Liputan6.com, Solo - Batik merupakan warisan budaya tak benda Indonesia yang sudah diakui UNESCO pada 2009. Batik adalah produk kain lokal yang dilukis menggunakan 'malam'. Hampir tiap daerah memiliki batik khas, salah satunya Kota Solo. Bahkan, di Solo pun ada berbagai jenis motif batik. Lalu, bagaimana membedakan batik khas kota kelahiran Presiden Joko Widodo?
Berikut penulusuran informasi yang dilakukan oleh Liputan6.com dari beberbagai sumber. Yuk, simak artikel di bawah ini yang mengulas tentang ciri khas batik yang berasal dari Kota Solo.
Baca Juga
Advertisement
Batik Sidomukti ini biasanya akan digunakan pada saat acara penting, seperti pernikahan. Sidomukti yang memiliki arti 'Sido makmur atau sejahtera' itu diambil dari kata sido: jadi dan juga mukti: sejahtera, makmur, mulia, adalah simbol harapan masyarakat Solo untuk kehidupan yang lebih baik pada masa mendatang.
Alasan masyarakat Solo Raya sering menggunakan batik sidomukti untuk acara pernikahan, lantaran mereka berharap jika makna yang ada di balik kain sidomukti itu bisa terjadi di kehidupan mereka setelah menikah, selalu dipenuhi keberkahan dari Tuhan.
Filosofi Kehidupan
2. Batik Sawat
Batik sawat adalah motif yang diambil dari sebuah sayap dari burung garuda, makna motif sawat ini diambil dari kisah kendaraan Dewa Wisnu yang melambangkan seorang raja.
Masyarakat Kota Solo Raya pada zaman dahulu masih sangat menghormati keberadaan kerajaan dan keluarganya. Mereka menyakini, jika motif batik sawat ini menjadi sesuatu yang sakral, karena hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan.
3. Batik Kawung
Batik dengan motif lonjong-lonjong ini menyerupai buah kawung. Motifnya jika digambarkan terdapat kotak-kotak kecil memenuhi kain batik dan di setiap satu kotak terdapat empat gambar lonjong disusun secara geometris seperti bunga teratai dengan empat kelopak bunganya.
Filosofinya adalah bunga teratai memiliki arti kesucian dan umur panjang. Dulu biasanya cuma masyarakat yang bekerja di kantor atau instansi pemerintahan yang bisa menggunakan batik motif ini, sekarang semua orang sudah bisa menggunakannya.
4. Batik Parang
Motif batik yang menyerupai huruf S dan saling menyambung dengan garis diagonal sehingga tersusun motif huruf S tanpa putus dan sangat rapi itu menjadi salah satu motif batik tertua.
Parang diambil dari kata pereng yang memiliki arti lereng, motif S yang menyambung itu melambangkan kesinambungan dan maknanya adalah semangat masyarakat Solo yang tidak pernah pudar. Karena, batik parang ini pada zaman penjajahan digunakan oleh para prajurit untuk melawan penjajah dengan harapan mereka pulang membawa kemenangan.
Advertisement
Motif Menarik Syarat Makna
5. Batik Truntum
Batik Trumtum adalah motif batik yang memiliki arti penuntun, dan mempunyai makna cinta yang bisa tumbuh kembali. Biasanya wanita dewasa atau perempuan-perempuan Solo Raya akan menggunakannya, karena sebagai penanda mereka adalah orangtua.
Sesuai dengan nama dan makna dari Batik Truntum yang diharapkan bisa menjadi penuntun bagi anak-anaknya, saat acara pernikahan orangtua pengantin akan mengenakan batik motif ini.
6. Batik Semen Rante
Motif batik semen rante adalah perpaduan antara tumbuh-tumbuhan, daratan, hewan berkaki empat, udara, burung garuda, mega mendung, air, ular ikan dan katak. Motif ini menceritakan tentang adanya tiga dunia atau seperti ajaran triloka, di mana ketiga dunia itu adalah dunia manusia, dunia tempat para dewa, dan dunia dari kalangan bawah (dunia bawah diisi manusia dengan jalan hidup tidak benar).
Sementara makna dari batik semen rante adalah menggambarkan sebuah cinta dari seorang wanita. Oleh karena itu, kebanyakan batik motif ini digunakan dalam prosesi lamaran. Dengan harapan, cinta dari sang wanita tetap akan muncul atau terikat kepada laki-laki yang akan menikahinya tersebut.
Nah, itu adalah tujuh batik khas Kota Solo dan juga maknanya di siap motifnya, jadi tidak sembarang nama disematkan pada batik-batik tersebut. Ada makna besar yang terselip dalam sebuah nama di Batik Solo.
Simak video pilihan berikut ini: