Mulai Terapkan Kebijakan Kerja dari Kantor, Karyawan Apple Ajukan Petisi Penolakan

Sejumlah karyawan Apple yang tergabung dalam Apple Together berencana mengajukan petisi menolak kebijakan perusahaan yang meminta karyawan kembali bekerja dari kantor.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 24 Agu 2022, 07:30 WIB
Kantor pusat `Apple Campus 2` ini sayangnya masih dalam proses pembangunan dan akan rampung pada 2016 mendatang (BGR)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah karyawan Apple dilaporkan menolak kebijakan perusahaan yang meminta mereka kembali bekerja dari kantor mulai bulan depan. Mereka beralasan telah bisa menunjukkan kinerja luar biasa selama dua tahun dengan sistem kerja yang lebih fleksibel.

Dikutip dari The Financial Times, Rabu (24/8/2022), penolakan ini dilayangkan oleh kelompok karyawan yang diberi nama Apple Together. Kelompok ini dibentuk tahun lalu ketika karyawan di seluruh dunia diminta untuk bekerja jarak jauh karena adanya pandemi.

Sebagai bagian dari penolakan ini, mereka membuat petisi yang dibagikan secara internal untuk meminta lokasi kerja yang fleksibel. Petisi ini sekaligus merespons seruan CEO Apple Tim Cook yang meminta karyawan di kantor pusat kembali ke kantor.

Untuk diketahui, pekan lalu, Tim Cook meminta karyawan yang berada di sekitar kantor Apple Cupertino untuk bekerja dari kantor selama tiga hari dalam seminggu mulai dari 5 September 2022. Tim beralasan ingin melestarikan budaya Apple yang sangat penting, yakni kolaborasi secara langsung.

Di sisi lain, Apple Together merasa kebijakan ini merupakan bentuk kegagalan pimpinan senior untuk menghormati sejumlah alasan kuat dari karyawan yang merasa lebih bahagia dan lebih produktif saat bekerja di luar kantor secara tradisional.

Oleh sebab itu, petisi yang dilayangkan menuntut perusahaan mengizinkan karyawan bekerja dengan pimpinan langsung mereka dalam memutuskan pengaturan kerja. Dan dalam hal ini, mereka tidak perlu mendapatkan persetujuan dari petinggi atau melalui prosedur yang rumit.

Rencananya, Apple Together akan mengumpulkan tanda tangan karyawan pada pekan ini, sebelum melakukan verifikasi dan mengirimkannya pada para pimpinan perusahaan. Mereka juga memastikan tidak akan mengungkap daftar individu yang ikut serta mendukung petisi ini.

Terkait adanya petisi ini, Apple sendiri masih menolak untuk berkomentar. Hanya, langkah Apple ini memang berbeda dari sejumlah perusahaan teknologi lain yang masih memungkinkan karyawan bekerja dari jarak jauh, seperti Facebook dan Google. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Apple Ancam Pecat Karyawan yang Bikin Video Viral di TikTok

Kantor Apple

Di sisi lain, Apple diduga mengancam memecat seorang karyawan yang mengunggah video TikTok. Karyawan tersebut diketahui mengunggah video viral berisi tips keamanan standar di iPhone.

Karyawan Apple bernama Paris Campbell tersebut mengatakan, dirinya diberitahu bahwa ia telah melanggar kebijakan perusahaan dengan menyebutkan dirinya merupakan karyawan Apple. Campbell juga ditegur karena mengunggah topik terkait Apple.

Mengutip The Verge, Selasa (16/8/2022), kebijakan media sosial perusahaan memperingatkan karyawan agar tidak mengunggah konten tentang pelanggan, kolega, atau informasi rahasia. Meski begitu, Apple tidak secara khusus melarang karyawan mengunggah tentang teknologi sepenuhnya.

"Kami ingin Anda menjadi diri sendiri tetapi juga harus respek dalam mengunggah, mencuit, dan komunikasi online lainnya," kata dokumen internal Apple.

Campbell merupakan seorang ibu tunggal yang tinggal di New York. Ia sudah bekerja di Apple selama hampir enam bulan terakhir. Campbell bekerja sebagai teknisi perbaikan di ritel Apple.

Pekan lalu, Campbell menanggapi pengguna TikTok yang kehilangan iPhone-nya di event musik Coachella. Si pemilik iPhone tersebut menerima pesan teks ancaman yang mengatakan bahwa informasi pribadinya akan dijual di pasar gelap, kecuali si pengguna tersebut menghapus iPhone dari Apple ID-nya.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Isi Video Sang Karyawan

Apple Store. Kredit: Michael Gaida via Pixabay

"Saya tidak dapat memberi tahu Anda dengan tepat bagaimana saya mengetahui informasi ini, tetapi saya bisa beri tahu Anda bahwa selama enam tahun terakhir, saya menjadi engineer hardware bersertifikat untuk perusahaan yang suka bicara mengenai buah (merujuk pada Apple)," kata Campbell.

Dalam video, Campbell juga memperingatkan pengguna untuk tidak mendengarkan si pemeras. "Ponsel Anda sebenarnya tidak berguna bagi mereka, dan Anda satu-satunya yang bisa menyelamatkan mereka, saya sarankan Anda tidak melakukannya," kata Campbell dalam video.

Video tersebut pun viral di TikTok dan disaksikan 5 juta kali dalam waktu 24 jam setelah diunggah. Jumat-nya, Campbell menerima telepon dari seorang manajer di Apple, yang memintanya menghapus video atau dirinya akan terkena tindakan indisipliner, termasuk pemutusan hubungan kerja.

Saat Campbell bertanya apa yang terjadi jika dirinya membiarkan video tersebut, manajer itu bilang akan membalasnya. Namun, hingga kini, tempat kerjanya masih belum melakukan apa-apa.


Tak Takut

Para pembeli pertama iPhone 12 memamerkan perangkat yang baru dibelinya di Apple Store Orchard Road Singapura (Foto: Apple Newsroom)

Selama akhir pekan, Campbell pun mengunggah video kedua berjudul "Dear Apple". Pada video tersebut, Campbell mengungkapkan bahwa dirinya adalah karyawan Apple dan menyebut ia sedang menunggu informasi apakah dia akan dipecat.

"Saya tidak pernah benar-benar menyebutkan diri saya sebagai karyawan Apple, hingga video ini. Lucunya, setelah meninjau kebijakan media sosial perusahaan, tidak ada yang mengatakan saya tidak dapat menyebut diri saya sebagai karyawan Apple di depan umum. Saya hanya tidak boleh melakukannya dengan cara yang membuat perusahaan terlihat buruk," katanya.

Sekadar informasi, selain karyawan Apple, sebelumnya Campbell merupakan stand-up komedian sejak 2011. Ia memiliki banyak followers di medsos, jumlahnya total 439 ribu termasuk di TikTok. 

(Dam/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya