Meski tidak mencapai target, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,23% pada 2012 masih lebih baik dibandingkan negara maju seperti Amerika Serikat, China dan Eropa.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam APBN 2012 mencapai 6,5%. Pencapain ini juga meleset dari prediksi Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang sempat berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun lalu sebesar 6,3%.
"Itukan cuma perkiraan, kenyataannya berkata lain. Tapi pertumbuhan ekonomi kita masih baik dibanding negara-negara lain, seperti China, Amerika, Eropa dan lainnya," jelas Kepala BPS Suryamin kepada wartawan di Jakarta, Selasa (5/2/2013).
Tidak tercapainya target tersebut disebabkan belum membaiknya ekonomi global, di tambah dengan catatan defisit pada neraca perdagangan.
Suryamin menyebutkan pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu ditopang oleh tiga sektor yaitu pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi sekitar 9,98%, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 8,11%. Sedangkan pertumbuhan sektor konstruksi mencapai 7,5%.
BPS juga mencatat jumlah total produk domestik bruto (PDB) sepanjang 2012 Rp 8.241 triliun, atas dasar harga berlaku (ADHB) Rp 2.618,1 triliun.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo kemarin menyatakan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun lalu bisa mencapai 6,3%. Pertumbuhan ini terbilang tinggi di dunia, ketika kondisi ekonomi global tengah memburuk.
"Saya yakin pertumbuhan ekonomi tahun 2012 ada di level 6,3% bukan 6,2%. Sebab kalau di akhir Desember lalu ada pertumbuhan 6,1%-6,4%, jadi secara keseluruhan berada di angka 6,3% pada 2012," imbuhnya.
Sementara itu, Agus optimis Indonesia akan meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8% di 2013. "Itu kan sudah dibicarakan dengan DPR dan sesuai target Undang-undang APBN. Proyeksi 6,5%-6,8% diperkirakan dapat berubah seiring membaiknya ekonomi dunia, jadi saya masih optimis bisa mencapai target 6,8%," terangnya. (Fik/Ndw)
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam APBN 2012 mencapai 6,5%. Pencapain ini juga meleset dari prediksi Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang sempat berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun lalu sebesar 6,3%.
"Itukan cuma perkiraan, kenyataannya berkata lain. Tapi pertumbuhan ekonomi kita masih baik dibanding negara-negara lain, seperti China, Amerika, Eropa dan lainnya," jelas Kepala BPS Suryamin kepada wartawan di Jakarta, Selasa (5/2/2013).
Tidak tercapainya target tersebut disebabkan belum membaiknya ekonomi global, di tambah dengan catatan defisit pada neraca perdagangan.
Suryamin menyebutkan pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu ditopang oleh tiga sektor yaitu pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi sekitar 9,98%, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 8,11%. Sedangkan pertumbuhan sektor konstruksi mencapai 7,5%.
BPS juga mencatat jumlah total produk domestik bruto (PDB) sepanjang 2012 Rp 8.241 triliun, atas dasar harga berlaku (ADHB) Rp 2.618,1 triliun.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo kemarin menyatakan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun lalu bisa mencapai 6,3%. Pertumbuhan ini terbilang tinggi di dunia, ketika kondisi ekonomi global tengah memburuk.
"Saya yakin pertumbuhan ekonomi tahun 2012 ada di level 6,3% bukan 6,2%. Sebab kalau di akhir Desember lalu ada pertumbuhan 6,1%-6,4%, jadi secara keseluruhan berada di angka 6,3% pada 2012," imbuhnya.
Sementara itu, Agus optimis Indonesia akan meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8% di 2013. "Itu kan sudah dibicarakan dengan DPR dan sesuai target Undang-undang APBN. Proyeksi 6,5%-6,8% diperkirakan dapat berubah seiring membaiknya ekonomi dunia, jadi saya masih optimis bisa mencapai target 6,8%," terangnya. (Fik/Ndw)