Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Susilaningtias melaporkan beberapa tanda yang ditemukan pada istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (PC) terkait kesehatan kejiwaan ada tanda Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) disertai kecemasan dan depresi.
“Ditemukan potensi risiko keberbahayaan terhadap diri sendiri yang ditandai dengan kondisi psikologis menjadi PTSD disertai kecemasan dan depresi,” ujar Susilaningtias dalam konferensi pers di Jakarta, pada Senin, 15 Agustus 2022.
Advertisement
Tanda ini didapatkan setelah pemeriksaan medis dan psikologis oleh LPSK pada Selasa, 9 Agustus 2022. Dari hasil pemeriksaan dan observasi tersebut didapatkan kumpulan tanda dan gejala kesehatan jiwa PC.
Lalu, apa itu PTSD?
Terlepas dari kasus ini, dokter spesialis kedokteran jiwa dari Rumah Sakit Omni Alam Sutera, Andri menjelaskan bahwa PTSD adalah gangguan stres pasca trauma adalah bagian dari gangguan kecemasan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Terkait PTSD
Dalam berbagai literatur, sering ditemukan bahwa PTSD berhubungan dengan suatu peristiwa yang berkaitan dengan terjadinya masalah disintegritas.
“Dulu lebih banyak dikaitkan dengan hal-hal seperti kecelakaan lalu lintas atau peristiwa yang mengancam jiwa. Belakangan mungkin akan dikaitkan juga dengan kekerasan yang terjadi yang dikaitkan dengan trauma psikis dan fisik yang sangat berat.”
“Misalnya dalam peristiwa Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), pemerkosaan, bullying yang sangat berat, dan kondisi-kondisi terkait kekerasan fisik dan psikis lainnya,” ujar Andri dalam video yang diunggah di YouTube pribadinya, Andri Psikosomatik.
Gejala dan tanda dari PTSD tidak terlalu berbeda dengan gangguan kecemasan pada umumnya. Hal yang membedakan adalah, adanya suatu gejala flashback (mengingat kembali) atau reexperience (mengalami kembali) kejadian yang terjadi sebelumnya, imbuh Andri.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Stres Akut Berkelanjutan
Orang yang mengalami PTSD juga bisa mengalami gangguan seperti serangan panik. Kejadian mengerikan di masa lalu seperti kecelakaan lalu lintas juga bisa menyisakan trauma dan stres akut.
Biasanya, dokter mendiagnosis PTSD ketika reaksi stres akut sudah terjadi selama lebih dari satu bulan.
“Jadi kalau seorang dokter mendiagnosis PTSD, kebanyakan reaksi stres akutnya tersebut sudah berlangsung selama lebih dari satu bulan setelah peristiwa itu terjadi.”
PTSD bisa tetap berjalan lebih dari 6 bulan sejak kejadian. Jadi, jika ada kondisi kecemasan atau trauma psikis yang berkaitan dengan peristiwa yang mengganggu disintegritas jiwa maupun fisik maka dalam 6 bulan gejala-gejalanya masih bisa terjadi dan gejala-gejala ini masih bisa digolongkan dalam gejala PTSD.
Ia juga menjelaskan terkait tipikal pasien-pasien orang yang menyandang gangguan kecemasan. Menurutnya, orang dengan gangguan kecemasan memiliki kepribadian yang perfeksionis. Ini bukan gangguan melainkan suatu proses kepribadian di mana orang-orang seperti ini biasanya sangat perhatian pada detail.
Tipikal Orang dengan Gangguan Cemas
Orang dengan kepribadian perfeksionis juga diartikan sebagai orang yang menginginkan segala hal berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Bagi sebagian orang, kepribadian seperti ini terlihat bagus karena apa yang dikerjakan selalu berjalan dengan baik dan lancar.
“Tapi sayangnya, sering kali punya ketegangan dalam kesehariannya. Karena kita tahu tidak semua hal bisa kita pegang. Banyak kondisi-kondisi dalam kehidupan yang enggak bisa kita pegang.”
Maka dari itu, orang-orang perfeksionis menjadi lebih gampang tegang dan bahkan sering kali rasa tegangnya menjadi lebih dominan.
“Saya sering melihat pasien-pasien saya seperti itu. Maka dari itu, pengobatan gangguan kecemasan itu difokuskan pada bagaimana mengelola kondisi tadi. Jadi mengelola dulu kondisinya menjadi lebih baik dan kita bantu supaya kecemasannya hilang.”
Penggunaan obat dilakukan guna kecemasannya hilang lebih cepat. Pasalnya, mengubah kepribadian itu bukan hal mudah. Ditambah, sering kali kepribadian seperti itu dipengaruhi oleh lingkungan yang menuntut kesempurnaan.
Advertisement