Liputan6.com, Lubuklinggau - Media memiliki peran penting dalam menyebarkan berbagai informasi termasuk informasi kesehatan.
Mengingat hal tersebut, Ketua Komisi Kemitraan dan Infrastruktur Organisasi Dewan Pers A Sapto Anggoro mengingatkan peran penting profesi wartawan dalam menyampaikan informasi.
Advertisement
Menurutnya, jurnalis perlu memahami secara utuh akan konsep jurnalistik agar pembaca lebih kritis dalam menerima informasi atau menyerap berita yang tersaji di media massa. Termasuk isi informasi yang edukatif sesuai kode etik jurnalistik serta etika dalam menyampaikan layanan informasi kesehatan atau kemanusiaan.
Dijelaskan Sapto, kebenaran jurnalistik bersifat relatif dan pers mengejar kebenaran jurnalistik sesuai kaidah dan Undang-Undang Pers.
“Dalam Kode Etik Jurnalistik (KEJ) juga diatur adanya azas keberimbangan (cover both sides) apabila menyangkut masalah dengan pihak lain.”
“Pers semestinya tidak melakukan penghakiman sepihak apabila informasinya menyangkut pihak lain. Perlu klarifikasi. Sebab yang dikejar media itu kredibilitas," ujar Sapto dalam media gathering bersama Siloam Hospitals Silampari di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Kamis (18/8/2022).
Dunia jurnalistik juga berkaitan erat dengan dunia kesehatan. Maka dari itu, Direktur Siloam Hospitals Silampari, dr. Susanti Abdiwijaja, M. Biomed menyebut bahwa kerja sama antara rumah sakit dengan media adalah hal penting.
Untuk itu, pihaknya mengadakan media gathering bersama para wartawan se-Lubuklinggau sebagai bentuk kerja sama guna meningkatkan kualitas informasi dalam layanan kesehatan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Garda Terdepan Layanan Informasi
Jika para dokter dan tenaga medis di rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan lainnya disebut sebagai garda terdepan penanganan penyakit termasuk COVID-19, maka media massa disebut sebagai garda terdepan layanan informasi.
"Sebagai garda terdepan pada layanan informasi bagi masyarakat, media massa berperan penting mengedukasi dan mengingatkan publik dalam lingkup layanan kesehatan,” ujar Susanti dalam kesempatan yang sama.
“Dengan pertemuan ini, diharapkan tali komunikasi berbagi informasi bersama pihak rumah sakit semakin erat, berimbang dan edukatif," tutur Susanti di hadapan sejumlah wartawan yang hadir dari kawasan Lubuklinggau, Musi Rawas dan sekitarnya.
Menurutnya, pertemuan ini diadakan karena kurangnya informasi kesehatan dari media, dan kurangnya masukan data kesehatan.
“Buat teman-teman yang bergerak di kesehatan, termasuk rumah sakit, kalau ada data yang menarik disampaikan saja ke media. Syukur bisa memberi info manfaat pada publik. Kalau tak dimuat ya mungkin bahasanya masih terlalu teknis, makanya perlu ada pelatihan dan pertemuan semacam ini,” kata Sapto.
Advertisement
Menggodok Media Indeks Dewan Pers
Sapto yang turut membidani kelahiran sejumlah media massa berbasis daring juga menyampaikan bahwa pihaknya tengah menggodok Media Index Dewan Pers (MIND).
“Yang nantinya bisa menjadi acuan para pihak yang akan bekerja sama dengan media. Hal ini akan memberikan manfaat buat media dalam menjalin kerja sama dengan pemasang iklan termasuk kerja sama dengan pemerintah daerah. Agar ada referensi.”
"Di sana nantinya juga akan dijelaskan soal media yang spesialisasi. Misal tentang kesehatan, lingkungan, ekonomi dan lainnya. Jadi nantinya referensinya melalui Indeks Dewan Pers", pungkas Ketua Komisi Kemitraan dan Infrastruktur Organisasi Dewan Pers periode 2022 – 2025 itu.