Liputan6.com, Jakarta- Generasi inovator masa depan membutuhkan keterampilan dan sumber daya yang tepat untuk memahami apa itu kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), bagaimana ia dirancang, dan mengapa AI penting di dunia digital saat ini.
Jika tidak, kesenjangan keterampilan digital hanya akan meningkat dan kian merugikan ekonomi dan masyarakat.
Advertisement
Selain itu, banyak anak muda belum sepenuhnya memahami peran kunci yang dapat mereka lakukan dalam membentuk AI.
Oleh karena itu, penting untuk mengungkap dan mendemokratisasi AI kepada generasi inovator berikutnya dengan cara yang inklusif, terlepas dari jenis kelamin, etnis, atau lokasi.
Lewat program AI for Youth (AI4Y), Intel memberi kesempatan kepada generasi muda di sejumlah negara, termasuk Indonesia, untuk mempelajari keterampilan AI dan menerapkannya secara bertanggung jawab guna merancang berbagai solusi.
Selain itu, melalui program AI for Future Workforce (AI4FW), Intel juga membangun keterampilan AI yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pendidikan teknis untuk mendorong daya saing jangka panjang.
Melalui wawancara via email kepada Tekno Liputan6.com, Shweta Khurana selaku Senior Director-Government Partnerships & Initiatives Group, Asia Pacific & Japan, Intel Corporation menuturkan perusahaan meluncurkan program Intel AI For Youth bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada Agustus 2020 di tengah pandemi.
"Sejauh ini, kami telah memberdayakan 6.000 siswa di seluruh Indonesia, termasuk yang di pulau-pulau terpencil. Tetapi mengingat jumlah siswa di Indonesia, saya harus mengatakan bahwa kita masih memiliki jalan yang panjang," katanya.
Tetapi walaupun begitu, ia melanjutkan, perusahaan sangat puas dengan cara fase pertama program yang berjalan dan hasil yang telah dicapai.
Khurana menambahkan, Intel juga meluncurkan program Intel AI for Future Workforce bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Program ini telah disetujui oleh Kemkominfo untuk digunakan sebagai bagian dari pelatihan pekerjaan Associate AI Analyst di bawah program Digital Talent Scholarship (DTS).
"Mereka menamakan program mereka sendiri dengan 'Intel AI for Future Workforce: Associate AI Analyst'. Dilokalkan dalam Bahasa Indonesia, program ini telah dipetakan sesuai dengan empat Standar Kompetensi Nasional (SKKNI): Programming, Data Science, Artificial Intelligence, dan Knowledge-based System," ucap Khurana.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dampak Nyata yang Diharapkan Intel dari AI4Y dan AI4FW di Indonesia
Terkait dampak nyata yang diharapkan dari Intel dalam program AI4Y dan AI4FW, khususnya di Indonesia, Khurana menjelaskannya dalam tiga poin pada masing-masing program.
AI For Youth:
● Pemahaman mendalam tentang AI: memperjelas segala sesuatu mengenai AI dan membekali kaum muda dengan serangkaian keterampilan dan pola pikir yang diperlukan untuk AI readiness.
● Akses dan penggunaan toolset AI: Mendemokratisasi akses ke tool AI melalui teknologi Intel dan melatih anak-anak muda untuk menggunakannya dengan terampil.
● Ciptakan solusi dengan AI: Solusi yang memiliki dampak sosial yang bermakna sebagai bukti pencapaian.
AI For Future Workforce:
● Menguasai hal-hal teknis AI: memperjelas segala sesuatu tentang AI dan melengkapi tenaga kerja masa depan dengan penguasaan teknis dalam mempelajari dan menerapkan keterampilan AI secara mandiri.
● Meningkatkan kemampuan kerja untuk pekerjaan yang terkait AI: Membangun teknologi yang diperlukan, pertumbuhan karier, dan social skill terkait AI untuk pekerjaan di masa depan.
● Menghasilkan bukti untuk pekerjaan: Mendemonstrasikan solusi melalui proyek AI yang menangkap dampak industri atau sosial.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kesiapan Digital Indonesia dibanding Negara Lain
Mengenai seberapa besar kesiapan digital Indonesia dalam bidang AI dibanding dengan negara lain, ada sebuah indeks yang dibuat oleh Oxford Insights--mempelajari cara AI diterapkan di berbagai negara dan mereka telah menilai 160 negara, termasuk Indonesia.
"Indonesia adalah salah satu ekonomi digital dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia dan di dunia. Meskipun pandemi telah mengakibatkan perlambatan di banyak negara lain, Indonesia berhasil tetap stabil, yang patut diapresiasi," ujar Khurana memungkaskan.
Untuk diketahui, dari 160 negara di dunia, Indonesia menempati peringkat 47 dari AI Readiness Index 2021-Global Ranking yang disusun Oxford Insights.
Jauh di bawah negara Asia lainnya seperti Singapura yang menempati posisi 2, Jepang di ranking 12, China di 15, Taiwan di 18, dan Malaysia di posisi 36.
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Advertisement