Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengumumkan pada Sabtu, 20 Agustus 2022 sudah ada satu kasus cacar monyet di negara kita. Pasien pertama cacar monyet berdomisili di DKI Jakarta.
Terkait temuan monkeypox di Indonesia, maka disampaikan tujuh hal yang perlu kita ketahui dan terapkan:
Advertisement
Pertama, sesuai data resmi World Health Organization (WHO) sampai 17 Agustus 2022, maka sudah ada lebih dari 35.000 kasus cacar monyet dari 92 negara di dunia (kasus di Indonesia belum masuk perhitungan). Lalu, per tanggal itu sudah ada 12 kematian.
Kedua, angka kasus cacar monyet di dunia terus naik dengan peningkatan 20 persen seminggu. Tentu kita perlu amati bagaimana perkembangan kasus di negara kita sesudah adanya laporan kasus pertama pada Sabtu, 20 Agustus 2022.
Ketiga, sejauh ini sebagian besar kasus adalah mereka yang laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki. WHO menyampaikan bahwa negara dapat mendesain dan memberi informasi dan pelayanan kesehatan pada kelompok ini, tentu dengan cara yang baik dan sesuai hak asasi, martabat dan kehormatan diri.
Perlu juga ditegaskan bahwa tentu siapapun dapat terkena penyakit ini, apapun latar belakangnya.
Semua Negara Harus Siap Hadapi Cacar Monyet
Keempat, WHO menyatakan bahwa semua negara, tentu termasuk Indonesia harus siap menghadapi cacar monyet. WHO sudah menyatakan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD), kalimatnya bukan “Kedaruratan Kesehatan Global”.
Semua perlu melakukan upaya kesehatan masyarakat untuk menghentikan penularan cacar monyet dinegaranya, apalagi kalau sudah ada kasus seperti di negara kita ini.
Kelima, ada sedikitnya enam upaya kesehatan yang harus dilakukan, apalagi kalau sudah ada kasus seperti kita ini. Berikut rinciannya:
- Peningkatan surveilan penyakit
- Penelusuran kasus yang ketat
- Komunikasi risiko yang baik
- Keterlibatan aktif masyarakat
- Upaya penurunan risiko (risk reduction measures)
- vaksinasi.
Kita tentu berharap agar di negara kita setidaknya ke enam upaya kesehatan ini dapat dilakukan dengan maksimal.
Advertisement
Soal Vaksin Cacar Monyet
Keenam, memang ketersediaan vaksin cacar monyet di dunia saat ini masih terbatas. WHO bahkan menegaskan bahwa mereka khawatir bahwa ketimpangan pemerataan vaksin yang pernah terjadi untuk COVID-19 akan terjadi lagi pada pengendalian cacar monyet ini. Maka dari itu, baik kalau Indonesia segera mengadakan vaksin di lapangan untuk yang membutuhkan.
Ketujuh, WHO sudah memberi penamaan baru untuk clade/galur/jenis cacar monyet. Yang dulu dikenal sebagai clade Congo Basin atau Afrika Tengan kini disebut sebagai clade I, dan yang clade/galur Afrika Barat disebut clade II.
**Penulis adalah Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Mantan DirJen Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan serta Mantan Kepala Balitbangkes