Liputan6.com, Jakarta Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Bambang Wuryanto mengatakan, arah kerja sama Pemilu 2024 akan ditentukan ketua umumnya Megawati Soekarnoputri.
Menurut Bambang Wuryanto, saat ini semua kader menunggu komando dari Megawati Soekarnoputri untuk menentukan arah koalisi.
Advertisement
"Bicara soal kerja sama politik itu utamanya adalah ibu ketua umum," ujar Bambang kepada wartawan dikutip Jumat (19/8/2022).
Sebelumnya PDIP membuka peluang kerja sama politik dengan partai pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). PDI Perjuangan akan menentukan arah apakah berlabuh dengan koalisi Gerindra-PKB atau Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Golkar, PPP dan PAN.
Namun, Bambang belum bisa memastikan ke mana PDIP akan melakukan kerja sama politik. Menurutnya kader PDIP yang mungkin tahu adalah Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.
"Mungkin Pak Sekjen denger karena beliau dekat, kan gitu Hampir day to day ketemu, mungkin beliau dengar. Tetapi saya nggak tahu," ujarnya.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, peluang PDIP berkoalisi dengan partai-partai yang saat ini mengusung Presiden Joko Widodo besar. Tidak hanya dengan Gerindra-PKB, PDIP juga membuka peluang dengan koalisi Golkar.
"Tidak hanya dengan Gerindra PKB, PPP, kemudian dengan Golkar. Pendeknya dengan seluruh parpol yang mengusung Pak Jokowi," ujar Hasto ditemui saat perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-77 di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu 17 Agustus 2022.
PDIP punya skala prioritas hari ini untuk membantu masyarakat. Akan pada saatnya PDIP menentukan bandul arah kerja sama politik Pemilu 2024.
"Sementara bagi kami presiden dan wakil presiden yang memilih rakyat. Sehingga turun ke rakyat itu yang menjadi skala prioritas dan yang nantinya akan bermuara pada kerja sama itu. PDIP akan ikut menentukan ke arah bandul mana kerja sama itu dikerucutkan," ujar Hasto.
Soal PDIP Koalisi dengan Partai Lain, Puan: Tunggu Tanggal Mainnya
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, mengaku akan segera bertemu dengan ketua umum partai politik.
"Secepatnya tunggu tanggal mainnya ya. Yang pasti Insya Allah saya akan ketemu dengan ketum-ketum parpol sesuai dengan penugasan yang ada di Rakernas PDIP," ujar Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 16 Agustus 2022.
Ketua DPR RI ini belum menyebut dengan siapa PDIP akan bertemu dalam waktu dekat. Hanya ia pastikan safari politik itu akan dilakukan setelah hari kemerdekaan.
"Setelah tanggal 17 pasti nanti media akan diberi tahu," kata Puan.
Sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melalui Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto mengatakan, peluang PDIP berkoalisi dengan partai-partai yang saat ini mengusung Presiden Joko Widodo besar.
Tidak hanya dengan Gerindra-PKB, PDIP juga membuka peluang dengan koalisi Golkar.
Partai-partai yang saat ini mendukung Presiden Joko Widodo punya hubungan yang dekat. Para ketua umum partai sering bertemu.
"Seluruh partai politik yang saat ini mengusung pemerintahan pak Jokowi kan di antara para ketua umum sering ketemu. Bersama dengan bapak presiden dengan kiai haji Ma'ruf Amin kami sering berdialog," ujar Hasto.
Advertisement
PDIP Ogah Berkoalisi dengan Demokrat dan PKS
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan pihaknya menutup pintu kerja sama dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat di Pemilu 2024.
Pernyataan Hasto itu menjawab pertanyaan terkait potensi PDIP merapat ke koalisi PKS-NasDem.
"Kalau dengan PKS tidak,” kata Hasto di sela Sekolah Partai PDIP, Kamis 23 Juni 2022.
Hasto lantas menyampaikan selamat atas kesepakatan antara PKS-NasDem untuk Pemilu 2024.
“Ya itu bagus sekali, ada partai yang secara dini sudah membangun koalisi antara NasDem-PKS. PDIP mengucapkan selamat atas koalisi NasDem dan PKS tersebut,” kata Hasto.
Sama seperti dengan PKS, Hasto menegaskan PDIP sulit untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat. “Sebagai Sekjen memang tidak mudah untuk bekerja sama,” tegas dia.
Hasto menyebut melihat sejarah kedua partai, maka koalisi akan sulit dilakukan. Apalagi, kultur pendukung PDIP sangat berbeda dengan Demokrat. Menurut dia, pendukung PDIP adalah wong cilik dan berbeda dengan pendukung Demokrat.
“Koalisi harus melihat emosional bonding pendukung PDI, pendukung PDIP adalah rakyat wong cilik yang tidak suka berbagi bentuk kamuflase politik. Rakyat itu apa adanya, rakyat yang bicara dengan bahasa rakyat, sehingga aspek-aspek historis itu tetap dilakukan,” tegasnya.
Sementara itu, Hasto menyebut PDIP saat ini belum akan mengumumkan kerja sama dengan parpol mana pun, PDIP masih akan fokus turun ke rakyat.
“Bagi PDIP keyakinan turun ke bawah ke desa-desa menyerap aspirasi masyarakat,” pungkasnya.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com