Tidak Gunakan Retainer Gigi Usai Pasang Kawat atau Aligner, Ini Konsekuensinya

Penggunaan retainer gigi jadi hal penting untuk mempertahankan posisi gigi tetap dalam keadaan baik usai penggunaan kawat atau aligner gigi.

oleh Diviya Agatha diperbarui 24 Agu 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi Retainer

Liputan6.com, Jakarta Merawat gigi agar tetap rapi usai penggunaan kawat maupun aligner gigi menjadi hal yang membutuhkan proses dan waktu cukup lama. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan retainer gigi.

Retainer gigi sendiri berfungsi untuk menjaga susunan gigi Anda agar tetap rapi. Hal tersebut lantaran retainer gigi memiliki kemampuan untuk menjaga posisi gigi agar area gusi maupun tulang tetap berada pada tempatnya.

Terlebih, terdapat segelintir konsekuensi jikalau Anda memutuskan untuk tidak menggunakan retainer gigi. Lalu, apa sajakah itu?

Menurut American Association of Orthodontists, retainer gigi merupakan suatu keharusan untuk menahan posisinya setelah menggunakan kawat atau aligner gigi.

"Tidak memakai retainer gigi dapat menyebabkan kekambuhan pada posisi gigi kita. Artinya, gigi akan kembali ke posisi semula," ujar orthodontist di Gupta Orthodontics, Vick Gupta mengutip laman WebMD, Rabu (24/8/2022).

"Pada tahun pertama setelah menyelesaikan perawatan ortodontik (dengan kawat atau aligner), gusi dan ligamen akan menata ulang posisi gigi yang baru selama waktu ini," tambahnya.

Menurut Vick, gigi akan bergeser terus-menerus sepanjang hidup. Sehingga penggunaan retainer gigi menjadi penting untuk mencegah gigi bergerak kembali ke penempatan awal sebelum perawatan.

Konsekuensi lainnya dari tidak menggunakan retainer gigi adalah untuk terjadinya perburukan pada kesejajaran gigi. Periodontist di Beverly Hills, Mahnaz Rashti mengungkapkan bahwa kelalaian dalam memakai retainer dapat membuat gigi bergeser ke posisi yang lebih buruk dari sebelumnya.

"Pasien mungkin memerlukan kawat gigi lagi, bahkan untuk jangka waktu yang lebih lama. Jadi bagaimanapun setelah perawatan selesai, mereka harus memakai retainer untuk menjaga gigi mereka tetap baik,” kata Mahnaz.


Bantu Jaga Keselarasan Gigi

Ilustrasi gigi sehat/credit: Freepik.com

Lebih lanjut Mahnaz mengungkapkan bahwa gigi akan mengalami tekanan di dalam mulut selama menggigit, mengunyah, berbicara, atau menelan. Sedangkan retainer gigi dapat membantu Anda melawan kekuatan atau dorongan tersebut agar tetap dapat berada dalam posisi yang selaras.

Konsekuensi tidak menggunakan retainer juga dapat menyebabkan pergeseran pada gigi. Hal tersebut akhirnya dapat berujung pada perubahan dalam hal gigitan.

"Selama proses merapikan gigi, dokter gigi juga akan memperbaiki bagaimana pasien menggigit. Ini juga dipertahankan dengan retainer dan gigitan cenderung bergeser ke belakang jika retainer tidak dipakai. Ini bisa menimbulkan sensasi tidak nyaman bagi pasien saat menggigit," ujar Vick.

Menurut American Association of Orthodontists, tahap perawatan ortodontik sama pentingnya dengan fase aktif perawatan ortodontik dengan kawat gigi atau aligner.

“Karena gigi bergeser tanpa retainer, pasien harus memasang kawat gigi lagi. Ini berarti bahwa semua waktu dan uang yang dihabiskan telah terbuang dan sekarang, mereka harus membayar untuk pengobatan baru,” kata Mahnaz.


Manfaat Mempertahankan Gigi Rapi

Ilustrasi gigi rata. (dok. Foto Lesly Juarez/Unsplash.com)

Memiliki gigi yang rapi juga tak sekadar untuk estetika semata lho. Terdapat manfaat lainnya yang ternyata berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut itu sendiri.

Dalam kesempatan berbeda, co-founder sekaligus chief marketing officer Rata Indonesia, drg Deviana Maria pun mengungkapkan alasan dibalik pentingnya memiliki gigi yang rapi. Menurutnya, gigi rapi umumnya akan lebih mudah dibersihkan.

"Kenapa sih susunan gigi kita tuh perlu rapi atau sesuai dengan standar? Karena gigi rapi itu biasanya pertama lebih mudah dibersihkan. Aku selalu kalau ngomong ke pasien itu pakai perumpamaan. Misalnya di rumah kita punya furnitur berantakan depan belakang, terus ukurannya aneh-aneh. Buat bersihin debu itu susah banget kan," ujar Deviana pada Health Liputan6.com beberapa waktu lalu.

"Nah sama kayak gigi. Kalau dia saling bertumpukan depan belakang, posisinya aneh. Sekalinya kita makan, kita mau bersihkan pakai gosok gigi itu susah banget. Bahkan pakai benang gigi pun juga susah," tambahnya.


Gigi Berantakan, Sebabkan Kotoran Menumpuk

Apakah perlu langsung ke dokter bila gigi kamu berlubang? (Sumber Foto: Steven M Huffstutler DDS)

Sedangkan menurut Deviana, saat gigi berantakan, kotoran menjadi sulit dibersihkan. Kotoran akhirnya bisa menumpuk dan menciptakan karang gigi atau kebolongan pada masing-masing gigi.

"Padahal di mulut kita itu kan ada saliva atau air ludah yang gunanya untuk membersihkan kotoran yang ada dalam gigi. Tapi kalau penumpukan dalam giginya saja berantakan, susah untuk membersihkannya," kata Deviana.

Deviana mengungkapkan bahwa pada gigi yang rapi, kotoran menjadi lebih mudah dibersihkan. Terlebih, gigi yang rapi juga dapat mencegah adanya penumpukan karang atau terjadinya gigi berlubang.

"Jadi dengan mempunyai gigi yang susunannya rata atau rapi, pasti bersihinnya jauh lebih gampang. Mencegah terjadinya gigi berlubang, karang gigi menumpuk, dan lainnya," ujar Deviana.

Infografis Journal: Gaya Hidup Buruk, Diabetes Mengancam Kaum Muda (Liputan6.com/Trie Yasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya