IHSG Melambung Usai Bank Indonesia Dongkrak Suku Bunga Acuan

IHSG menguat 0,78 persen ke posisi 7.168 di tengah pengumuman Bank Indonesia dongkrak suku bunga acuan 0,25 persen.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 23 Agu 2022, 14:51 WIB
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau di tengah pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia pada Selasa, (23/8/2022).

Mengutip data RTI, pukul 14.38 WIB, IHSG menguat 0,78 persen ke posisi 7.168. Indeks LQ45 menguat 0,94 persen ke posisi 1.024. Seluruh indeks acuan kompak menghijau. Jelang penutupan perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.175 dan terendah 7.107. Sebanyak 276 saham menguat dan 228 saham melemah. 186 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.157.463 kali dengan volume perdagangan 26,1 miliar saham. Total frekuensi perdagangan Rp 11,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.877. Mayoritas sektor saham menghijau. Indeks sektor saham IDXenergy melonjak 3,1 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic menanjak 1,8 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur menanjak 0,87 persen.

Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan BI-7DRRR 25 basis poin menjadi 3,75 persen pada Agustus 2022.  Kenaikan suku bunga acuan ini dinilai sebagai antisipasi inflasi yang meningkat ke depan seiring proses pemulihan ekonomi.

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham DWGL melonjak 19,61 persen

-Saham MEDC melonjak 19,51 persen

-Saham SICO melonjak 14,79 persen

-Saham BALI melonjak 12,44 persen

-Saham KKES melonjak 10,22 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham OLIV melemah 9,76 persen

-Saham SHIP melemah 6,99 persen

-Saham BESS melemah 6,92 persen

-Saham TFAS melemah 6,90 persen

-Saham CRAB melemah 6,85 persen

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bank Indonesia (BI) Diprediksi Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Bps Hari Ini

Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) dijadwalkan akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Agustus 2022 pada Selasa, (23/8). Berdasarkan undangan yang diterima secara resmi oleh Merdeka.com, konferensi pers virtual hasil RDG akan dimulai pukul 14.00 WIB melalui akun youtube Bank Indonesia.

"Konferensi pers virtual Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia bulan Agustus 2022 yang akan diumumkan oleh Gubernur BI, Bp. Perry Warjiyo beserta seluruh Anggota Dewan Gubernur BI," tulis BI.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memproyeksikan BI akan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 3,75 Persen. Kenaikan ini mempertimbangkan tren penurunan harga komoditas dalam beberapa waktu terakhir.

"Hal itu karena pertimbangan supply untuk cadangan devisa bisa terganggu," kata Bhima saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Selain itu, keputusan bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan juga untuk meredam laju inflasi di Tanah Air. Menyusul, rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite maupun Solar imbas lonjakan harga minyak mentah dunia.

"Kenaikan ini untuk ancang ancang menjaga inflasi. Khawatir pemerintah tetap bersikeras menaikkan harga Pertalite ataupun Solar. Perkiraan kalau Pertalite dan Solar naik 30 persen, inflasi bisa di atas 7 persen," bebernya.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Mitigasi

Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk itu, BI diminta melakukan mitigasi imbas penyesuaian suku bunga acuan terhadap pertumbuhan kredit, khususnya sektor UMKM yang masih memasuki fase pemulihan pasca terdampak parah Covid-19.

Kemudian kredit konsumsi, termasuk KPR yang akan sangat sensitif terhadap tingkat kenaikan suku bunga.

"Pertimbangan terkait inflasi ini perlu memperhitungkan bahwa inflasi disebabkan oleh sisi suplai atau pasokan, sementara permintaan masyarakat masih rendah," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com


Rupiah Melemah Menanti Hasil RDG Bank Indonesia

Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Bank Indonesia (BI) meyakini pada tahun ini inflasi masih akan terkendali. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah pada Selasa pagi melemah jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).

Rupiah pagi ini melemah 11 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.903 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.892 per dolar AS.

Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan, faktor penggerak rupiah dari eksternal masih seputar perlambatan ekonomi dan inflasi Amerika Serikat.

"Publik masih menunggu pernyataan The Fed mengenai inflasi dan apa kebijakan suku bunga yang akan diambil The Fed, apakah akan tetap agresif atau mulai melunak," ujar Revandra dikutip dari Antara, Selasa (23/8/2022).

Sebelumnya, para pejabat bank sentral mengatakan bahwa The Federal Reserve perlu terus menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang tinggi dalam beberapa dekade terakhir.

Pejabat The Fed yang memberikan dukungan kenaikan suku bunga diantaranya adalah Presiden Fed San Fransisco Mary Daly yang cenderung mendukung kenaikan 50 basis poin (bps) atau 75 bps pada September.

Sementara Presiden Fed St Louis James Bullard mendukung kenaikan suku bunga sebesar 75 bps dan dia mengatakan bahwa suku bunga akan berada di area 3,75 persen - 4 persen pada akhir tahun ini.

Pelaku pasar masih berspekulasi akan kenaikan sebesar 50 basis poin pada pertemuan bank sentral September mendatang.

"Dari dalam negeri, isu kenaikan BBM terutama pertalite menjadi pendorong sentimen terhadap rupiah. Jika BBM terutama pertalite dinaikkan, kemungkinan inflasi akan melonjak dan memberikan tekanan pada rupiah," kata Revandra.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya