Setor Laporan Kinerja 2021, BEI Buka Gembok Saham NIRO

Pada perdagangan sesi I Rabu, 24 Agustus 2022, saham NIRO ditutup turun 7 poin atau 4,76 persen ke posisi 140.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Agu 2022, 15:36 WIB
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi saham PT City Retail Developments Tbk (NIRO) mulai perdagangan sesi II, Selasa 23 Agustus 2022.

Sebelumnya, Bursa menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham NIRO lantaran belum menyampaikan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2021. Suspensi dibuka usai perseroan menyampaikan laporan keuangan untuk periode tersebut.

"Mempertimbangkan bahwa PT City Retail Developments Tbk telah melakukan pemenuhan atas penyampaian laporan keuangan tahunan yang berakhir per 31 Desember 2021, Bursa memutuskan untuk mencabut penghentian sementara perdagangan efek perseroan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, mulai sesi II perdagangan hari Selasa, 23 Agustus 2022," tulis Bursa dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (24/8/2022).

Pada perdagangan sesi I hari ini, saham NIRO ditutup turun 7 poin atau 4,76 persen ke posisi 140. Saham NIRO dibuka pada posisi 138 dan bergerak lada rentang 138–150.

Sejak awal 2022, saham NIRO terkoreksi 12 poin atau 7,89 persen. Berdasarkan laporan keuangan perseroan tahun buku 2021, penjualan tercatat naik 38,45 persen menjadi Rp 732,65 miliar dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 529,19 miliar.

Sayangnya, perseroan justru mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 58,92 miliar dibanding tahun sebelumnya di mana perseroan masih untung Rp 57,56 miliar.


Kinerja 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok naik menjadi Rp 397,5 miliar dari Rp 305,33 miliar pada 2020. Meski begitu, perseroan masih mencatatkan kenaikan laba kotor sebesar 49,71 persen menjadi Rp 335,16 miliar dari tahun sebelumnya Rp 223,87 miliar.

Tahun lalu, perseroan mencatatkan keuntungan dari akuisisi sebesar Rp 57,84 miliar, keuntungan selisih kurs Rp 12,32 miliar, dan pembalikan atas kerugian penurunan nilai Rp 4,85 miliar. Pada saat bersamaan, beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 184,38 miliar dan beban operasi lainnya Rp 21,14 miliar. Dari rincian tersebut, laba usaha turun menjadi Rp 202,25 miliar dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 352,86 miliar.

Pendapatan keuangan pada tahun lalu tercatat sebesar Rp 14,04 miliar, sementara biaya keuangan Rp 309,7 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 164,13 miliar, dibanding tahun sebelumnya dengan untung tahun berjalan sebesar Rp 157,78 miliar.

Dari sisi aset perseroan pada 2021 tercatat sebesar Rp 11,69 triliun, naik dibanding 2020 sebesar Rp 19,61 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 2,67 triliun dan aset tidak lancar Rp 9,03 triliun.

Liabilitas tercatat sebesar Rp 5,26 triliun, naik dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 4,02 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 895,62 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 4,37 triliun. Sementara ekuitas sepanjang tahun lalu turun menjadi Rp 6,43 triliun dibanding 2020 sebesar Rp 6,6 triliun.

 


IHSG Melanjutkan Penguatan, Saham BUMI hingga BBCA Terlaris

Petugas kebersihan bekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Transaksi bursa agak surut dengan nyaris 11 miliar saham diperdagangkan sebanyak lebih dari 939.000 kali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Rabu (24/8/2022). Sektor saham teknologi memimpin penguatan pada perdagangan Rabu pekan ini.

Mengutip data RTI, IHSG naik enam poin ke posisi 7.169,74. Indeks LQ45 menguat 0,28 persen ke posisi 1.026,44. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.184,19 dan terendah 7.156,45. Sebanyak 221 saham menguat dan 148 saham melemah.

Total frekuensi perdagangan 83.236 kali dengan volume perdagangan 2,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 1,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.820.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXenergy susut 0,46 persen. Indeks sektor saham IDXtechno melonjak 1,14 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic menanjak 0,44 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal bertambah 0,39 persen.

 


Sektor Saham Lainnya

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, indeks sektor saham IDXinfrastruktur bertambah 0,37 persen, indeks sektor saham IDXproperty naik 0,39 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi melambung 0,26 persen. Indeks sektor saham IDXnonsiklikal bertambah 0,17 persen. Selain itu, indeks sektor IDXhealth susut 0,13 persen.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG menguat ke posisi 7.163 pada perdagangan Selasa, 23 Agustus 2022. Penguatan IHSG ini setelah Bank Indonesia secara tak terduga menaikkan suku bunga 25 basis poin meski meningkatkan kewaspadaan menjelang data makro Amerika Serikat dan pesan the Fed terbaru di Jackson Hole Symposium.

Sementara itu, perdagangan bank besar dengan volume sedikit. DIprediksi lantaran reaksi investor domestik terhadap reli dolar Amerika Serikat. Saham batu bara dan logam menguat meski pergerakan datar pada harga LME global. Saham ADRO naik 6,4 persen, PTBA 3,7 persen, ITMG 3,5 persen dan ANTM bertambah 2,3 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya