Liputan6.com, Mamasa - Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Rano di Kecamatan Mehalaan, Mamasa ditetapkan sebagai sentral holtikultura transmigrasi Sulawesi Barat. Hal itu disampaikan Pj Gubernur Sulawesi Barat, Akmal Malik setelah menerima langsung aspirasi masyarakat.
"Saya sudah perintahkan dinas terkait untuk menyiapkan SK gubernur. Segera kita kirim bantuan bibit yang akan ditanam di sini," kata Akmaldi UPT Rano, Minggu (21/08/22).
Advertisement
Akmal menyebutkan, UPT Rano memiliki areal luas lahan lebih dari 200 hektar dan sudah banyak tanaman holtikultura yang telah membuahkan hasil. Seperti jeruk, singkong, manggis, alpukat, markisa, lengkeng, kopi dan durian.
"Kita tunggu lima sampai sepuluh tahun untuk melihat hasilnya," sebut Akmal.
Akmal menegaskan, Sulawesi Barat khususnya Mamasa sudah diberkahi oleh tanah yang subuh, akan menjadi peluang yang besar jika terbangun kerjasama dengan investor terkait tanaman holtikultura. Pemprov Sulawesi Barat siap memfasilitasi agar investor mau menjalin kerjasama.
"Ketika ada yang tidak sempurna kami provinsi akan memfasilitasi. Kita harus berkolaborasi, kuncinya bekerja sama," tegas Akmal.
Sedangkan, Bupati Mamasa, Ramlan Badawi mengungkapkan, pengembangan komoditas pertanian di daerahnya masih perlu mendapatkan perhatian. Karena itu, dia berharap gubernur mau memberikan pendampingan dan arahan kepada masyarakatnya.
"Pengembangan komoditas di sini berjalan. Sisa bagaimana pendampingan dan perhatian. Kami mengharapkan sekali arahan gubernur," ujar Ramlan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) Sulawesi Barat, Muhtar menjelaskan secara geografis kawasan transmigrasi Rano sangat cocok untuk beberapa tanaman holtikultura. Memang sangat cocok menjadikan kawasan ini sebagai sentral holtikultura.
"Paling ada tiga yang kita nanti akan bantukan. Utamanya tanaman yang jangka pendek. Kalau kopi dan lengkeng itu kan jangka panjang," tutup Muhtar.