Gandeng Transjakarta, Anak Usaha BNBR Sulap Bus Diesel Jadi Bus Listrik

Pada tahap awal, kerja sama ini akan menghasilkan purwarupa (prototype) bus retrofit, sekaligus menjadi awal dalam pelaksanaan program uji coba bus retrofit oleh PT Transjakarta.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Agu 2022, 16:52 WIB
PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak perusahaan  PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tripartit dengan PT Transjakarta dan Equipmake Limited pada Kamis, 18 Agustus 2022. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak perusahaan  PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tripartit dengan PT Transjakarta dan perusahaan Inggris yang bergerak di bidang pengembangan dan penyediaan electric powertrain solutions, Equipmake Limited.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT Transjakarta, M. Yana Aditya, Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilarsi W. Setijono dan founder sekaligus CEO Equipmake Limited, Ian Foley di Jakarta, Kamis, 18 Agustus 2022.

Gilarsi mengatakan, penandatanganan MoU ini dilakukan untuk mewujudkan komitmen VKTR dalam mengakselerasi penggunaan EV dan pembangunan ekosistem kendaraan berbasis listrik di Indonesia. 

Pada tahap awal, kerja sama ini akan menghasilkan purwarupa (prototype) bus retrofit, sekaligus menjadi awal dalam pelaksanaan program uji coba bus retrofit oleh PT Transjakarta.

"Kerja sama ini menetapkan Transjakarta sebagai pihak yang menyediakan bus konvensional dengan motor bakar (Internal Combustion Engine/ICE) bagi VKTR. Bus konvensional ini kemudian direkayasa melalui proses konversi oleh VKTR menjadi bus berteknologi motor listrik,” kata Gilarsi kepada wartawan, ditulis Jumat (19/8/2022).

Gilarsi menambahkan, sebagai bentuk keseriusan VKTR dalam upaya penguasaan teknologi dan pengembangan kendaraan listrik tanah air, pihaknya telah berinvestasi secara langsung di Equipmake Limited.

Diketahui, perusahaan yang berpusat di Snetterton, Norfolk, Inggris ini bergerak di bidang teknologi pengembangan dan penyediaan electric powertrain untuk berbagai jenis kendaraan listrik.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Uji Coba

Petugas berdiri di depan bus listrik Transjakarta saat peluncuran uji coba bus tersebut di Pool Transjakarta, Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Rabu (8/6/2022). Bus listrik itu akan melalui rute di jalur non Bus Rapid Transit (BRT) yang belum pernah dilalui bus listrik. (merdeka.com/Imam Buhori)

“Bersama Equipmake, kami akan memproduksi bus retrofit yang akan digunakan dalam uji coba yang diperkirakan akan berlangsung selama tiga bulan ke depan ini,” imbuh Gilarsi.

VKTR akan mendata terkait performa kendaraan; mencakup efisiensi energi, jarak tempuh, serta kualitas dan kinerja baterai. VKTR juga akan menyediakan infrastruktur pengisian listrik yang diperlukan untuk mendukung pengoperasian bus retrofit tersebut.

Direktur Utama PT Transjakarta M. Yana Aditya mengatakan, pihaknya menyambut baik kerja sama strategis ini.

Ia berharap, ujicoba ini dapat berhasil dan segera bisa dilaksanakan secara penuh untuk me-retrofit sebanyak sekitar 3.000 bus eksisting milik Transjakarta yang saat ini masih beroperasi menggunakan tenaga diesel dan CNG.

"Ini akan menjadi salah satu bagian penting dalam sejarah transportasi umum berbasis listrik di Jakarta. Mohon doa restunya,” ujar Yana.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


BNBR Bakal Bawa IPO VKTR Teknologi Mobilitas pada 2022

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, sejumlah perusahaan rupanya tengah bersiap mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Teranyar, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mengumumkan rencana untuk mengantarkan anak usahanya, PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Utama dan CEO Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie mengatakan, aksi tersebut sekaligus menjadi langkah pivoting perseroan kepada sustainable business yang ditandai dengan pengembangan industri kendaraan listrik.

"Insya Allah kami akan dapat melaksanakan IPO VKTR di akhir tahun 2022. Dengan langkah ini, diharapkan valuasi VKTR bisa tumbuh pesat dan potensi pengembangan perusahaan ini menjadi terbuka lebih luas lagi,” kata Anin dalam keterangan resmi, Kamis (21/7/2022).

Melalui VKTR, perseroan semakin fokus dengan proyek elektrifikasi transportasi dengan mengembangkan bus listrik untuk sarana transportasi publik.

Pada awal tahun ini, sebanyak 30 unit bus listrik dari BYD-VKTR telah beroperasi di Jakarta sebagai bagian dari armada operasional Trans Jakarta. Anin menambahkan, saat ini VKTR tengah memacu kerja sama dengan banyak pihak, sebagai salah satu strategi perseroan untuk membangun ekosistem industri elektrifikasi yang lengkap dan kuat dari hulu hingga hilir.

"Selain dengan BYD Auto dan perusahaan karoseri lokal Tri Sakti, melalui VKTR, kami telah berinvestasi dan bekerjasama dengan perusahaan teknologi retrofit dan heavy mobility dari Inggris Equipmake dan produsen baterai ramah lingkungan BritishVolt, juga asal Inggris,” imbuh Anin.

Di sisi lain, VKTR juga baru-baru ini telah menandatangani kesepakatan dengan beberapa perusahaan pemasok bahan baku baterai, termasuk perusahaan daerah.


Tambang Nikel Sulteng Pasok Nikel

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melalui entitas anak PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) menyepakati kerja sama dengan PT Tambang Nikel Sulteng (TNS) dalam upaya penyediaan pasokan bijih nikel.

Kesepakatan kerja sama ini dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono dan Direktur Utama TNS Ronny Tanusaputra, di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, 19 Juli 2022.

Sesuai dengan baleid tersebut, TNS akan menyediakan pasokan bijih nikel yang diperoleh dari proses penambangan yang ramah lingkungan kepada VKTR.

Bijih nikel tersebut akan diolah oleh perusahaan patungan (joint venture company) antara VKTR dan pihak lain. Adapun, TNS nantinya juga diberikan peluang untuk memiliki saham di dalam perusahaan patungan tersebut.

"Saat ini VKTR terus berupaya untuk mengambil peran dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air, mengingat Indonesia memiliki cadangan bijih nikel sebanyak 25 persen dari seluruh cadangan dunia," kata Gilarsi dalam keterangan resmi, Rabu, 20 Juli 2022.


Hilirisasi Industri Nikel

Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gilarsi menambahkan, hilirisasi industri nikel bisa menjadikan Indonesia pemain utama dalam bidang produksi baterai lithium. Hilirisasi ini tentunya akan meningkatkan nilai tambah ekonomi secara signifikan. Pada 2022, pemerintah menargetkan produksi olahan nikel tembus di angka 2,58 juta ton.

Menurut Gilarsi, target itu bakal ditopang lewat produksi Feronikel sebesar 1,66 juta ton, Nickel Pig Iron 831.000 ton, dan Nickel Matte 82.900 ton.

"Kita berharap, dalam lima tahun ke depan produksi nikel dalam negeri bisa terus meningkat secara sustainable mengingat melimpahnya cadangan nikel di Indonesia,” kata dia.

Adapun umur cadangan bijih nikel Indonesia dapat mencapai 73 tahun untuk jenis bijih nikel kadar rendah di bawah 1,5 persen atau bijih nikel limonit. Asumsi umur cadangan tersebut berasal dari jumlah cadangan bijih nikel limonit mencapai 1,7 miliar ton dan kebutuhan kapasitas pengolahan di dalam negeri sebesar 24 juta ton per tahun.

Sementara untuk bijih nikel kadar tinggi di atas 1,5 persen atau nikel saprolit, umur cadangannya disebutkan hanya cukup untuk sekitar 27 tahun ke depan.

Hitungan ini berdasarkan asumsi jumlah bijih saprolit sebesar 2,6 miliar ton dan kapasitas kebutuhan biji untuk smelter dalam negeri mencapai 95,5 juta ton per tahun.

"Dengan kecukupan cadangan nikel di Tanah Air, serta dukungan policy yang pro terhadap sustainable industry, kita semua optimis Indonesia akan bisa menjadi pemain global yang dominan ke depannya,” tutur Gilarsi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya