ASEAN Susun Core Element Pilar Ekonomi dalam Pertemuan HLTF-EI ke-42

ASEAN perlu meningkatkan level competitiveness-nya, penguatan ketahanan ekonomi, memastikan ASEAN menjadi komunitas yang lebih ramah terhadap lingkungan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 20 Agu 2022, 16:51 WIB
ASEAN melakukan pertemuan the 42nd High-Level Task Force on ASEAN Economic Integration (HLTF-EI) pada tanggal 18 hingga 19 Agustus 2022 di Siem Reap, Kamboja. (Dok ekon.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Negara anggota ASEAN melakukan pertemuan the 42nd High-Level Task Force on ASEAN Economic Integration (HLTF-EI) pada tanggal 18 dan 19 Agustus 2022 di Siem Reap, Kamboja. Pertemuan tersebut untuk pertama kali digelar secara luring sejak pandemi Covid-19 melanda.

Deputi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi memimpin delegasi Indonesia sekaligus memimpin pertemuan HLTF-EI ke-42. Pertemuan ini terbagi menjadi dua sesi yaitu Working Dinner dan Plenary dan dihadiri oleh HLTF-EI Leads atau yang mewakili dari seluruh negara anggota ASEAN.

"Forum ini memiliki tugas penting untuk menyusun strategi mempertahankan integrasi ekonomi ASEAN dan memastikan pembangunan berkelanjutan dengan tetap mempertimbangkan isu dan tantangan yang muncul,” ujar Edi dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/8/2022). 

Forum tersebut menyepakati prinsip dari core element pilar ekonomi dalam agenda Visi Pasca 2025 harus komprehensif namun ringkas, strategis, bermakna, menawarkan nilai tambah dan peningkatan nyata dengan tetap mempertimbangkan megatren dan tantangan baru.

“ASEAN perlu meningkatkan level competitiveness-nya, penguatan ketahanan ekonomi, memastikan ASEAN menjadi komunitas yang lebih ramah terhadap lingkungan dengan menekankan pada prinsip keberlanjutan, inklusif dan terdepan sebagai komunitas ekonomi digital,” kata Edi.

Pada kesempatan tersebut, beberapa isu strategis bagi ASEAN yang dibahas mulai dari pemulihan pasca Covid-19, agenda digital ASEAN, ekonomi sirkulardan dekarbonisasi, proses penyusunan Visi Pasca 2025 hingga persiapan Indonesia dalam Chairmanship di ASEAN 2023.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tantangan ASEAN

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi

Edi menyampaikan bahwa dalam situasi yang penuh tantangan saat ini, integrasi ekonomi ASEAN terus berjalan dan menjadi salah satu kawasan yang stabil dengan pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5 persen pada tahun ini.

ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF) sebagai salah satu exit strategi dalam menghadapi pandemi Covid-19 hingga akhir Juli 2022 telah terimplementasi sebanyak 92 inisiatif, 91 berstatus on going dan hanya 4 inisiatif yang belum berjalan.

“Pencapaian ini merupakan bukti bahwa ASEAN mampu secara kolektif menghadapi pandemi Covid-19,” jelas Edi.

Menimbang pencapaian ini, ASEAN sepakat untuk memperluas cakupan ACRF dengan koordinasi antar pilar di ASEAN untuk mendukung pemulihan dari krisis multidimensi dan pengembangan agenda pasca 2025.

Selain itu, ASEAN juga menyusun concept note on carbon neutrality sebagai wujud kepedulian ASEAN terhadap isu keberlanjutan. Pada kesempatan tersebut dibahas tentang kemajuan dari penyusunan concept note dan menekankan semangat inklusif antar pilar untuk memastikan implementasi sehingga dapat berjalan dengan efektif.

Sementara terkait dengan sirkular ekonomi, saat ini sedang disusun Implementation Plan yang merupakan penjabaran aksi dari framework on circular economy yang telah disepakati tahun lalu. Sedangkan terkait Rencana Implementasi Revolusi Industri 4.0 ditargetkan akan dapat di-launching pada akhir tahun 2022.

Perlu diketahui bahwa ketertarikan negara lain untuk bekerja sama dengan ASEAN semakin besar dari tahun ke tahun. Untuk itu, saat ini disusun ASEAN’s Economic Partnership Criteria Framework (EPCF) dengan pendekatan yang baru dan nantinya akan digunakan sebagai panduan dalam melakukan penilaian terhadap negara yang akan bekerja sama dengan ASEAN.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Persiapan Indonesia Jadi Ketua ASEAN 2023

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi

Selanjutnya, dalam pertemuan tersebut juga disampaikan persiapan Indonesia menuju keketuaan di ASEAN 2023.

“Mempertimbangkan megatren dan situasi global saat ini, Indonesia akan memanfaatkan kesempatan sebagai Ketua ASEAN dengan mengambil peran menyatukan ASEAN menjawab tantangan yang muncul dikawasan namun tetap mempertahankan sentralitasnya dan menciptakan legacy baru di ASEAN,” kata Deputi Edi.

Kemudian, Deputi Edi juga menerangkan beberapa langkah persiapan yang telah dilaksanakan oleh Indonesia yaitu dari sisi substansi seperti penyusunan prioritas ekonomi yang dikelompokkan dalam tiga strategic thrust yaitu recovery-rebuilding, digital economy dan sustainability, secara detail isu prioritas saat ini sedang disempurnakan.

Sementara dari sisi kesiapan logistik, Indonesia siap menajdi tuan rumah dalam perhelatan berbagai pertemuan yang akan dilaksanakan tahun depan.

INFOGRAFIS: Perbandingan Kapasitas Testing Covid-19 Negara ASEAN (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya