Liputan6.com, Bangkok - Mantan presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, yang melarikan diri dari negara kepulauan yang dilanda krisis bulan lalu di tengah protes massal, diperkirakan akan kembali ke negara itu minggu depan. Demikian menurut informasi dari seorang menteri senior.
Menteri Luar Negeri Sri Lanka Ali Sabry mengatakan kepada CNN Rabu 17 Agustus 2022 malam bahwa pemerintah Sri Lanka telah diberitahu tentang kembalinya Rajapaksa "melalui saluran diplomatik."
Advertisement
"Secara resmi kami tidak memiliki peran dalam pengembalian. Dia adalah warga negara Sri Lanka dan dapat melakukan perjalanan sesuai keinginannya," kata Sabry seperti dikutip dari CNN, Kamis (18/8/2022).
Sepupu Rajapaksa yang terasing, Udayanga Weeratunga, mantan Duta Besar Sri Lanka untuk Rusia, mengatakan kepada wartawan hari Rabu bahwa mantan pemimpin itu akan kembali pada 24 Agustus.
Gotabaya Rajapaksa berada di Thailand setelah melarikan diri dari Sri Lanka pada bulan Juli dengan pesawat militer ke Maladewa. Ia kemudian melakukan perjalanan ke Singapura, beberapa hari setelah pengunjuk rasa yang marah menyerbu kediaman dan kantor resminya.
Dia mengajukan pengunduran dirinya dari Singapura sebagai presiden Sri Lanka, sementara kemarahan publik tumbuh atas dugaan salah urus ekonomi.
Keluarnya mantan pemimpin dengan tergesa-gesa itu merupakan momen bersejarah bagi negara berpenduduk 22 juta jiwa, yang diperintah oleh anggota keluarga Rajapaksa dengan tangan besi selama dua dekade terakhir.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kepulangan Gotabaya Rajapaksa Kobarkan Ketegangan Politik?
Kemarahan telah tumbuh di Sri Lanka selama berbulan-bulan setelah cadangan devisa negara itu anjlok ke rekor terendah, dengan dolar habis untuk membayar impor penting termasuk makanan, obat-obatan dan bahan bakar.
Saudara laki-laki Gotabaya Rajapaksa, Mahinda Rajapaksa, terpaksa mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Mei karena kemarahan publik meningkat atas krisis tersebut.
Kepergiannya terjadi pada hari kekacauan dan kekerasan yang memuncak dengan polisi memberlakukan jam malam di seluruh negeri.
Presiden Sri Lanka saat ini, Ranil Wickremesinghe dilaporkan mengatakan pada akhir Juli bahwa "bukan waktu yang tepat" bagi Gotabaya Rajapaksa untuk kembali ke negara itu karena dapat mengobarkan ketegangan politik.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Eks Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Tiba di Thailand, Putuskan Cari Suaka?
Sebelumnya dilaporkan, mantan presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa terbang dengan jet pribadi dari Singapura ke Thailand pada hari Kamis 11 Agustus 2022, menurut seorang pejabat tinggi polisi yang mengetahui langsung pergerakannya.
Sumber itu, seperti dikutip dari CNN, Jumat (12/8/2022), mengatakan jet Gotabaya Rajapaksa mendarat di Bandara Don Mueang Bangkok dan masa tinggalnya di Thailand akan diperlakukan secara rahasia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Tanee Sangrat mengatakan dalam sebuah posting media sosial Rabu 10 Agustus bahwa Thailand telah menerima permintaan dari Rajapaksa untuk memasuki negara itu.
Sangrat mengatakan bahwa sebagai pemegang paspor diplomatik Sri Lanka, Rajapaksa dapat memasuki Thailand tanpa visa hingga 90 hari, menekankan masa tinggal pemimpin yang digulingkan itu bersifat sementara dan dia tidak mencari suaka politik.
Rajapaksa awalnya melarikan diri dari Sri Lanka ke Maladewa pada Juli lalu di tengah protes massal anti-pemerintah, sebelum terbang ke Singapura di mana ia mengajukan pengunduran dirinya via email dan mengirimkan surat aslinya ke parlemen.
Sri Lanka Izinkan Kapal Militer China Berlabuh di Pelabuhan Hambantota, India Cemas
Selain itu, Sri Lanka telah memberikan izin kepada China untuk memperbolehkan kapal militer-nya, Yuan Wang 5 (kapal pelacak misil dan udara), untuk berlabuh di pelabuhan Sri Lanka Hambantota yang dikelola Tiongkok.
Rencana tersebut telah memicu India menyuarakan kekhawatirannya, demikian seperti dikutip dari MSN News, Minggu (14/8/2022).
Pelabuhan Hambantota adalah yang paling selatan di Sri Lanka.
Hambantota telah menjadi pelabuhan yang dikelola China sejak 2017 ketika Sri Lanka dan China menandatangani sewa 99 tahun setelah Kolombo berjuang untuk membayar sewa.
Kapal survei Yuan Wang 5 digambarkan oleh analis keamanan sebagai generasi terbaru dari kapal pelacak ruang angkasa China yang mampu memantau satelit, roket, dan rudal balistik antarbenua.
Washington mengatakan kapal kelas Yuan Wang dioperasikan oleh Pasukan Dukungan Strategis Tentara Pembebasan Rakyat China.
Advertisement