Pria Kesulitan Baca Emosi Wanita di Wajahnya

Kaum pria benar-benar kesulitan jika harus membaca emosi di wajah wanita. Pria bisa membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menilai ekspesi wanita.

oleh Mar diperbarui 06 Feb 2013, 07:14 WIB
Kaum pria benar-benar kesulitan jika harus membaca emosi di wajah wanita. Pria bisa membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menilai ekspesi wanita.

Inilah hasil penelitian dari Edinburgh University. Para peneliti menunjukkan sekelompok pria dan wanita foto-foto wajahnya. Kemudian peneliti menanyakan banyak hal tentang diri peserta penelitian.

Saat menjawab pertanyaan dan merespons dalam beberapa waktu, otak responden dipindai. Peneliti kemudian meminta peserta penelitian menilai seberapa terlihat pintar pria atau wanita di foto itu. Dan memang ada sedikit perbedaan dalam penilaian pria dan wanita.

Tapi ketika diminta untuk memutuskan bagaimana mendekati orang-orang di foto itu, pria membutuhkan waktu lebih lama seperti dikutip Dailymail, Rabu (6/2/2013).

Scan otak menunjukkan aliran darah ke daerah yang dikenal terlibat dalam membuat penilaian tentang emosi. Ini menunjukkan kalau otak pria harus bekerja lebih keras untuk membuat keputusan sosial, yang mengimbangi kenyataan bahwa secara alami menemukan penilaian yang rumit.

Profesor Lawrie Stephen, yang memimpin penelitian, mengatakan itu dirancang untuk memberikan orang cukup waktu dengan jawaban yang benar. Namun, dihadapkan dengan keputusan cepat dalam kehidupan nyata, orang mungkin mulai salah menilai pikiran orang lain.

Hasil penelitian ini dipublikasikan di PLos One. Ini bisa menjadi pengobatan baru untuk orang-orang autisme, aliran darah ke daerah penilaian emosional di otak.

"Temuan kami menunjukkan bahwa laki-laki telah mengembangkan strategi untuk mengatasi empati yang lebih rendah secara alami dengan mengaktifkan bagian dari otak yang memahami isyarat-isyarat sosial.

"Karena pola ini juga terlihat pada orang dengan autis-linked kondisi, itu menunjukkan kita bisa menyusun alat-alat baru untuk membantu pasien belajar aturan-aturan sosial dan meningkatkan keterampilan mereka untuk terlibat dengan orang lain."(Mel/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya