Viral Mahasiswa Unhas Makassar Ngaku Non-binary, Apa Arti Istilah Ini?

Kabar heboh mahasiswa Unhas (Universitas Hasanuddin) yang mengaku non-binary, apa maksud istilah ini?

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 22 Agu 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi kesetaraan gender. Foto oleh Tim Mossholder dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Viral video mahasiswa baru Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan mengaku non-biner (non-binary) alias gender netral, yang kemudian diusir oleh sang dosen. Diketahui video ini diambil saat acara penerimaan mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.

Dalam video di Twitter, berawal dari dua orang yang tengah mengisi acara di depan ruangan memanggil mahasiswa berbusana laki-laki, lengkap dengan jas almamater. Lantas, pengisi acara menanyakan status jenis kelamin yang tertera di KTP.

Si mahasiswa menjawab bahwa dia netral, atau lebih populer disebut non-binary atau non-biner. Bukan perempuan, juga bukan laki-laki.

Saat ditanya, laki-laki atau perempuan, si mahasiswa menjawab "Tidak keduanya,".

Lantas, apa maksud dari istilah non-biner ini?

Non-biner adalah istilah yang menggambarkan seseorang yang tidak mengidentifikasi secara khusus, apakah dirinya laki-laki atau perempuan.

Istilah non-biner dapat menggambarkan beberapa konsep yang berbeda. Orang sering menggunakannya secara bergantian dengan istilah seperti agender, androgini, dan genderqueer. Ini dapat membuat kebingungan tentang apa arti istilah-istilah ini dan bagaimana seseorang dapat menggunakannya.

Identitas gender mengacu pada bagaimana seseorang mengkonseptualisasikan gendernya. Identitas ini dapat dibedakan dari orientasi seksual seseorang dan jenis kelamin yang ditetapkan sejak lahir, dikuti dari Medical News Today, Senin (22/8/2022).

Bagi banyak orang, identitas gender sejalan dengan jenis kelamin yang ditetapkan sejak lahir. Jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir ini menilai faktor fisik bayi, seperti anatomi organ reproduksi eksternal mereka, dan menentukan, apakah mereka termasuk dalam kategori laki-laki atau perempuan. Ini juga dikenal sebagai biner seks.

Selanjutnya, identitas gender dapat dimaksudkan perasaan internal seseorang tentang siapa mereka, dan bagi sebagian orang, hal ini berkorelasi dengan jenis kelamin mereka yang ditetapkan sejak lahir. Orang juga sering menganggap identitas gender sebagai biner, pria atau wanita.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Identitas Gender dan Jenis Kelamin

Menciptakan lingkungan kondusif untuk pemberdayaan perempuan menjadi kunci kesetaraan gender. | pexels.com/@mentatdgt-330508

Ketika jenis kelamin seseorang yang ditetapkan saat lahir sejalan dengan identitas gender masing-masing, istilah yang terbentuk dikenal sebagai cisgender. Misalnya, seseorang yang memiliki anatomi laki-laki dan identitas gender laki-laki disebut cisgender laki-laki, sedangkan dengan anatomi perempuan dan identitas gender perempuan disebut cisgender perempuan.

Sementara itu, pada identitas non-biner, beberapa orang mungkin tidak dapat mengkonseptualisasikan identitas gender mereka dalam istilah biner -- apakah yang bersangkutan 'laki-laki atau perempuan.'

Namun, mereka mungkin masih memiliki perasaan yang kuat tentang jenis kelamin mereka tanpa mengidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan. Orang yang menyebut dirinya non-biner mungkin merasa bahwa identitas dan pengalaman gender mereka mencakup aspek biner atau tidak sama sekali.

Ada perbedaan dalam istilah non-biner dan transgender. Non-biner adalah istilah umum yang menggambarkan identitas gender yang tidak eksklusif laki-laki atau perempuan.

Adapun transgender mengacu pada seseorang yang tidak mengidentifikasi jenis kelamin mereka yang ditetapkan saat lahir. Misalnya, beberapa orang yang non-biner mengidentifikasi sebagai transgender, tetapi yang lain mungkin masih mengidentifikasi dengan jenis kelamin yang ditetapkan pada saat lahir untuk mendapatkan pengakuan.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Identitas Non-biner yang Terdiskriminasi

Sebagai kesimpulan, orang mengkonseptualisasikan gender secara berbeda. Banyak orang tidak mengidentifikasi diri sebagai laki-laki atau perempuan, sedangkan beberapa lain ada juga yang mengidentifikasi sebagai keduanya.

Dari survei tahun 2015, banyak orang dengan identitas gender non-biner melaporkan merasa didiskriminasi dan mengalami tekanan psikologis.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa orang muda non-biner mungkin memiliki lebih sedikit dukungan sosial daripada orang muda cisgender dan mungkin memiliki lebih sedikit akses ke layanan kesehatan.

Walau begitu, masyarakat semakin menerima identitas gender non-biner. Banyak negara bagian di Amerika Serikat (AS) termasuk Colorado dan California sekarang menyertakan non-biner sebagai opsi pada data resmi seperti SIM.

American Psychiatric Association (APA) juga telah menghapus gangguan identitas gender sebagai kondisi kesehatan mental yang dapat didiagnosis dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5).


Sikap Diskriminasi dan Tindakan Amoral

ilustrasi perempuan /Photo by José Luis Photographer from Pexels

Pada kasus viralnya mahasiswa Unhas yang akhirnya diusir dosen, ada yang mengkritik perilaku mahasiswa tersebut. Namun, tak jarang juga menyayangkan sikap dosen tersebut yang dianggap berlaku diskriminasi.

Menurut Ketua Umum PP Lingkar Dakwah Mahasiswa (Lidmi) Asrullah, tindakan dosen mengusir maba Unhas tersebut sudah tepat dan sesuai dengan konstitusi serta tujuan pendidikan nasional. Bahkan menganggap mahasiswa baru itu telah bertindak amoral. 

"Konstitusi benar memberikan jaminan terhadap kebebasan berekspresi dan bersikap, namun kebebasan itu juga tidak boleh melawan norma hukum, norma kesusilaan, norma sopan santun maupun norma agama. Bahkan secara spesifik jika membaca perdebatan risalah pembentukan konstitusi kita, konstruksi paradigma moral-agama itu sangat kental," kata Asrullah sebagaimana dikutip dari Regional Liputan6.com, Senin (22/8/2022).

Lebih lanjut, Asrullah mengatakan, negara hanya mengakui dua jenis kelamin. Sehingga apa yang diakukan dosen menjadi pembelajaran agar mahasiswa memahami dengan baik norma dan aturan yang ada.

Dalam diskursus dan kajian sosial, gender telah mengalami pergeseran makna. Pada awalnya gender dimaknai sama dengan jenis kelamin sebagai suatu yang teridentifikasi sejak lahir. Namun, seiring dilakukannya berbagai riset, pendekatan gender kini dimaknai sebagai persoalan konstruksi sosial.

Infografis 1 dari 4 Perempuan Mengalami Kekerasan Fisik atau Seksual. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya