Before Now And Then (Nana) Berlaga di Berlin International Film Festival 2022, Laura Basuki Raih Penghargaan

Satu lagi film Indonesia yang berlaga di Berlin International Film Festival 2022 alias Berlinale, yakni Before Now And Then (Nana) karya sutradara Kamila Andini.

oleh Wayan Diananto diperbarui 20 Agu 2022, 11:40 WIB
Film Before Now And Then (Nana) di ajang Berlinale 2022
Satu lagi film Indonesia yang berlaga di Berlin International Film Festival 2022 alias Berlinale, yakni Before Now And Then (Nana) karya sutradara Kamila Andini.
Kamila Andini dan festival film internasional seolah tak dapat dipisahkan. Setelah Yuni, kini putri sineas Garin Nugroho melahirkan film Before, Now, and Then alias film Nana. Film ini diperkuat barisan bintang kondang dari Happy Salma, Laura Basuki, dan Ibnu Jamil. Berlaga di Berlin International Film Fetsival 2022, film Nana diganjar dua nominasi. (Foto: Dok. Poplicist)
Before, Now and Then (Nana) mengisahkan perempuan Indonesia yang hidup di Jawa Barat dekade 1960-an, yang diangkat dari kisah nyata kehidupan Raden Nana Sunani. Lari dari gerombolan yang ingin menjadikannya istri serta membuatnya kehilangan ayah dan anak, Nana hidup dengan menak Sunda hingga bersahabat dengan salah satu simpanan suaminya. (Foto: Dok. Poplicist)
Melansir dari IMDb, Before, Now and Then (Nana) berlaga di Berlin International Film Festival atau Berlinale yakni festival film besar dunia yang diadakan sejak 1951. Kamila Andini meraih nominasi Golden Berlin Bear untuk Film Terbaik, sementara Laura Basuki menang Silver Berlin Bear untuk Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. (Foto: Dok. Poplicist)
Terkait Nana, Kamila Andini menyebut film periodik Indonesia selalu terkait dengan sesuatu yang besar atau tokoh penting. Lewat Nana, Kamila Andini ingin bercerita perempuan pada umumnya, yang bisa disayangi dengan semua kekurangan dan kelebihannya. “Kebetulan saja ia hidup di masa itu. Tapi kita bisa berefleksi dengan masa itu dan terhubung dengan masa kini. Saya ingin membuat jembatan dari masa lalu ke masa sekarang,” ujarnya lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, pekan ini. (Foto: Dok. Poplicist)
Lebih lanjut, Kamila Andini menyebut perempuan adalah korban zaman yang paling nyata. Meski begitu di setiap zaman, selalu ada sosok perempuan yang tidak pernah sekalipun menjadikan dirinya korban, meski tetap tidak lepas dari pengorbanan. “Bagi saya Nana adalah kisah perempuan yang menjadi korban sebuah era; perang, politik, pemberontakan dan kehidupan sosial patriarki yang ingin mencari arti kebebasannya sendiri,” Kamila Andini mengulas. (Foto: Dok. Poplicist)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya