Liputan6.com, Jakarta - Emiten pengelola jaringan restoran ayam cepat saji California Fried Chicken (CFC), PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) mencatatkan kinerja cemerlang pada semester I 2022.
Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 4,1 miliar. Raihan itu berbanding terbalik dari posisi semester I 2021, perseroan mencatatkan rugi Rp 9,84 miliar.
Advertisement
Laba perseroan pada paruh pertama tahun ini sejalan dengan kenaikan pendapatan usaha sebesar 37,62 persen menjadi Rp 284,32 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 206,6 miliar.
Melansir laporan keuangan perseroan, Rabu (23/8/2022), pendapatan perseroan ditopang oleh pendapatan dari CFC sebesar Rp 259,47 miliar. Kemudian dari Sapo Oriental Rp 8,45 miliar, Cal Donat Rp 4,92 miliar, dan Sugakiya Rp 7,46 miliar.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 113,79 miliar dibanding semester I 2021 sebesar Rp 82,69 miliar. Meski begitu, laba bruto perseroan masih tercatat naik 37,63 persen menjadi Rp 170,53 miliar dibanding semester I 2021 sebesar Rp 123,9 miliar.
Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan lainnya sebesar Rp 1,82 miliar. Bersamaan dengan itu, beban penjualan tercatat sebesar Rp 121,72 miliar, beban umum dan administrasi Rp 40,74 miliar, dan beban lainnya Rp 321,33 juta. Dari rincian itu, perseroan mencatatkan laba usaha sebesar Rp 9,56 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu yang catatkan rugi usaha Rp 6,39 miliar.
Kinerja Perseroan
Perseroan juga menciptakan pendapatan keuangan sebesar Rp 237 juta, sementara beban keuangan tercatat sebesar Rp 1,84 miliar.
Dari rincian itu, setelah dikurangi pajak penghasilan, perseroan menciptakan laba tahun berjalan sebesar Rp 5,16 miliar. Berbanding terbalik dari posisi semester I 2021 di mana perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 9,22 miliar.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 299,5 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 323,19 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 69,37 miliar dan aset tidak lancar Rp 230,13 miliar.
Liabilitas sampai dengan Juni 2022 turun menjadi Rp 169,16 miliar dari Rp 195,31 miliar pada posisi akhir Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka panjang Rp 111,87 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 57,29 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2022 naik menjadi Rp 130,35 miliar dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 127,88 miliar.
Advertisement
Penutupan IHSG 23 Agustus 2022
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau setelah Bank Indonesia (BI) kerek suku bunga acuan 25 basis poin pada Selasa, 23 Agustus 2022. Pada perdagangan Selasa pekan ini, sektor saham energi memimpin penguatan.
Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,78 persen ke posisi 7.163,26 pada penutupan perdagangan. Indeks LQ45 bertambah 0,82 persen ke posisi 1.023. Seluruh indeks acuan kompak menghijau. Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.183,25 dan terendah 7.107,06. Sebanyak 293 saham menguat dan 222 saham melemah. 182 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.313.922 kali dengan volume perdagangan 30,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.935.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXtransportasi susut 0,37 persen. Indeks sektor saham IDXenergy melambung 3,3 persen. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic menanjak 1,66 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur melonjak 0,81 persen, indeks sektor saham IDXhealth mendaki 0,61 persen, indeks sektor saham IDXtechno melambung 0,65 persen.
Selain itu, indeks sektor saham IDXindustry bertambah 0,64 persen, indeks sektor saham IDXproperty naik 0,42 persen, indeks sektor saham IDXfinance menanjak 0,37 persen, dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal menguat 0,13 persen.
Bursa Saham Asia
Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Selasa, 23 Agustus 2022. Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi setelah indeks acuan di wall street melemah seiring kekhawatiran kenaikan suku bunga.
Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,78 persen. Indeks Shanghai susut ke posisi 3.276,22. Indeks Shenzhen melemah 0,4 persen ke posisi 12.455,15. Indeks Jepang Nikkei turun 1,19 persen ke posisi 28.452,75. Indeks Topix melemah 1,06 persen ke posisi 1.971,44. Indeks Korea Selatan Kospi turun 1,1 persen ke posisi 2.435,34. Indeks ASX 200 anjlok 1,21 persen ke posisi 6.961,8.
Top Gainers-Losers pada 23 Agustus 2022
Sementara itu, indeks harga konsumen Singapura melonjak menjadi 7 persen year on year. Level inflasi itu tertinggi dalam 14 tahun seiring harga makanan, listrik dan gas naik. Bank sentral menyatakan, inflasi global akan tetap tinggi untuk beberapa bulan ke depan. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa, pekan ini.
Top Gainers dan Losers pada Selasa, 23 Agustus 2022
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham DWGL melambung 20,59 persen
-Saham MEDC melambung 19,51 persen
-Saham SICO melambung 16,20 persen
-Saham BALI melambung 11,40 persen
-Saham SNLK melambung 11,18 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham OLIV melemah 9,76 persen
-Saham SHIP melemah 6,99 persen
-Saham BESS melemah 6,92 persen
-Saham CRAB melemah 6,85 persen
-Saham LMSH melemah 6,80 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
-Saham TLKM senilai Rp 1,1 triliun
-Saham PGAS senilai Rp 637 miliar
-Saham BUMI senilai Rp 610,4 miliar
-Saham ADRO senilai Rp 578,9 miliar
-Saham BBCA senilai Rp 569,3 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
-Saham PGAS tercatat 35.868 kali
-Saham SIDO tercatat 33.669 kali
-Saham FREN tercatat 32.277 kali
-Saham BUMI tercatat 29.026 kali
-Saham MEDC tercatat 28.331 kali
Advertisement