Liputan6.com, Purwokerto - Beberapa waktu terakhir jagat maya dibikin heboh oleh peristiwa penembakan kucing di Sekso TNI di Bandung, baru-baru ini. Belakangan diketahui, penembak kucing adalah seorang jenderal bintang dua alias Brigjen TNI berinisial NA.
Brigjen TNI NA melakukan tindakan itu dengan maksud menjaga kebersihan dan kenyamanan di lingkungan tempat tinggal atau tempat makan Perwira Siswa Sesko TNI dari banyaknya kucing liar.
NA juga membantah dia melakukan itu karena benci terhadap kucing. Total ada enam ekor kucing ditembak dengan senapan angin.
Baca Juga
Advertisement
Aksi Brigjen NA yang menembak kucing banyak menuai kecamatan publik. Terlebih, dia adalah seorang jenderal yang mestinya punya cara lain yang lebih manusiawi untuk menyelesaikan persoalan kucing tersebut.
Tim Hukum TNI menindaklanjuti proses hukum Brigjen TNI NA, khususnya menyangkut Pasal 66 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Pasal 66A, Pasal 91B UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Seperti diketahui, kucing merupakan hewan kesayangan banyak orang. Kucing bisa menjadi peliharaan yang setia dan menggemaskan. Karena itu, banyak keluarga yang memelihara karena kucing adalah hewan istimewa.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Hewan Kesayangan Rasulullah SAW
Dalam Islam, kucing termasuk hewan yang istimewa. Dalam berbagai riwayat, Rasulullah SAW bahkan memiliki kucing yang sangat disayanginya, bernama Mueza atau Muiza.
Kucing juga termasuk hewan yang jauh dari najis. Ini membuat hewan satu ini dihargai dalam tradisi Islam. Sebagai hewan kesayangan Rasulullah, kucing bahkan masuk dalam hadis-hadis.
Kucing hadir dalam berbagai perjalanan peradaban Islam. Hingga kini kucing menjadi hewan yang dikasihi umat Islam. Bagi umat Islam, kucing adalah hewan yang istimewa karena juga menjadi hewan kesayangan nabi.
Dalam tradisi Islam, kucing dikagumi karena kebersihannya. Mereka dianggap bersih secara ritual, dan dengan demikian diizinkan masuk ke rumah dan bahkan masjid, termasuk Masjid al-Haram.
Bersihnya kucing juga tertuang dalam hadis. Hadis ini menjelaskan tentang kesucian kucing sebagai hewan peliharaan. Berikut hadis-hadis tentang kucing:
Kucing merupakan hewan yang bersih dan terbebas dari najis. Ini tertuang pada hadis yang berbunyi:
“Kucing itu tidaklah najis. Sesungguhnya kucing merupakan hewan yang sering kita jumpai dan berada di sekeliling kita.” (HR. Tirmidzi).
Advertisement
Kucing Hewan Bersih
Air bekas minum kucing juga tetap suci dan bisa tetap digunakan untuk berwudu. Ini sesuai pada hadis:
“Ketika Nabi Muhammad akan berwudhu dihampiri oleh seekor kucing dan kucing tersebut minum di bejana tempat beliau wudhu. Nabi berhenti hingga kucing tersebut selesai minum lalu berwudhu”. (HR Muslim).
Kecuali jika kucing tersebut terlihat ada darah, air kencingnya, kotoran (BAB) dan sebagainya, maka jadi najis. Imam Nawawi pun menjelaskan:
“Jika kucing ini pergi kemudian datang dan meminum air, maka kita yakin bahwa air tersebut adalah suci dan kita meragukan najisnya mulut kucing, maka sisa air yang dijilat oleh kucing tersebut tidak najis. (Kecuali) bila kucing yang mulutnya masih ada darahnya tadi tidak pergi dan menjilat air maka dihukumi najis secara pasti.” (Al-Majmu’ 1/171).
Kucing juga termasuk hewan bersih, ini tertuang dalam hadis:
“Kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu”. (HR Muslim).
Tim Rembulan