Cerita Akhir Pekan: Kiprah Seniman Indonesia di Kancah Dunia

Karya seniman Indonesia menjadi salah satu bentuk soft diplomacy yang harus terus dirawat.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 10 Sep 2022, 07:54 WIB
Tamu undangan di karya seniman komisi ARTJOG MMXXII. (dok. ARTJOG)

Liputan6.com, Jakarta - Membahas seniman Indonesia yang sudah mengglobal tak lepas dari nama Eko Nugroho. Karya-karya seniman kontemporer yang berbasis di Yogyakarta itu sangat melekat pada tradisi lokal dan lingkungan perkotaan.

Eko memulai langkahnya sebagai perupa dengan seni jalanan dan karya seni berbasis komunitas sejak jadi mahasiswa di kampus Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Dari lukisan, gambar, sulaman, mural, patung, hingga video, semua menjadi wadah ekspresi seni Eko yang kental dengan pesan-pesan politik. Ia juga rajin mengikuti pameran skala kecil dan workshop untuk memperluas cakrawalanya.

Perlahan-lahan, namanya mulai masuk radar lanskap seni nasional. Setelah mengikuti pameran seni skala nasional, kreativitasnya mulai menarik perhatian klien luar negeri. Proyek internasional pertamanya adalah menggelar workshop dan pameran bertajuk Jauh di Mata Dekat di Hati di Fukuoka Art Museum pada 2004.

Nama Eko Nugroho semakin dikenal publik sejak karyanya yang bertajuk Republik Tropis terpilih sebagai desain scarf rumah mode Louis Vuitton pada 2013. Syal dengan desainnya itu dibanderol 1000 dolar AS per helai. Dikutip dari laman Regional Liputan6.com, pria kelahiran 4 Juli 1977 itu menuturkan kerja sama bermula saat ia dan 15 seniman diundang berpameran di galeri milik Louis Vuitton pada 2011.

Setahun kemudian, ia diundang untuk berpameran di Museum of Modern Art Prancis dalam Sam Art Project selama lima bulan. Pada akhir 2012, tim desainer Louis Vuitton mengontaknya via emal dan menawarkan kerja sama. Setelah bertemu kembali di Hong Kong, rumah mode mewah itu akhirnya memilih karya Eko.

Kiprah Eko di lanskap seni internasional semakin moncer setelah juga berpartisipasi di Pameran Seni Internasional ke-55 Venice Biennale, Italia pada 2013. Pameran itu sangat bergengsi, bahkan mengutip CNN, dijuluki sebagai Olimpiade-nya dunia seni.

"Aktivitas saya ini terbaca oleh galeri dan museum internasional/global sehingga saya bisa diundang ke berbagai project atau pameran global," ujarnya lewat pesan tertulis kepada Liputan6.com, Kamis, 18 Agustus 2022.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tak Berhenti Berkarya

Eko Nugroho seniman kontemporer Indonesia yang telah berkarya hingga kancah global. (Dok: Instagram ekonugroho Liputan6.com dyahpamela)

Daftar capaian Eko Nugroho cukup panjang. Beberapa di antaranya adalah Best Artists of the Year dari Majalah Tempo pada 2005, Academy Art Award for Emerging Artist dari Indonesian Institute of Arts pada 2008, Best Illustration Kompas Short Stories di 2009, dan Power 100 A ranked list of the contemporary artworld’s most powerful figures by ArtReview di 2013. Ia juga menjadi salah satu seniman Indonesia terpilih dalam ajang Frankfurt Book Fair 2015.

Walau sudah berpengalaman, bukan hal mudah untuk mempertahankannya, terlebih di dunia internasional. Ia harus menjaga fokus, konsistensi, ketekunan, dan kesabaran selama berproses. Terlebih, masih banyak hal yang ingin diwujudkannya.

"(Saya ingin) mengembangkan lebih luas seni rupa dan kesenian pada masyarakat untuk edukasi dan industri kreatif. Membuka lebih luas wacana seni rupa Indonesia di kancah internasional," ujarnya soal cita-citanya.

Semangat Eko akan seni kontemporer menjadi bukti bahwa karya seniman Indonesia bisa diterima di dunia luar. Tapi, ia tak ingin maju sendirian. Panggung seni bagaimana pun harus ada penerusnya. Maka, ia pun berbagi tips kepada para seniman muda.

"Cari dan raih sebanyak mungkin kesempatan berpameran/mempresentasikan karya, berjejaring dan berkomunikasi aktif dalam kesenian. Datangi, lihat pameran, ikuti workshop, seminar seni ataupun diskusi artist talk agar kita banyak belajar dan berkembang," ia berpesan.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Penguatan Ekosistem

Suasana pembukaan pemeran seni Erlangga Art Awards Goes to Jogja 2022. (Foto: Dok. Koleksi Penerbit Erlangga).

Dunia seni di Indonesia terus bergeliat. Namun, pengakuan di luar negeri tampak lebih menggiurkan daripada di dalam negeri. Salah satu penyebabnya, menurut Direktur Artistik Art Jakarta, Enin Supriyanto, adalah ekosistem seni di Indonesia yang belum mapan.

Penyelenggaraan pameran internasional seperti Art Jakarta menjadi salah satu upaya untuk mengatasi tantangan itu. Kegiatan serupa harus terus diperbanyak dan dibuat semenarik mungkin agar posisi kesenian Indonesia makin kuat di kancah global.

"Sangat penting mengadakan pameran seni rupa di Jakarta. Selama ini, pameran internasional kebanyakan hanya diselenggarakan di luar negeri seperti Singapura, Hong Kong," tuturnya kepada Liputan6.com.

Ia menyayangkan seolah-olah seniman lokal Indonesia wajib untuk tampil ke luar agar karyanya bisa dilirik pecinta seni maupun buyer asing. "Padahal kalau ekosistem bertumbuh, maka orang luar yang akan berminat untuk datang...Kita perlu memikirkan penguatan opsi orang-orang luar yang datang ke Indonesia," ujarnya.

Bagaimana Enin memandang kekuatan seniman lokal di kancah global? Ia berpendapat latar belakang sosial budaya yang beragam dan dinamis, serta berbagai kekuatan kultural menjadi daya tarik sekaligus kekuatan para seniman Indonesia.

"Seniman kita menyerap ide dari tempat dia tumbuh, tapi hampir semua seniman kita tumbuh dari lingkungan beragam untuk jadi ekspresi berkarya," kata Enin.

 


Pameran Seni Internasional

Pekan seni rupa internasional Art Jakarta yang lama dinanti kembali hadir pada akhir Agustus di JCC dengan berbagai segmen menarik. (Dok/Fimela.com/Art Jakarta).

 

Pada tahun ini, ART Jakarta luring akan kembali digelar setelah vakum selama dua tahun akibat situasi pandemi Covid-19. Pameran seni internasional ini akan diselenggarakan pada 26--28 Agustus 2022 di Jakarta Convention Center dengan menampilkan sembilan segmen. Pameran ini menandai babak baru pekan seni yang semakin menantang ketika normal baru belum sepenuhnya normal.

"Namun, saya dan tim percaya diri bahwa pasar Asia Tenggara, khususnya Indonesia, siap untuk menyambut pekan seni ini. Dan kesuksesannya tentu hanya dapat diraih dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan, termasuk media," kata Direktur Art Jakarta Tom Tandio, beberapa waktu lalu.

Art Jakarta Galleries akan menjadi segmen utama pekan seni ini yang akan menghadirkan 62 galeri baik dari Indonesia maupun mancanegara. Di segmen tersebut, panitia akan mempersembahkan galeri muda dan baru yang belum pernah mengikuti Art Jakarta sebelumnya.

Tak ketinggalan pula ada Art Jakarta Spot yang merupakan platform untuk presentasi istimewa suatu instalasi seni yang telah disesuaikan khusus untuk pekan seni tahun ini. Art Jakarta Spot akan menghadirkan 15 karya seni yang telah terkurasi untuk dipamerkan di area publik pekan seni. Apa lagi yang akan dihadirkan? Tunggu keseruannya di pekan depan.

 

Seniman Indonesia tak hanya berkarya di dalam negeri, namun mampu tembus secara global. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)
Seniman Indonesia yang tampil di panggung global, masih eksis hingga sekarang. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis) 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya