Menakar Dampak Potensi Kenaikan Harga BBM terhadap Emiten

Analis menilai, potensi kenaikan harga BBM berdampak terhadap sektor konsumer non primer.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Agu 2022, 15:23 WIB
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana memangkas besaran subsidi energi dan kompensasi untuk tahun depan. Berdasarkan hal itu, harga bahan bakar minyak (BBM) atau harga BBM berpotensi naik.

Pengamat pasar modal yang juga founder Traderindo.com Wahyu Laksono menilai, kebijakan itu utamanya akan berimbas pada emiten konsumer non primer. Lantaran, kenaikan BBM umumnya akan berimbas pada kenaikan harga-harga yang lain, sehingga melemahkan daya beli.

“Sektor yang terdampak negatif dari potensi kenaikan harga BBM adalah sektor barang konsumen non-primer, seperti otomotif dan elektronik,. Juga konsumen secara umum bisa terdampak negatif karena daya beli jelas melemah,” kata dia kepada Liputan6.com, ditulis Minggu (21/8/2022).

Di sisi lain, dalam kondisi masih tertatih seiring pulihnya ekonomi pasca pandemi Covid-19, sektor konsumer saat ini juga tengah dihadapkan dengan tren kenaikan harga sejumlah komoditas bahan baku. Sehingga kenaikan harga BBM ini juga akan berdampak pada sisi logistik, mengakibatkan beban operasional membengkak.

"Soal logistik, ya kena juga. Beban biaya naik. Masalahnya nanti, ditanggung perusahaan atau ke konsumen. Imbasnya ke semua supply chain, makanya ujung-ujungnya bisa jadi konsumen yang menanggung kenaikan harga,” imbuh dia.

Selain konsumer dan logistik, sektor lain yang juga terimbas adalah emiten logistik dan transportasi berbasis penumpang, seperti taksi dan ojek online. Biasanya, kenaikan harga BBM akan diikuti dengan kenaikan harga jasa. Padahal, belum lama ini pemerintah melalui Kementerian Perhubungan juga berencana menaikkan tarif ojek online.

Sementara, meski saat ini beberapa perusahaan tengah gejot kendaraan listrik (electric vehicle/EV), Wahyu mengatakan perkembangannya masih belum signifikan untuk menggantikan peran kendaraan berbahan bakar fosil.

“EV dan ekosistem masih jangka panjang. Saat ini belum signifikan. EV dan ekosistem jelas masih butuh BBM, seperti untuk produksi, saluran proses atau distribusi ke konsumen, dan operasional lainnya itu saat ini masih butuh BBM,” pungkas Wahyu.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kinerja IHSG pada 15-19 Agustus 2022

Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada 15-19 Agustus 2022. Pada pekan ini, laju IHSG dipengaruhi sentimen global dan domestik.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (20/8/2022), IHSG menguat 0,61 persen ke posisi 7.172,43 pada pekan ini. Pada pekan lalu, IHSG ditutup ke posisi 7.129,27. Kapitalisasi pasar bursa juga menguat 0,07 persen menjadi Rp 9.340,88 triliun. Kapitalisasi pasar bursa naik tipis Rp 7 triliun dari posisi pekan lalu di Rp 9.333,89 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh beberapa rilis data baik dalam negeri dan luar negeri.

Di antaranya ada pernyataan dari bank sentral Amerika Serikat (AS) ata the Federal Reserve (the Fed) yang akan lebih slowing down terhadap fed fund rate (FFR) yang diapresiasi oleh pasar. Hal ini terjadi meski rilis data penjualan rumah dan penjualan ritel turun tipis.

“Dari Indonesia ada rilis data neraca perdagangan yang masih positif meskipun agak turun dan indeks properti yang juga masih berada di level 1,72 persen,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, pidator dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai energi hijau dan ibu kota nusantara (IKN) turut sumbang kenaikan IHSG. "Hal-hal tersebut juga kami perkirakan sebagai sentimen atas aksi beli investor,” tutur dia.

Untuk pekan depan, Herditya prediksi, IHSG rawan koreksi dengan menguji area koreksi terdekat di 7.100-7.160 dengan level support di 7.080 dan resistance di 7.230. Adapun sentimen yang pengarugi yaitu ada riils suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau 7 day reverse repo rate.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Emisi Obligasi

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian bursa turun 9,48 persen menjadi Rp 12,58 triliun dari Rp 13,90 triliun pada penutupan pekan lalu.

Rata-rata volume transaksi harian bursa susut 4,2 persen menjadi 24,65 miliar saham dari 25,73 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Rata-rata frekuensi harian bursa menjadi 1.251.397 transaksi dari 1.305.619 transaksi pada penutupan pekan sebelumnya.

Adapun pada Jumat, 19 Agustus 2022, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 949,58 miliar. Sepanjang 2022, investor asing membukukan beli bersih Rp 63,51 triliun.

Pada Kamis, 18 Agustus 2022, Obligasi Berkelanjutan V Pegadaian Tahap II Tahun 2022 (obligasi) dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Pegadaian Tahap II Tahun 2022 (Sukuk) yang diterbitkan oleh PT Pegadaian resmi dicatatkan di BEI.

Nilai obligasi yang dicatatkan Rp 1,87 triliun dan Rp 1,12 triliun  untuk Sukuk Mudharabah. Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Obligasi ini adalah idAAA (Triple A) dan untuk Sukuk Mudharabah adalah idAAA(sy) (Triple A Syariah).

Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 90 emisi dari 66 emiten senilai Rp109,98 triliun.

Dengan seluruh pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 510 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp456,97 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 125 Emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 156 seri dengan nilai Rp4.910,77 triliun dan USD211,84 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp3,98 triliun.

 


Penutupan IHSG Jumat 19 Agustus 2022

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan saham Jumat, (19/8/2022). Sebagian besar sektor saham tertekan.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan, IHSG melemah 0,20 persen ke posisi 7.172,43. Indeks LQ45 merosot 0,33 persen ke posisi 1.022,98. Sebagian besar indeks acuan tertekan. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.230,11 dan terendah 7.172,43. Sebanyak 244 saham menguat dan 267 saham melemah. 187 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan sekitar 1.176.731 kali dengan volume perdagangan 25,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 11,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.801.

Mayoritas sektor saham tertekan. Indeks sektor saham IDXproperty merosot 0,65 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXindustry susut 0,63 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi tergelincir 0,56 persen, indeks sektor saham IDXbasic melemah 0,45 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXFinance turun 0,40 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,17 persen dan indeks sektor saham IDXtechno terpangkas 0,08 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXhealth menanjak 0,59 persen dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy bertambah 0,54 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal menanjak 0,25 persen dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal menguat 0,19 persen.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya