Kronologi Pasien Pertama Cacar Monyet di Indonesia

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Mohammad Syahril menguraikan kronologi kasus pertama cacar monyet di Indonesia.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Agu 2022, 04:32 WIB
Tangkapan mikroskop elektron bagian ultratipis dari virus cacar monyet file 2004. (Gambar: AFP/RKI Institut Robert Koch/Freya Kaulbars)

Liputan6.com, Jakarta Kasus pertama cacar monyet terkonfirmasi pada Jumat, 19 Agustus 2022 malam. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Mohammad Syahril menguraikan kronologi kasus pertama cacar monyet di Indonesia.

Kasus pertama monkeypox di Tanah Air terjadi pada seorang pria Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki riwayat bepergian ke luar negeri.

Syahril tidak menjelaskan lebih rinci mengenai negara yang dikunjungi pasien tersebut. Ia hanya mengungkapkan bahwa pasien tersebut bepergian ke salah satu dari 89 negara yang sudah ada kasus monkeypox. Seusai kembali ke Tanah Air, ia mengalami gejala mengarah ke cacar monyet.

Berikut kronologi temuan kasus cacar monyet pertama di RI:

8 Agustus 2022:  Pria usia 27 tersebut tiba di Jakarta usai bepergian ke luar negeri.

14 Agustus 2022: Pasien mulai merasakan gejala berawal dari demam. Lalu, ada pembengkakan kelenjar getah bening.

16 Agustus 2022: Muncul lesi atau ruam di beberapa bagian tubuh mulai dari wajah, sekitar selangkangan, dan kaki.

"Dan, ada cacar atau ruam di muka, telapak tangan, kaki dan sebagian di sekitar alat genitalia," kata Syahril.

Untungnya, lanjut Syahril, pria ini memiliki kesadaran untuk memeriksakan kesehatannya ke salah satu rumah sakit di DKI Jakarta. Lalu, melihat gejala yang ada pihak fasilitas kesehatan tersebut lalu melakukan pemeriksaan lanjutan lewat tes PCR.

"RS tanggap (dengan gejala yang muncul) lalu melakukan pemeriksaan lanjutan dengan melakukan tes PCR. Dalam hitungan dua hari sudah diketahui hasilnya," kata Syahril.

18 Agustus 2022: Hasil tes PCR cacar monyet sudah diketahui, ternyata positif monkeypox. 

"Dan, tadi malam sudah diketahui positif terkonfirmasi (cacar monyet)," kata Syahril.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pasien dalam Keadaan Baik, Jalani Isolasi Mandiri

Syahril menuturkan saat ini pasien dalam keadaan baik dengan gejala yang termasuk ringan.

Kini, pria 27 tahun itu tengah melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Berbeda dengan COVID-19, pasien cacar monyet tidak memerlukan ruang isolasi bertekanan negatif.

“Memang sama-sama ruang isolasi tapi kalau COVID-19 kan harus bertekanan negatif, nah kalau cacar monyet tidak perlu bertekanan negatif ruang isolasinya.”

Selanjutnya, pelacakan kontak erat pun dilakukan guna menemukan kasus lain yang mungkin tertular dari kasus pertama ini.

Meski sudah ditemukan kasus pertama, Syahril mengimbau masyarakat untuk tetap tenang. Pasalnya, cacar monyet bukanlah penyakit seperti COVID-19.

“Jauh jika dibandingkan dengan COVID-19, cacar monyet ini adalah penyakit yang bisa sembuh sendiri.”

Syahril mengingatkan bahwa yang berpotensi terkena cacar monyet bukan hanya kelompok tertentu. Namun, semua orang yang memiliki kontak erat dengan pasien cacar monyet bisa terinfeksi.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Menurut Epidemiolog

Epidemiolog Griffith Universitas Australia, Dicky Budiman (Istimewa)

Penemuan kasus pertama monkeypox mendapat tanggapan dari epidemiologi Dicky Budiman. Ia mengatakan bahwa ini sesuai dugaan di mana kasus monkeypox sebetulnya sudah ada hanya perlu waktu untuk ditemukan.

As expected, kasus sebetulnya sudah ada, hanya yang ketemu butuh waktu,” kata Dicky kepada Healht Liputan6.com melalui pesan singkat Sabtu (20/8/2022).

Ia menambahkan, suatu wabah termasuk monkeypox bisa dengan mudah menyebar lantaran mobilitas internasional masyarakat sekarang tinggi. Penyakit ini kebanyakan ditemukan di komunitas pria yang berhubungan seksual dengan pria atau gay.

“Ini kan jaringannya ada di mana-mana saat ini, berbeda dengan dulu. Dan mereka umumnya adalah orang-orang muda yang aktif, mobile, jadi ketika virus ini terdeteksi di suatu wilayah, bukan berarti virusnya benar-benar baru ada saat itu.”

Bahkan di Amerika, virus monkeypox bisa saja sudah ada sejak satu tahun atau beberapa bulan sebelum ditemukan kasus positif. Ini cenderung terjadi di berbagai negara termasuk di Indonesia pun kemungkinan seperti itu, kara Dicky.

“Karena sekali lagi bicara tentang perilaku seks, perilaku intim yang menjadi mekanisme penularan ini memang ada di semua negara. Jadi seperti yang sudah saya sampaikan dari awal, ini masalah waktu saja,” ujarnya.


Di Tingkat Global

Sebelumnya, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus melaporkan update terkait cacar monyet global per 17 Agustus 2022.

Menurutnya, lebih dari 35.000 kasus monkeypox kini telah dilaporkan ke WHO, dari 92 negara dan wilayah dengan 12 kematian.

 “Hampir 7.500 kasus dilaporkan minggu lalu, meningkat 20 persen dari minggu sebelumnya, yang juga 20 persen lebih tinggi dari minggu sebelumnya,” kata Tedros mengutip keterangan pers Kamis (18/8/2022).

Hampir semua kasus dilaporkan dari Eropa dan Amerika, dan hampir semua kasus terus dilaporkan di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.

“Menggarisbawahi pentingnya semua negara untuk merancang dan memberikan layanan dan informasi yang disesuaikan dengan komunitas ini yang melindungi kesehatan, manusia hak dan martabat.”

Fokus utama untuk semua negara harus memastikan mereka siap untuk cacar monyet, lanjutnya. Upaya menghentikan penularan menggunakan alat kesehatan masyarakat yang efektif, termasuk pengawasan penyakit yang ditingkatkan, pelacakan kontak yang cermat, komunikasi risiko yang disesuaikan dan keterlibatan masyarakat, serta langkah-langkah pengurangan risiko.

 

Infografis Mengenal Cacar Monyet yang Menginfeksi Manusia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya