Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menilai, saat ini jadi momentum bagi sektor perdagangan dan investasi di Indonesia. Menurut dia, banyak negara kini berebut ingin menjalin koneksi dengan Indonesia.
Hal itu didapatnya setelah Arsjad berkunjung ke banyak negara dunia, mulai dari yang ada di benua Amerika, Eropa, hingga Asia.
Advertisement
"Pada saat ini kami melihat momentum yang ada, yaitu bagaimana keadaan perdagangan dan investasi, setelah kami melewati roadshow ke Amerika Serikat, Kanada, dan juga Eropa, Asia, Australia. Semuanya ingin berdagang dengan Indonesia, ingin melaksanakan investasi dengan indonesia," ujarnya dalam arahan Presiden Joko Widodo kepada Kadin seprovinsi Indonesia, Selasa (23/8/2022).
Demi menjaga momentum tersebut, Arsjad mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu padu menjaga perekonomian nasional. Khususnya jelang pesta demokrasi yang berlangsung pada 2024 mendatang.
"Kami mengharapkan, bagaimana ajang pemilu jadi ajang untuk makin mempersatukan bangsa, agar semua pemimpin bangsa bisa bersama-sama menjaga kestabilan daripada politik sebelum, selama dan setelah pesta demokrasi. Karena stabilitas adalah kunci bagaimana kita menjaga ke depan," tuturnya.
Menurut dia, hal tersebut juga jadi kunci bagi Indonesia agar bisa menjemput tujuan untuk menjadi negara maju 2045. Oleh karenanya, ia pun ingin agar pemerintah dan pelaku usaha bisa saling bersinergi di dalamnya.
"Di sini lah pentingnya kolaborasi pemerintah dan dunia usaha menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia yang lebih baik juga merata. Serta didukung ekonomi Indonesia yang kuat, meningkat, juga jadi negara maju pada tahun 2045," ungkapnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Neraca Perdagangan Surplus USD 4,22 Miliar di Juli 2022, Rekor 27 Bulan Berturut-turut
Indonesia kembali mencatat surplus neraca perdagangan pada Juli 2022, memperpanjang rekor selama 27 bulan berturut-turut. Kali ini, neraca perdagangan surplus sekitar USD 4,22 miliar.
Capaian ini diperoleh lantaran angka ekspor per Juli 2022 yang sebesar USD 25,57 miliar masih lebih tinggi dibanding nilai impor pada bulan yang sama, sebesar USD 21,35 miliar.
Kendati demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor tersebut mengalami kenaikan sekitar 1,64 persen secara bulanan atau month to month (mtm) dibanding Juni 2022, yang sebesar USD 21 miliar.
"Secara year on year (YoY), angka impor Juli 2022 melonjak 39,86 persen dibanding Juli 2021 yang sebesar USD 15,26 miliar," terang Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Senin (15/8/2022).
Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia secara bulanan pada Juli 2022 juga terpangkas sebesar 2,20 persen, dari sebelumnya USD 26,15 miliar per Juni 2022 menjadi USD 25,57 miliar pada Juli 2022.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Ekspor Migas
Setianto menjelaskan, penurunan angka ini terjadi akibat harga dan volume ekspor migas yang terpangkas pada Juli 2022 silam.
"Untuk penurunan ekspor migas lebih dikarenakan oleh nilai minyak mentah yang turun 60,06 persen, dan volume turun 60,82 persen," ungkap dia.
Tak hanya komoditas migas, ekspor barang non migas yang melemah juga turut memberikan andil terhadap nilai ekspor Juli 2022 yang mengecil.
"Jadi kalau dilihat di grafik, perkembangan mtm dan YoY terkait ekspor kita memang lebih dikarenakan oleh secara persentase turunnya komoditas untuk migas yang turun minus 11,24 persen. Sementara non migas turun 1,64 persen," bebernya.