Liputan6.com, Jakarta - PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia meluncurkan iTrade Syariah. Peluncuran CGS-CIMB iTrade Syariah sebagai online trading platform bagi investor saham syariah, yang telah memenuhi prinsip dan kaidah syariah serta telah mendapatkan sertifikasi dari pihak DSN-MUI.
Hal ini menandakan komitmen CGS-CIMB Sekuritas Indonesia secara grup dalam mendukung pasar modal syariah yang sebelumnya layanan saham syariah telah hadir terlebih dahulu di negara Malaysia dan juga Singapura.
Advertisement
Untuk mendukung pasar modal syariah di Indonesia secara komprehensif, kali ini CGS-CIMB Sekuritas Indonesia juga gelar edukasi virtual dalam bentuk Webinar CGS-CIMB iTrade Syariah dengan tema "Merdeka Dengan Investasi Nyaman dan Amanah", yang menghadirkan para pembicara yang kompeten di bidangnya, yaitu Irwan Abdalloh selaku Head of Sharia Capital Market Division Indonesia Stock Exchange, Mohammad B Teguh selaku Wakil Sekretaris Badan Pelaksana Harian (BPH) DSN-MUI dan Ustadz Hilman Fauzi selaku Dai Muda Milenial dan Pakar Ekonomi Syariah.
"Kami percaya dengan adanya CGS-CIMB iTrade Syariah dapat memenuhi kebutuhan investor syariah dalam berinvestasi saham dan juga terus mendapatkan kelas edukasi yang mumpuni," kata President Director of PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, Lim Kim Siah dalam keterangan resminya, Selasa (22/8/2022).
CGS-CIMB Sekuritas Indonesia akan terus mendukung perkembangan pasar modal syariah sebagai bagian dalam mengenalkan dan meningkatkan literasi serta inklusi masyarakat akan pasar modal syariah dengan produk dan jasa layanan investasi saham syariah.
Untuk pengalaman perdagangan saham syariah yang tanpa hambatan, selain CGS-CIMB iTrade Syariah tersedia dalam versi web dan mobile application di iOS maupun android dengan fitur-fitur unggulan seperti: fast order, parked order, platform tersebut juga merupakan platform omnichannel dengan tampilan yang ramah pengguna.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bakal Dongkrak Investor
Selain itu, bagi investor saham syariah yang hendak memulai perjalanannya bersama CGS-CIMB iTrade Syariah, telah tersedia pembukaan rekening saham syariah secara full online, yang menggunakan RDN syariah tanpa minimum deposit bagi nasabah online, dengan fee transaksi yang kompetitif.
Di dalam perjalanan investor saham syariah bersama perseroan, investor tidak perlu khawatir karena tersedianya staff online khusus, dukungan tim ahli syariah yang telah tersertifikasi OJK dan DSN-MUI dan dukungan penuh dari tim analis yang unggul.
"Melalui CGS-CIMB iTrade Syariah yang baru ini, kami optimis dapat meningkatkan jumlah investor saham syariah di masa mendatang untuk terus memperkokoh posisi CGS-CIMB Sekuritas Indonesia di antara investor ritel berbasis syariah,” kata Lim Kim Siah.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Pertumbuhan Investor Saham Syariah Loyo Selama Pandemi COVID-19, Kok Bisa?
Sebelumnya, hingga kuartal I 2022, jumlah investor saham syariah mencapai 108.345 investor. Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi mengungkapkan, jumlah investor tersebut dihimpun dari data anggota bursa penyelenggara syariah online trading sistem (ABSOTS).
"Kalau kita lihat perkembangan hampir 4 kali lipat dari 2017, 367 persen dan dengan tingkat keaktifan yang mencapai angka 16,4 persen," ungkap Hasan dalam edukasi wartawan pasar modal, ditulis Jumat (15/4/2022).
Sepanjang 2021, jumlah investor saham syariah telah bertambah sebanyak 19.283 investor atau mengalami pertumbuhan 22,5 persen. Dari 85.861 investor pada 2020 menjadi 105.170 investor pada 2021 dengan tingkat keaktifan sepanjang 2021 sebanyak 34 persen.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdullah mengatakan, meski tercatat tumbuh, namun kenaikan investor saham syariah jauh lebih lambat dibandingkan saham konvensional.
"Kita masih tetap tumbuh tapi lambat. Menariknya adalah perlambatan terjadi selama pandemi di 2020-2021,” kata Irwan.
Rasio investasi syariah terhadap total investor mengalami penurunan sejak 2020, setelah mencapai puncaknya di 2019 sebesar 6,2 persen. Kemudian merosot menjadi hanya 5,1 persen pada 2020 dan 3 persen pada 2021.
Irwan menilai, hal ini bisa terjadi lantaran percepatan penambahan investor konvensional lebih lebih tinggi dibandingkan dengan investor saham syariah selama periode 2020-2021.
“Biasanya sebelum 2020 itu ke pertumbuhan investor saham syariah lebih tinggi dari growth total. Kemarin saja kita kesalip. Penyebabnya apa? pasar modal syariah itu ketinggalan dari sisi teknologi,” kata Irwan.
Transaksi Efek Syariah Kian Ramai, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp 4.315 Triliun
Sebelumnya, memasuki kuartal II 2022, kinerja pasar modal syariah juga terus menunjukkan kinerja yang baik dan memuaskan. Sejalan dengan pertumbuhan yang baik di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks saham syariah indonesia (ISSI) rupanya juga ikut naik.
Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi menyebutkan, IHSG sudah menembus level psikologis di atas Rp 7.000, bahkan sempat di atas 7.300. Sementara ISSI juga telah melampaui level psikologis di angka 200, dan sempat mencatatkan angka tertingginya di level 206,4 pada penutupan perdagangan 8 April 2022.
"Berdasarkan data yang kami miliki per 12 April 2022, ISSI secara year to date ditutup mengalami kenaikan 5,76 persen, yaitu di level 203,5,” kata Hasan dalam edukasi wartawan pasar modal, Kamis, 14 April 2022.
Saham syariah juga tercatat masih mendominasi pasar saham keseluruhan di BEI. Saat ini terdapat sebanyak 480 saham yang masuk ke dalam kelompok saham syariah atau masuk dalam daftar efek syariah yang tergabung dalam ISSI. Setara 61,38 persen dari total keseluruhan saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia saat ini.
"Total kapitalisasi pasar saham syariah mencapai Rp 4.315,5 triliun atau 46 persen dari total keseluruhan saham yang tercatat di BEI. Di sisi lain, data juga menunjukkan bahwa mayoritas saham yang diperdagangkan di BEI, selain merupakan saham syariah juga mayoritas aktivitas transaksinya juga terhadap saham-saham syariah,” kata Hasan.
Dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH), transaksi saham syariah berkontribusi sebesar 52,3 persen dari total RNTH bursa. Sementara frekuensi transaksi berkontribusi sebesar 64,4 persen dan volume transaksi sebesar 53,8 persen.
Sampai dengan saat ini, terdapat 13 saham syariah baru yang tercatat di bursa. Setara 81 persen dari total pencatatan saham baru yang saat ini sebanyak 16 perusahaan.
Advertisement