Liputan6.com, Jakarta - Pasangan Irish Bella dan Ammar Zoni tengah diselimuti kebahagiaan menyambut kehadiran anak ke-4 mereka. Bayi perempuan itu, yang namanya masih dicari, lahir pada Selasa, 23 Agustus 2022 di salah satu rumah sakit di wilayah Bintaro, Tengerang Selatan, Banten.
Di unggahan Instagram Story-nya, Ibel, sapaan akrab Irish Bella, mengungkap syukur atas kelahiran putrinya. Ia menulis, "Alhamdulillah. Operasi pagi, dan sorenya udah bisa jalan-jalan, bahkan gendong dan nimang-nimang @thequeenreborn23_."
"Masya Allah senengnya recover-nya secepet ini, nggak nyangka," imbuhnya. "Padahal tadi sebelum operasi banyak drama yang akhirnya buat prosedurnya mundur sejam."
Baca Juga
Advertisement
Ibel juga mengungkap bagaimana metode Enhanced Recovery after Caesarean Section (ERACS) membuatnya mengalami pengalaman operasi cesar yang "menyenangkan dan pain free." Apa itu ERACS?
Mengutip situs web Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Rabu (24/8/2022), ERACS terdiri dari optimalisasi pelayanan antepartum dan intrapartum, termasuk manajemen anestesi dan pelayanan postpartum pasien rawat inap dan rawat jalan, sehingga tercipta pedoman yang terstandarisasi.
"Terdapat beberapa variasi terminologi ERAS pada operasi seksio sesarea yang dapat ditemui, yaitu enhanced recovery after surgery in caesarean delivery (ERASCD), enhanced recovery after caesarean (ERAC), dan enhanced recovery after caesarean section (ERACS)," mereka menyambung.
Sementara itu, melansir situs web RSIA Bina Medika, tempat Irish Bella menjalani persalinan, metode ERACS terbagi jadi tiga tahap: pre-operasi, intra operasi, dan pascaoperasi. Pre-operasi, mereka menyambung, berarti mengoptimalkan kondisi ibu hamil sebelum operasi.
Menjelang dan Saat Operasi
Di periode pre-operasi, pasien harus dipuasakan selama enam jam, dengan tetap diperbolehkan minum minuman manis maksimal dua jam sebelum prosedur, agar kadar gula tetap stabil dan ibu hamil, seperti Irish Bella, tidak lemas. Juga, para tahap pre-operasi, dilakukan persiapan tindakan pemasangan infus untuk pemberian cairan dan obat-obatan.
Kemudian, intra operasi, yakni perawatan selama operasi. "Pembiusan dilakukan di kamar operasi dengan teknik spinal menggunakan pilihan regimen obat anestesi yang memungkinkan pemulihan cepat. Pasien hanya dibius setengah badan, namun tidak merasakan nyeri selama operasi berjalan," pihaknya menyambung.
Mereka menjelaskan, "Pada protokol ERACS, efek baal motorik dari obat anestesi diatur untuk hilang sesegera mungkin pascaoperasi selesai. Hal ini yang membuat pasien melakukan mobilitas sesegera mungkin, namun efek analgesia anti-nyeri dari obat-obatan anastesinya tetap dipelihara."
"Segera setelah lahir, bayi akan diperiksa dokter spesialis anak untuk memastikan bayi sehat dan selanjutnya didekapkan ke dada bunda (ibunya)," kata pihak rumah sakit.
Advertisement
Tahap Pascaoperasi
Terakhir, pascaoperasi, yang berarti perawatan setelah prosedur medis. "Bunda sudah bisa bergerak kembali 2--3 jam pascaoperasi. Duduk dalam 1--2 jam setelah operasi," tulis pihak rumah sakit.
Mereka menyambung, "Makan dan minum dapat dilakukan langsung setelah operasi selesai, memberi ASI pada bayi, dan pemeriksaan darah setelah operasi."
"Penatalaksaan nyeri pascaoperasi dengan metode-metode terbaru yang memungkinkan bunda untuk merasa nyaman dan tidak nyeri, sehingga dapat beraktivitas secepatnya," tutur pihaknya. "Proses pemulihan yang lebih cepat dan penerapan inisiasi menyusui dini dengan melibatkan dokter spesialis anak dan konselor laktasi, serta dukungan keluarga dalam pemerian ASI akan meningkatkan bounding antara bunda dan bayi jadi lebih maksimal."
Di Indonesia, Kemenkes mencatat, teknik ERACS sudah mulai diterapkan dengan menitikberatkan kerja sama yang kuat interdisiplin ilmu kedokteran. Dalam studi yang menilai persepsi ibu terhadap tindakan seksio sesarea tanpa protokol ERACS, baru-baru ini, mencatat ibu hamil merasa tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan karena tidak diedukasi mengenai risiko prosedur tertentu.
Pengaruhi Biaya Rawat Inap
Selain itu, Kemenkes menyambung, hampir seluruh pasien tidak dilakukan pelepasan kateter segera setelah operasi selesai, yang mana hal ini dapat menghambat mobilisasi pasien. Karena itu, ERACS berusaha mengatasi masalah ini dengan memberi informasi sebelum menjalani prosedur dan melepas kateter urin setelah seksio sesarea sesegera mungkin untuk meningkatkan mobilisasi dini.
Dengan kata lain, prosedur ini juga berpotensi memperpendek periode rawat inap bagi ibu melahirkan. Di salah satu studi di China, yang menguji perbedaan biaya terhadap pasien yang menjalani protokol ERACS, menemukan bahwa terdapat perbedaan signifikan biaya rawat inap.
Pasien yang menjalani protokol ERACS memiliki biaya rawat inap lebih rendah dibandingkan grup kontrol. Penelitian lain yang menilai lama rawat pascaoperasi menemukan rata-rata lama rawat pascaoperasi lebih singkat pada pasien yang menjalani protokol ERACS dibandingkan grup kontrol.
Dengan segala manfaatnya, Anda tentu tetap berhak menentukan metode paling aman untuk melahirkan anak Anda. Pastikan untuk berkonsultasi dengan tenaga ahli untuk mempertimbangkan opsi-opsi tersebut.
Advertisement