Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ma'ruf Amin meresmikan pemasangan atap atau Topping Off Menara Syariah, yang menjadi bagian dari Pusat Keuangan Syariah Internasional di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, di Jakarta, Selasa.
Dalam sambutannya pada acara tersebut Wapres menyatakan Menara Syariah PIK2 dibangun atas tujuan mulia. Dia berharap Pusat Keuangan Syariah Internasional PIK2 dapat menjadi pusat keuangan syariah terbesar di Asia Tenggara.
Advertisement
"Menara ini dibangun berlandaskan niat yang mulia, yaitu untuk menghadirkan pusat keuangan syariah yang pertama di Indonesia, yang nantinya kita harapkan pula menjadi yang terbesar di Kawasan Asia Tenggara, bahkan menjadi Islamic Finance Hub yang memainkan peran vital dalam industri keuangan syariah dunia," kata dia dikutip dari Antara, Selasa (23/8/2022).
Dia berharap pembangunan Menara Syariah PIK2 bisa berjalan tepat waktu dan segera difungsikan dengan baik agar bisa menjadi sentra aktivitas pelaku industri syariah.
"Terima kasih dan apresiasi saya sampaikan kepada Agung Sedayu Group, Salim Group, Matrix Concepts Holding Berhad, PT Fin Centerindo Satu, para investor dalam dan luar negeri, dan seluruh pihak yang telah mendukung pembangunan Menara Syariah," ujarnya.
Ma'ruf Amin berharap kolaborasi pemerintah dan dunia usaha dalam pembangunan Menara Syariah PIK2 kian memacu roda keuangan syariah di tanah air.
"Dengan mengucap Bismillahirahmanirrahim Topping Off Menara Syariah saya nyatakan diresmikan," ujar Wapres.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tuntas Februari 2023
Sementara itu, pemerintah telah berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah pada tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia membutuhkan sejumah fasilitas di antaranya adalah tempat yang akan menjadi pusat aktivitas perputaran ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Dalam upaya mencapai target Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia, Agung Sedayu Group dan Salim Group telah membangun Islamic Financial Centre sebagai tempat sinergi seluruh kekuatan keuangan Syariah di Indonesia.
Hal itu untuk mewujudkan cita-cita menjadikan Jakarta sebagai International Shariah Financial Hub (Pusat Keuangan Syariah Internasional). Tahap awal pengembangan Islamic Financial Centre adalah pembangunan Menara Syariah, yaitu dua bangunan kembar dengan luas bangunan 100.000 m2 dan akan menampung sekitar 5.000 pekerja.
Usai peresmian Topping Off oleh Wakil Presiden RI Bapak Ma’ruf Amin, selanjutnya diharapkan proyek ini akan selesai tuntas pada Februari 2023.
Menara Syariah dikembangkan oleh PT Fin Centerindo Satu, sebuah perusahaan joint-venture antara Agung Sedayu Group, Salim Group, PT Fin Centerindo Dua dan Matrix Concepts Malaysia. Pembangunan menara kembar dimulai pada awal 2021 dan telah menghabiskan dana sekitar Rp3,4 triliun.
Presiden Direktur Agung Sedayu Group Nono Sampono menyatakan cita-cita untuk mewujudkan Jakarta menjadi Pusat Keuangan Syariah Internasional merupakan tantangan dan memerlukan konsolidasi dari seluruh stakeholders keuangan syariah Indonesia yang meliputi Regulator (OJK, BI, Kementerian Keuangan dan Kementerian lain terkait) dan sejumlah asosiasi seperti Asosiasi Ahli Syariah: KNEKS, MES, IAEi dan lainnya, serta Pelaku industri syariah seperti Perbankan, IKNB, Pasar Modal, Lembaga Jasa Keuangan Khusus Syariah, LKMS dan lainnya.
"Dengan bersatunya kekuatan semua stakeholders tersebut, Insya Allah Indonesia akan menjadi salah satu Pusat Keuangan Syariah Dunia yang diperhitungkan selain Dubai, Bahrain, Doha, Riyadh, Istambul dan Kuala Lumpur," kata Nono.
Advertisement
Sri Mulyani Ingin Pakar Ekonomi Syariah Bahu-membahu Pecahkan Masalah Dunia
Ekonomi dunia tengah menghadpai banyak guncangan. Seluruh negara harus bahu membahu untuk menghadaapi goncangan tersebut. Hal tersebut diungkap oleh Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Sri Mulyani dalam halal bihalal IAEI, Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Di Indonesia, Sri Mulyani mengajak pakar ekonomi Islam mencari solusi menekan dampak resiko global terhadap perekonomian Indonesia. "Imbas global yang biasanya menimbulkan guncangan yang tidak mudah, bisa segara dan cepat sekali menghapus berbagai capaian kemajuan," kata Sri Mulyani.
Banyak negara mengalami side back dari sisi pengurangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja. Di mana sebelumnya, kedua kondisi ini sudah berhasil ditangani dengan baik dan perlahan.
"Kami berharap para ahli ekonomi di bidang ekonomi syariah yang memiliki kemampuan analitycal di bidang makroekonomi hingga dari sisi critical thinking, untuk bisa memecahkan masalah ekonomi tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia," katanya.
Menteri Keuangan itu menegaskan, critical thinking diperlukan agar ikatan ekonomi Islam memiliki peran yang makin nyata dan terbukti bisa memberikan solusi bagi perekonomian. Meski demikian, dalam dua tahun terakhir perekonomian Indonesia berhasil dipertahankan dalam posisi positif.
"Kondisi perekonomian Indonesia dan penanganan Covid-19 relatif baik. Pertumbuhan ekonomi berhasil dipertahankan 5 persen, ini pemulihan yang sangat baik dimana situasi global semakin meningkat resikonya," tandas dia.