Telkom Pastikan Tak Ada Kebocoran Browsing History dan Data Pribadi Pengguna Indihome

Telkom Group memastikan tidak ada kebocoran data browsing history dan data pribadi pengguna Indihome seperti yang diberitakan pada Minggu 21 Agustus 2022.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 22 Agu 2022, 15:47 WIB
Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relations Telkom Ahmad Reza (tengah) saat konferensi pers mengenai dugaan kebocoran data pribadi pengguna Indihome, Senin (22/8/2022).

Liputan6.com, Jakarta - TelkomGroup memastikan tidak ada kebocoran data browsing history atau data pribadi pengguna IndiHome.

Hal ini disampaikan setelah perusahaan telekomunikasi pelat merah itu melakukan investigasi segera usai adanya informasi tentang kebocoran data pengguna IndiHome di internet.

Diungkapkan oleh SVP Corporate Communications and Investor Relations TelkomGroup Ahmad Reza, setelah dilakukan investigasi terhadap record data yang diperjualbelikan di forum, TelkomGroup memastikan tidak ada kecocokan dengan data milik Telkom.

"Kami sampaikan, tidak ada record yang mengandung ID IndiHome yang valid, Telkom tidak menggunakan email @telkom.net, baik untuk kepentingan perusahaan maupun sebagai fitur atau layanan bagi pelanggan," kata Reza, dalam konferensi pers di Kantor Telkom, Senin (22/8/2022).

Reza lebih lanjut menyebutkan format @telkom.net digunakan Telkom sebagai realm atau domain userid IndiHome.

Ia juga menekankan temuan fakta, di mana tidak ada sistem di Telkom yang menyimpan browsing history dan data pribadi secara berdampingan.

"Dengan begitu, kesimpulkannya tidak ada sistem IndiHome yang dilanggar, dan kedua dapat diduga data yang dipublikasikan di forum merupakan hasil fabrikasi," kata Reza, menjelaskan.

Telkom sendiri mendapati adanya kabar dugaan kebocoran data pelanggan IndiHome pada 21 Agustus 2022. Data-data yang diduga bocor itu dijual di forum breached.to.

Adapun jumlah data yang dijual terdiri dari 26.730.797 record data dengan komposisi browsing history dan data pribadi pengguna periode Agustus 2018 - November 2019.

Data yang dijajakan dengan judul thread 'Telkom Indonesia (IndiHome) Customer's Browsing History 26M' itu diunggah oleh user bernama Bjorka dengan besaran file 4,5GB.

Data yang disebut-sebut sebagai browsing history dan data pribadi tersebut diklaim dibobol pada Agustus 2022.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kronologis Dugaan Kebocoran Data

Telkom Tegaskan Penertiban Kabel Parasit Tak Pilih Kasih

Sebelumnya, kasus dugaan kebocoran data dilaporkan terjadi pada pelanggan IndiHome. Adalah pengamat keamanan siber, Teguh Aprianto, yang mengungkapkannya dalam sebuah thread di Twitter.

Berdasarkan unggahannya, Teguh menyebut ada 26 juta browsing history pelanggan IndiHome yang dicuri dan dibagikan gratis di forum hacker. Namun tidak hanya itu, data itu ternyata juga berisi nama dan NIK pelanggan.

"Tahun 2020 kemarin kita berhasil menekan @IndiHome untuk mematikan tracker milik mereka yang selama ini digunakan untuk mencuri browsing history milik pelanggan. Sekarang 26 juta browsing history yang dicuri itu bocor dan dibagikan gratis. Ternyata berikut dengan nama dan NIK," tulis Teguh.

Sebagai informasi, browsing history merupakan informasi penelusuran yang disimpan ketika seseorang menjelajahi internet.

Dengan kata lain, browsing history berisi data mengenai situs apa saja yang pernah dikunjungi seseorang. Biasanya, fungsi ini akan memudahkan seseorang ketika ingin mengakses kembali situs yang pernah dikunjunginya.

Melalui utas yang dibuatnya, ia menyebut data browsing history itu bisa dipakai untuk mempermalukan seseorang jika diketahui pihak tidak bertanggung jawab.


Informasi dari Akun Twitter Teguh Aprianto

Indihome (sumber: Indihome)

"Jika kebetulan ada pelanggan yang ketahuan sedang buka film dewasa, lalu browsing history-nya dicuri serta diidentifikasi nama, jenis kelamin dan juga NIK miliknya dari data pelanggan, ini bisa digunakan untuk mempermalukan seseorang," tulis Teguh lewat akun @secgron.

Teguh sendiri menjelaskan lewat utas di Twitter pada September 2020, ia menemukan kalau IndiHome diam-diam mengambil data riwayat browsing pelanggan. Hanya ketika itu, ia tidak mengetahui berapa banyak data yang sudah mereka dapatkan.

"Berdasarkan website tracker milik mereka, website tersebut sudah mendapatkan hits sebanyak 26,681,371,055 (26,6 Miliar). Tidak diketahui berapa banyak data yang sudah mereka dapatkan," tulisnya.

Terkait laporan ini, Telkom memastikan pihaknya tengah melakukan penelusuran. Hal itu diungkapkan oleh VP Corporate Communication Telkom, Pujo Pramono saat dihubungi Tekno Liputan6.com.

"Sehubungan dengan munculnya pemberitaan terkait kebocoran data pribadi pelanggan IndiHome, dapat kami sampaikan bahwah tengah melakukan koordinasi internal untuk mengecek dan memastikan validitas (menelusuri, red) data tersebut," ujarnya.

(Tin/Isk)

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya