Liputan6.com, Jakarta Pecinta sepak bola era 1990-200an tentu tidak asing lagi dengan sosok Jurgen Klinsmann. Dia adalah mantan punggawa Timnas Jerman yang berposisi sebagai pemain depan.
Klinsmann cukup tajam dalam urusan mencetak gol. Namun, dia memiliki julukan dari suporter yang membuat namanya tercoreng.
Advertisement
Klinsmann dicap sebagai pemain yang kerap melakukan diving di lapangan. Bahkan yang sangat diingat publik adalah ketika Jerman berlaga di partai final Piala Dunia 1990 melawan Argentina.
Kala itu Klinsmann mencoba melakukan diving dengan gaya seolah-olah dia terbanting keras di lapangan.
Wasit yang memimpin pertandingan menganggap itu adalah sebuah pelanggaran yang bertepatan berada di kotak penalti.
Diving Klinsmann berhasil. Akhirnya Andreas Brehme yang mengambil inisiatif tendangan penalti sukses menjebol gawang Argentina.
Gol tersebut sekaligus membawa Jerman memenangi Piala Dunia untuk ketiga kalinya.
Pada Piala Dunia selanjutnya, atau Piala Dunia 1994 Amerika Serikat, Klinsmann kembali menjadi sorotan.
Namun, kali ini bukan karena sikap tidak sportifnya. Melainkan karena gol indahnya ke gawang Korea Selatan.
Momen tersebut terjadi pada laga ketia Grup C melawan Korea Selatan. Jerman membangun serangan cepat dari sisi kanan.
Dengan dua pemain bertahan Korea di belakang, Klinsmann tampaknya tidak punya ruang untuk menerima umpan Thomas Hassler.
Tapi, dia tahu apa yang akan dia lakukan. Dengan bagian luar sepatu kanannya, Klinsmann menjentikkan bola yang berputar ke udara dan, dengan tendangan voli gaya karate, bola melewati Choi In-young dan masuk ke sudut gawang Taegeuk Warriors.
Cetak 2 Gol
Gol itu sekaligus membuka keunggulan Jerman atas Korea Selatan. Delapan menit kemudian, Jerman menggandakan keunggulan melalui Karl-Heinz Riedle. Dia memanfaatkan bola muntah di depan gawang.
Pada menit ke-37, Klinsmann kembali mencatatkan namanya di papan skor. Memenangkan duel dengan pemain belakang, dia berhasil melepaskan tendangan voli kaki kanan.
Bola sempat memantul dan memperdaya Choi In-young untuk memungut bola yang ketiga kali dari gawangnya.
Advertisement
Korea Nyaris Bangkit
Keunggulan tiga gol di babak pertama memuat Jerman menurunkan intensitas serangannya. Momen itu membuat Korsel menjadi leluasa melancarkan serangannya.
Tujuh menit babak kedua berjalan, Korsel berhasil memperkecil kedudukan. Hwang Sun-hong berhasil menetak gol setelah berhasil lepas dari jebakan offside.
Pada menit ke-63, Hong Myung-bo berhasil menipiskan jarak. Hebatnya lagi, gol ini tak kalah indah dari apa yang Klinsmann lakukan.
Hong Myung-bo melepaskan tendangan gledek dari luar kotak penalti. Bola meluncur deras ke arah sudut kanan. Kiper Jerman, Bodo Illgner gagal menyelamatkan gawangnya.
Duel kembali berlangsung sengit. Pada akhirnya, Jerman berhasil mempertahankan keunggulannya dengan menang 3-2.
Juara Grup
Kemenangan itu membuat Jerman lolos ke babak 16 besar denga status juara bertahan. Mengoleksi poin tujuh tanpa kekalahan.
Di babak 16 besar, Jerman bertemu dengan Belgia. Klinsmann dan kolega berhasil menang dengan skor 3-2. Klinsmann kembali menyumbang gol untuk timnya dan lolos ke babak perempat final.
Akan tetapi, langkah sang juara bertahan harus terhenti pada fase ini. Mereka ditumbangkan Bulgaria dengan skor 1-2.
Secara mengejutkan timnas Bulgaria sukses menyingkirkan Jerman yang saat itu berstatus sebagai juara bertahan dan finalis di tiga edisi Piala Dunia sebelumnya.
Bermain di Giants Stadium, New Jersey, Amerika Serikat, pada 10 Juli 1994, timnas Bulgaria sukses meraih kemenangan dengan skor 2-1.
Sempat tertinggal dari gol penalti Lothar Matthaus pada menit ke-47, Bulgaria sukses membalikkan keadaan melalui dua gol dalam tiga menit yang dicetak Hristo Stoichkov (menit ke-75) dan Iordan Letchkov (78').
Advertisement
Jadi Pelatih
Setelah pensiun dari pesepak bola, Klinsmann melanjutkan kariernya sebagai pelatih. Dia pernah menjabat sebagai juru taktik Timnas Jerman yang berhasil menempati peringkat 3 pada Piala Dunia 2006.
Klinsmann juga pernah melatih Timnas Amerika Serikat (2011-2016), pria yang kini telah mendapat kewarganegaraan 'Negeri Paman Sam' itu mempersembahkan trofi Piala Emas 2013.
Klinsmann juga pernah membesut klub, yakni Bayern pada musim 2008/09. Namun, belum semusim penuh sudah dipecat duluan lantaran prestasi timnya bobrok.
Klinsmann juga sempat dipercaya menangani Hertha Berlin. Namu, setelah 77 hari, dia memutuskan untuk mundur dari jabatannya.