Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) optimistis penggabungan usaha atau merger akan berdampak positif utamanya bagi brand IM3 milik Indosat dan 3 milik Hutchison.
President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha mengatakan, baik IM3 maupun 3 merupakan dua provider telekomunikasi yang saling melengkapi. Sehingga bergabungnya kedua perusahaan yang menaunginya akan memperkaya dari sisi pengguna.
Advertisement
"Merk IM3 dan 3 sangat saling melengkapi. Jadi, keuntungan pertama yang bisa dirasakan dari merger adalah basis pelanggan kami yang tercatat lebih dari 96 juta pelanggan pada semester I 2022,” kata Vikram dalam paparan publik perseroan, Kamis (18/8/2022).
Jumlah pelanggan selular itu naik 59,7 persen dibanding semester I 2021 sebesar 60,3 juta pelanggan. Rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU) untuk pelanggan seluler pada semester I 2022 adalah sebesar Rp 33,5 ribu, turun 1,3 persen dibandingkan semester I 2021.
Dari sisi jaringan, perseroan menargetkan untuk bisa mengintegrasikan 43 ribu jaringan usai merger. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan pelayanan lebih baik bagi pelanggan perseroan.
Director and Chief Regulatory Officer, Muhammad Danny Buldansyah mengatakan, saat ini sudah lebih dari 12 ribu jaringan telah terintegrasi. Sisanya akan dikebut pada akhir tahun ini atau paling lambat kuartal I 2023.
"Kalau dilihat dari plan atau rencana awal ini sebetulnya selesai dalam waktu 2 tahun. Tapi kita melakukan percepatan yang luar biasa sehingga bisa terjadi 12 ribu site sampai saat ini. Dan kami yakin bahwa target kami sampai akhir tahun ini sudah sebagian besar akan terintegrasi pada 2022,” kata dia.
Seiring rampungnya integrasi jaringan, Danny mengatakan, berdampak positif terhadap operasional di mana coverage menjadi lebih luas. Di saat bersamaan, kualitas jaringan juga akan menjadi lebih baik sehingga bisa menciptakan customer experience yang lebih baik.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Biang Kerok Laba Indosat Turun 41,7 Persen pada Semester I 2022
Sebelumnya, PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 50,3 persen menjadi Rp 22,53 triliun dari Rp 14,98 triliun pada semester I 2021. Sayangnya, raihan itu tak berbanding lurus dengan perolehan laba perseroan.
Pada semester I 2022, Indosat mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 41,75 persen menjadi Rp 3,26 triliun dari Rp 5,6 triliun pada semester I 2021. Sehingga laba per saham dasar menjadi Rp 406,57 dari sebelumnya Rp 1.030.
Director & Chief Financial Officer IOH, Nicky Lee menjelaskan, ada beberapa hal yang berkontribusi terhadap laba bersih perseroan pada semester I 2021. Salah satunya penjualan dan sewa menara yang tercatat menyumbang Rp 6,17 triliun. Sementara untuk tahun ini tidak ada transaksi serupa yang dicatatkan, sehingga ada selisih signifikan.
"Jadi ada pendapatan dari jual dan sewa balik menara yang sangat besar, yang hanya terjadi sekali. Dan pada paruh pertama 2022, kami berhasil menyelesaikan aliansi kami membentuk usaha patungan pada bisnis Data Center dengan grup BDX. Sehingga membantu berkontribusi untuk pendapatan," ujar Nicky dalam paparan publik perseroan, Kamis (18/8/2022).
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kinerja Perseroan
Mengutip laporan keuangan perseroan, pada semester I 2021 Indosat mencatatkan keuntungan dari jual dan sewa menara senilai RP 6,17 triliun, maka pada semester I 2022 perseroan mencatatkan keuntungan yang dialokasikan dengan hilangnya pengendalian atas entitas anak sebesar Rp 3,58 triliun. Dengan asumsi dua transaksi itu tidak terjadi, Nicky mengatakan laba bersih perseroan tercatat masih tumbuh.
"Jika anda kembali melihat jumlah yang sebenarnya, tidak termasuk item yang terjadi satu kali namun signifikan, anda lihat sebenarnya ada pertumbuhan yang cukup baik dari tahun ke tahun,” kata dia.
Adapun laba usaha perseroan pada semester I 2021 tercatat sebesar Rp 7,07 triliun. Dengan asumsi keuntungan jual dan sewa menara sebesar Rp 6,17 triliun tidak dicatatkan, laba usaha akan menjadi Rp 906,53 miliar. Sementara laba usaha pada semester II 20222 tercatat sebesar Rp 6,1 triliun.
Dengan asumsi keuntungan yang diasosiasikan dengan hilangnya pengendalian atas entitas anak sebesar Rp 3,6 triliun tidak dicatatkan, maka laba usaha menjadi Rp 2,52 triliun.
Tebar Dividen
Sebelumnya, pemegang saham PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), menyetujui rencana pembagian dividen tunai sekitar Rp 7 triliun atas laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2021.
Hal itu disepakati dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Indosat yang digelar Kamis, 18 Agustus 2022.
"RUPSLB menyetujui pembagian dividen tunai dengan total hampir Rp 7 triliun," ungkap Director and Chief Regulatory Officer IOH, Muhammad Danny Buldansyah dalam paparan publik usai RUPSLB, Kamis (18/8/2022).
Besaran dividen yang dibagikan terdiri dari seluruh laba bersih perseroan tahun buku 2021 sebesar Rp 6,75 triliun, ditambah dengan sebagian laba ditahan yang belum dicadangkan sampai dengan 31 Desember 2021 sebesar Rp 249,1 miliar.
Dalam kesempatan yang sama, President Director & CEO IOH, Vikram Sinha mengatakan, pada Desember lalu perseroan telah membagikan dividen interim sebesar Rp 4,99 triliun atau setara setara Rp 920,14 per saham. Sementara sisanya sekitar Rp 2 triliun 2 akan dibagikan pada September 2022.
"Sisanya sekitar Rp 2 triliun atau Rp 248,06 per saham akan dibayarkan pada pemegang saham selambat-lambatnya 21 September 2022,” kata dia.
Advertisement
Selanjutnya
Perseroan mencatatkan kinerja gemilang sepanjang 2021. Perseroan berhasil membukukan pendapatan Rp 31,4 triliun, tumbuh 12,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Raihan itu ditopang layanan selular dengan kontribusi 80,9 persen atau Rp 25,4 triliun.
Kemudian multimedia, komunikasi data, internet (MIDI) 17,3 persen atau Rp 5,42 triliun.. Serta telekomunikasi tetap menyumbang 1,8 persen atau Rp 574,84 miliar. Sejalan dengan kenaikan pendapatan, Indosat berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 6,75 triliun, meningkat sebesar Rp 7,5 triliun, atau berbanding dari posisi tahun sebelumnya yang catatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 630,16 miliar.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 18 Agustus 2022, saham ISAT stagnan di posisi Rp 7.325 per saham. Saham ISAT dibuka stagnan Rp 7.325 per saham.
Saham ISAT berada di level tertinggi Rp 7.425 per saham dan terendah Rp 7.200 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.469 kali dengan volume perdagangan 58.633 saham. Nilai transaksi Rp 42,9 miliar.