Liputan6.com, Jakarta Komisi I DPR RI akan menggelar rapat dengan TNI pekan depan. Rapat tersebut, terkait penembakan kucing yang dilakukan seorang jenderal bintang satu berinisal NA di Sesko TNI, Bandung, Kamis (18/8/2022).
"Kita harus dalami. Kita juga akan melangsungkan rapat dengan TNI. Ini juga menjadi isu aktual terkait secara umum," kata Anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Demokrat Rizki Aulia Rahman, kepada wartawan, Jumat (19/8).
Advertisement
Dia mengungkapkan, Komisi I sudah membahas kasus Brigjen NA ini dalam rapat internal. Dan rencananya akan mulai rapat dengan TNI pada minggu depan.
"Sedang dibahas dalam rapat internal. Minggu depan kita sudah mulai, tentu dibagi jadwalnya dengan mitra terkait di Komisi I. Tapi dalam waktu dekat minggu depan kita bisa menjalankan rapat dengan bidang pertahanan juga TNI," ungkapnya.
Kemudian, politikus Partai Demokrat itu pun minta agar TNI melakukan evalusi terhadap penggunaan senjata api. Agar kasus tersebut tidak terulang kembali.
"Tentu kami mendorong TNI untuk bisa mengadakan evaluasi secara konsisten. Jadi evaluasi bukan pertahun, evaluasi bukan perbulan, tapi terus bisa ditekankan untuk bisa menjaga kedisiplinan dari anggota TNI itu sendiri," ucapnya.
"Tentu kalau untuk penembakan kucing ini udah cukup serius karena memamg mereka dilatih ditugaskan untuk memakai senjata api. Kehormatan TNI harus bisa dijaga," sambung Rizki.
Selain itu, dia meminta agar kasus penembakan kucing dikupas tuntas. Agar citra TNI tidak rusak karena segelintir oknum yang tidak disiplin.
"Kita dari komisi I tidak ingin melihat ada tindakan-tindakan indisipliner satuan TNI, tentu kita berharap diusut tuntas baik itu paspampers baik itu penembakan kucing dan seterusnya, tentu kita harapkan jangan sampai karena ada segelintir oknum, segelintir orang dalam satuan TNI yang bertindak inidisipliner bisa merusak secara utuh citra dari satuan TNI itu sendiri," imbuhnya.
Evaluasi Penggunaan Senjata
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengatakan perlu ada evaluasi penggunaan senjata ditubuh TNI.
"Jadi ini perlu ada evaluasi penggunaan senjata ditubuh TNI agar tidak disalah gunakan," kata Meuty, kepada wartawan, Jumat, (19/8/2022).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, bahwa peluru yang digunakan dibeli oleh uang negara. Yang mana, peluru tersebut bukan untuk menembaki kucing.
"Pertama jelas salah, kucing makhluk Tuhan, tidak untuk dibunuh. Kalaupun tidak bisa menyayangi, ya paling tidak jangan disakiti apalagi dibunuh," tegasnya.
Oleh karena itu, atas insiden tersebut Politikus Partai Golkar ini meminta agar Brigjen NA ditindak tegas.
"Saya minta tindak tegas pelaku penembakan kucing," ujar Meuty.
Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka
Advertisement