Kuba Kembali Mulai Jual Dolar AS, Pertama dalam 2 Tahun

Warga Kuba, pada Selasa (23/8), mengantre di tempat-tempat penukaran mata uang untuk berkesempatan membeli dolar dan mata uang lainnya dari pemerintah.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Agu 2022, 22:30 WIB
Seorang pekerja memuat sekarung beras untuk dikirim ke gudang negara di depan grafiti bertuliskan "Letakkan hati di Kuba" di Regla, Kuba, Senin, 1 Agustus 2022. Pengumuman pemadaman listrik muncul saat negara tersebut berjuang dengan krisis energi; banyak bagian negara telah mengalami pemadaman listrik setiap hari. (AP Photo/Ramon Espinosa)

Liputan6.com, Havana - Warga Kuba, pada Selasa (23/8), mengantre di tempat-tempat penukaran mata uang untuk berkesempatan membeli dolar dan mata uang lainnya dari pemerintah. Hal tersebut merupakan yang pertama dalam dua tahun.

Kebijakan baru yang diumumkan pada Senin (22/8) malam itu datang hampir tiga minggu setelah pemerintah negara komunis tersebut mulai membeli “hard currency” – atau mata uang asing yang nilainya tidak mudah terdepresiasi atau berfluktuasi secara besar-besaran – dengan harga 110,40 peso per satu dolar Amerika.

Nilai ini mirip dengan yang diperjualbelikan di pasar gelap dan lebih besar empat kali dari nilai yang digunakan dalam transaksi resmi, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (24/8/2022).

Dengan kebijakan baru – yang dimaksudkan membantu memerangi pasar gelap “hard currency” – individu-individu dapat membeli hingga seratus dolar tunai dalam sehari dengan tarif 123,60 peso per satu dolar di 37 lokasi penukaran mata uang atau CADECA di negara bagian yang ditunjuk.

Tarif resmi yang digunakan oleh industri dan lembaga pemerintah yang mendominasi perekonomian tetap pada kisaran 24 peso per satu dolar.

Pada awal tahun 2021, Kuba menghilangkan sistem mata uang ganda yang sudah lama ada, dan menggunakan sistem khusus konversi peso yang terutama ditujukan untuk pariwisata dan warga asing, dan mengubah semua operasi dengan menggunakan mata uang lokal.

Tetapi harga-harga naik lebih cepat dibandingkan dengan upah baru yang lebih tinggi yang diadopsi berdasarkan reformasi tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Krisis Ekonomi Venezuela

Warga Kuba membeli makanan di pasar pertanian saat terjadi kebakaran hebat di depot bahan bakar di Matanzas, Kuba (7/8/2022). Kuba meminta bantuan Sabtu (7/7) untuk mengatasi kebakaran besar yang menyebabkan 77 orang terluka dan 17 petugas pemadam kebakaran hilang. Sekitar 800 orang telah dievakuasi dari daerah tersebut. (AFP/Yamil Lage)

Kondisi itu juga bertepatan dengan terjadinya krisis ekonomi akibat pandemi virus corona dan berkurangnya dukungan dari negarasekutu Kuba, Venezuela, yang juga sedang berjuang mengatasi krisis ekonomi. Belum lagi sanksi ekonomi yang diterapkan Amerika Serikat yang membatasi jumlah uang yang dikirim ke Kuba oleh kerabat di Amerika.

Kekurangan yang semakin besar menimbulkan kenaikan harga barang yang dibeli dari penjual swasta dan devaluasi peso di tingkat akar rumput.

Hal tersebut membuat dolar dan mata uang lain yang dikirim atau dibawa dari luar negeri menjadi lebih berharga.

Walhasil, kondisi itu meningkatkan antrean panjang dalam proses jual beli dan memperburuk rasa frustrasi publik.

 


Mencari Dolar ke Luar Negeri

Seorang polisi mengatur lalu lintas di persimpangan dengan lampu lalu lintas padam karena pemadaman listrik terprogram di Regla, Kuba, Senin, 1 Agustus 2022. Pihak berwenang telah mengumumkan akan memulai pemadaman listrik terjadwal mulai awal Agustus. (AP Photo/Ramon Espinosa)

Warga Kuba dapat menggunakan kartu debit “hard currency” untuk membeli barang di toko khusus negara bagian, dan banyak yang mencari dolar atau euro untuk bepergian ke luar negeri, kadang-kadang untuk membeli barang yang kemudian dijual kembali dengan harga lebih tinggi ketika mereka kembali ke tanah air.

Para pejabat Kuba, pada Senin (22/8), mengatakan berdasarkan kebijakan baru ini, penjualan “hard currency” akan dibatasi, tidak hanya dengan pembatasan US$100 per hari, tetapi juga berapa banyak lokasi penukaran mata uang yang telah dibeli dari publik sehari sebelumnya.

Di cabang penukaran mata uang yang didatangi kantor berita Associated Press, Direktur CADECA Regional Kenia Katiuska Mesa mengatakan kepada para pelanggan yang berkumpul bahwa 190 orang akan diizinkan menukar mata uang pada Selasa.

Infografis Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya