BRI Bagikan Saham Remunerasi untuk Direksi hingga Komisaris Rp 26,55 Miliar

Direktur Utama BRI Sunarso tercatat memperoleh bagian paling besar yakni 587.800 atau senilai Rp 2,5 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Agu 2022, 12:17 WIB
Gedung BRI (Dok: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau disebut BRI membagikan 6.246.100 lembar saham senilai Rp 26,55 miliar kepada direksi dan komisaris perseroan.

Pemberian sejumlah saham itu dalam rangka pemberian remunerasi bagi bank umum sesuai POJK No.45/POJK.03/2015. Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (20/8/2022), transaksi tersebut berlangsung serentak pada 12 Agustus 2022 dengan harga penawaran 4.250 per saham.

Sunarso selaku Direktur Utama BRI tercatat memperoleh bagian paling besar yakni 587.800 atau senilai Rp 2,5 miliar. Sehingga kepemilikannya bertambah dari sebelumnya 1.810.356 lembar menjadi 2.398.156 lembar.

Kemudian Wakil Direktur BRI, Catur Budi Harto mendapatkan 529.000 lembar saham atau senilai Rp 2,25 miliar. Membuat kepemilikan sahamnya naik menjadi  1.344.957 lembar dari sebelumnya 815.957 lembar. Kemudian beberapa direksi lainnya memperoleh 499.600 lembar saham atau senilai Rp 2,12 miliar.

Di antaranya, Handayani yang membuat kepemilikannya atas saham BBRI berubah menjadi 2.958.600 lembar. Kemudian Supari menjadi 2.423.114 lembar, Ahmad Solichin Lutfiyanto menjadi 3.120.870 lembar, dan Agus Sudiarto menjadi 1.250.800 lembar.

Direksi lainnya mendapat masing-masing 472.700 lembar atau senilai Rp 2 miliar. Antara lain Amam Sukriyanto, sehingga ia kini genggam 1.010.154 lembar saham BBRI. Lalu Viviana Dyah Ayu R. K dengan kepemilikan menjadi 996.200 lembar, Arga Mahanana Nugraha 847.185 lembar, dan Agus Winardono menjadi 982.681 lembar. Sementara dari jajaran Komisaris, Kartika Wirjoatmodjo selaku Komisaris Utama mendapat jatah saham remunerasi paling banyak dibanding Komisaris lainnya, yakni 264.500 lembar atau senilai Rp 1,24  miliar.

Dengan begitu, ia kini genggam 442.800 saham BBRI dari sebelumnya 178.300 lembar. Kemudian dua Komisaris lainnya yakni Hadiyanto dan Rabin Indrajad Hattari masing-masing mendapat 238.000 lembar saham BBRI senilai Rp 1 miliar. Menjadikan kepemilikan keduanya berubah menjadi masing-masing 1.048.700 lembar dan 398.400 lembar.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 19 Agustus 2022, saham BBRI melemah 0,69 persen ke posisi Rp4.340 per saham. Saham BBRI berada di level tertinggi Rp 4.340 dan terendah Rp 4.300 per saham. Total frekuensi perdagangan 13.418 kali dengan volume perdagangan 848.710 lot saham. Nilai transaksi Rp 366,2 miliar.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kinerja BRI pada Semester I 2022

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan kinerja cemerlang pada paruh pertama 2022. Hingga Juni 2022, perseroan secara konsolidasian berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 24,88 triliun, tumbuh 98,38 persen year on year (yoy) dengan total aset meningkat 6,37 persen yoy menjadi Rp 1.652,84 triliun.

Pada periode sama, grup BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75 persen yoy. Penyaluran kredit kepada seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 15,07 persen,menjadi Rp 518 triliun.

Kredit kepada segmen konsumer tumbuh 5,27 persen menjadi Rp 154,76 triliun, kredit korporasi tumbuh 3,76 persen menjadi Rp 184,78 triliun. Kemudian kredit segmen kecil dan menengah tumbuh 2,71 persen menjadi Rp 246,48 triliun. Sementara kredit UMKM BRI tumbuh 9,81 persen menjadi Rp 920 triliun.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Selanjutnya

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

"Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27 persen. Kita ingin Nanti pada akhirnya porsi kredit UMKM harus mencapai 85 persen. Kita targetkan itu di 2024 atau 2025” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan kinerja perseroan, Rabu (27/7/2022).

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang terkendali di level 3,26 persen.

Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan sebagai langkah antisipatif atas potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 266,26 persen pada akhir Juni 2022, angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Juni 2021 yang sebesar 252,59 persen.

"Upaya lain yang dilakukan BRI untuk menjaga NPL yakni selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah, serta menerapkan soft landing strategy dengan menyiapkan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi," ungkap Sunarso.

 


Penghimpunan DPK

Gedung BRI. Dok BRI

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir Juni 2022 tercatat tumbuh 3,70 persen menjadi Rp 1.136,98 triliun. Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, di mana secara year on year meningkat sebesar 13,38 persen.

Rinciannya, giro tercatat tumbuh 25,63 persen dan tabungan tumbuh 8,32 persen. Secara umum saat ini proporsi CASA BRI tercatat 65,12 persen, meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,56 persen.

"Peningkatan CASA yang dilakukan oleh perseroan selaras dengan transformasi yang sedang dijalankan BRI, dimana inisiatif strategis yang dijalankan difokuskan untuk mengakselerasi CASA growth," kata Sunarso.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Tercermin dari LDR bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,45 persen dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,06 persen.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya