Liputan6.com, Jakarta - Hanya dalam waktu kurang dari 24 jam, TelkomGroup menyimpulkan 26 juta browsing history dan data pribadi yang dijajakan di forum online breached.to adalah hasil fabrikasi/ dipalsukan.
SVP Corporate Communication and Investor Relations Ahmad Reza mengungkapkan, segera setelah mengetahui adanya informasi tentang dugaan kebocoran data IndiHome, Telkom langsung melakukan koordinasi dan investigasi.
Advertisement
Untuk memastikan benar atau tidaknya data yang dijajakan adalah browsing history dan data pribadi pengguna IndiHome, TelkomGroup bahkan melakukan pembelian atas data tersebut.
"Saat kemarin ribut-ribut (ada dugaan kebocoran data), kami beli juga untuk mengetahui datanya benar nggak sih?" tutur Reza, dalam konferensi pers terkait hasil investigasi dugaan kebocoran data pengguna IndiHome di Kantor Telkom, Senin (22/8/2022).
Lebih lanjut, Reza menyebut, TelkomGroup membayar senilai 0.009478 BTC atau setara Rp 470 ribu untuk bisa mengakses 26 juta record data yang diklaim penjual sebagai data pelanggan IndiHome. Data tersebut kemudian dicek dan dibandingkan dengan data milik IndiHome untuk melihat kecocokannya.
"Angka tersebut untuk 26 juta data, kalau benar, kasihan masyarakat. Jadi harus dipahami, data itu tidak semudah itu diambil, data juga sangat diproteksi oleh institusi," katanya.
Reza menjelaskan, koleksi 26 juta record browsing history dan data pribadi pengguna yang dijajakan seharga Rp 470 ribuan itu telah membuat pelanggan IndiHome ketakutan dan resah. Untuk itu, TelkomGroup langsung melakukan investigasi.
"Hasil investigasi, kami pastikan data pelanggan sangat aman," ujarnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Data Pengguna Dilindungi Enkripsi
Apalagi, menurutnya, TelkomGroup telah menerapkan proteksi data sesuai amanat UU, sehingga kalau pun terjadi kebocoran, data tidak terungkap melainkan dilindungi enkripsi.
Selain itu, Reza juga mengatakan, untuk melindungi data, source data dilakukan di in house Telkom. "Kami tidak pernah menaruh data di pihak lain. Ada protokol keamanan yang terus diperbarui tiap saat," tuturnya.
Sebelumnya, pada Minggu 21 Agustus 2022, Telkom mendapati ada dugaan kebocoran data pelanggan IndiHome yang dijual di forum breached.to.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Telkom Klaim Fabrikasi Semata
Data yang dijual itu terdiri dari 26,7 juta record dengan komposisi browsing history dan data pribadi. Periode data tersebut adalah Agustus 2018-November 2019.
Dari hasil investigasi Telkom, ditemukan bahwa tidak terdapat record yang mengandung ID IndiHome yang valid. Pasalnya, Telkom tidak menggunakan email @telkom.net untuk kepentingan perusahaan maupun sebagai fitur/layanan bagi pelanggan.
Kedua, format @telkom.net dipakai Telkom sebagai realm/ domain userid Indihome. Selain itu, fakta bahwa tidak ada sistem di Telkom yang menyimpan browsing history dan data pribadi secara berdampingan membuat Telkom menyimpulkan bahwa tidak ada sistem yang dilanggar. Telkom bahkan menyebut data yang dipublikasikan merupakan hasil fabrikasi.
(Tin/Isk)