mengenai keamanan, keaslian dan kualitas produk selama proses distribusi, serta dapat mendeteksi adanya potensi gangguan selama proses distribusi secara cepat.
SMDV ini memanfaatkan teknologi digital seperti Internet of Things (IoT), Track and Trace, Transport Management System, dan BI Dashboard yang terintegrasi secara bertahap dengan sistem lain di dalam dan di luar distributor vaksin.
Sistem ini dapat dipantau melalui Command Center yang terpusat di Bio Farma sehingga memudahkan pemantauan distribusi vaksin secara real time.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Produksi Vaksin Covid-19 dalam Negeri Sebagai Kemandirian Kesehatan Nasional
SMDV berdampak pada peningkatan jumlah titik distribusi sebanyak 18 kali lipat, dari awalnya 34 titik di tingkat provinsi menjadi 626 titik distribusi di tingkat Kabupaten/Kota.
Sehingga semakin cepat vaksin Covid-19 diterima oleh masyarakat dari berbagai pelosok wilayah di Indonesia. Selain itu seluruh transaksi distribusi vaksin dapat dipertanggungjawabkan dan dapat terpantau oleh sistem secara real-time,dari suhu vaksin selama proses pendistribusian hingga penyimpanan.
Saat ini, Bio Farma tengah mengupayakan ketahanan nasional melalui kemandirian Kesehatan nasional dengan memproduksi vaksin COVID-19 Indonesia.
Vaksin COVID-19 Indonesia telah melalui tahapan uji klinis tahap 1 di bulan Februari 2022 dan tahap 2 pada bulan April 2022.
"Bio Farma saat ini sedang menyelesaikan tahapan uji klinis fase 3 dan telah mendaftarkan uji klinis fase 3 sebagai rangkaian proses untuk mendapatkan Izin Edar dalam Keadaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari Badan POM," kata Honesti.
Vaksin Covid 19 Indonesia ini diharapkan nantinya dapat digunakan untuk vaksinasi Booster dan vaksinasi anak, disamping untuk vaksinasi dosis kesatu dan kedua.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Vaksin Covid-19 Buatan Bio Farma Hampir 80 Persen Pakai Kandungan Lokal
Vaksin Covid-19 buatan Indonesia yang digagas oleh Bio Farma, memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 79,5 persen. Angka ini melampaui standar TKDN yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian, yakni sebesar 40 persen.
Hal ini menunjukkan sejalan dengan program Kementerian Perindustrian tentang Peningkatan Penggunaam Produk Dalam Negeri (P3DN). Tujuannya meningkatkan daya saing dan industri nasional.
Corporate Secretary & Investor Relation Bio Farma Rifa Herdian menyebut perhitungan TKDN untuk Industri Farmasi, berdasarkan pada self-assessment process base (berbasi pada proses pembuatan vaksin), vaksin Covid-19, memberikan hasil sebesar 79,50 persen.
"Berdasarkan Self-assessment Vaksin Covid-19 Indonesia ini, berdasarkan pada Bahan Baku, Penelitian dan Pengembangan, Proses Produksi, dan proses pengemasan. Berdasarkan perhitungan, Vaksin ini memberikan angka 79,5 persen, jauh diatas angka TKDN Standar yakni 40 persen”, ungkap Rifa dalam keterangannya, Jumat (12/8/2022).
TKDN ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah, untuk menguatkan struktur industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan produk impor.
Bagi industri farmasi, dasar hukum dan ketentuan komponen TKDN, berdasarkan pada Instruksi Presiden No 6 Tahun 2016 Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan dan Peraturan Menteri Perindustrian no 16 Tahun 2020 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Produk Farmasi.
Ia berharap dengan tingginya komponen dalam negeri untuk vaksin Covid-19 Indonesia buatan Bio Farma ini, memberi arti kalau bangsa Indonesia mampu. Serta memiliki kompetensi yang tidak kalah dengan negara maju dalam pembuatan vaksin Covid-19.
Bahkan Indonesia akan menjadi negara ke-6 di dunia yang mampu memproduksi sendiri vaksin Covid-19.