Liputan6.com, Jakarta - Saat kecil mungkin Anda pernah mengingatkan teman yang tidak sengaja menelan permen karet bahwa makanan itu akan terus berada di dalam perut selama 7 tahun. Tapi apakah benar?
Ternyata hal ini hanyalah salah satu dari banyak hal umum yang orang-orang percayai tentang makanan di masa kecil. M itos tentang makanan sehari-hari pun tak hanya itu saja.
Advertisement
Sulit untuk mengatakan dari mana mitos ini berasal. Terkadang, anak-anak mungkin salah mengartikan makanan mereka atau membiarkan imajinasi mereka menjadi liar. Di lain waktu, orang tua berbohong kepada anak mereka mengenai makanan dengan alasan tertentu.
Berikut ini empat Fakta terkait mitos terkait makanan yang sering beredar di publik, dikutip dari situs ranker, Minggu (28/8/2022):
MITOS: Ayam Harus Dicuci Sebelum Dimasak
Menurut beberapa ahli memasak seperti Julia Child, salah satu langkah penting dalam menyiapkan ayam mentah adalah membilasnya di bawah keran. Hal tersebut nantinya akan membasuh bakteri yang tidak diinginkan dan membuat unggas tersebut lebih aman untuk dimakan.
Namun hal berbeda justru dijelaskan oleh pakar keamanan pangan. mereka berpendapat bahwa bukannya membuat ayam lebih aman untuk dimakan, justru hal tersebut meningkatkan risiko penyakit bawaan makanan. Karena tetesan air yang mengandung salmonella dapat menghujani seluruh area wastafel dan berpotensi menyebarkan bakteri.
"Bahkan ketika konsumen berpikir mereka membersihkan unggas secara efektif setelah mencuci unggas, dan bakteri dapat dengan mudah menyebar ke permukaan dan makanan lain. Praktik terbaik adalah tidak mencuci unggas.” Kata Dr. Mindy Brashears selaku Dewan Departemen Pangan AS.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mitos Makan Cokelat Menyebabkan Jerawat
Kadang beberapa orang melakukan diet agar mengurangi jerawat pada wajah mereka. Pola makan yang buruk telah diketahui memicu dan memperburuk kulit kita. Beberapa orang bahkan menyalahkan cokelat sebagai penyebab jerawat.
Tapi ternyata tidak ada konsensus ilmiah tentang peran cokelat dalam wabah. Penelitian telah menunjukkan bahwa cokelat saja tidak meningkatkan risiko seseorang terkena jerawat.
Para ilmuwan dengan cepat menunjukkan bahwa faktor-faktor lain mempengaruhi seberapa parah wabah jerawat, termasuk hormon, kebersihan, dan genetika.
Seperti yang dijelaskan oleh dokter kulit Dr. Patricia Farris kepada CNN: “Patogenesis jerawat itu rumit Bukan hanya satu hal. Ada penumpukan sel kulit pada pembukaan folikel rambut yang menyebabkan sebum terperangkap di dalamnya. Bakteri berkembang biak di sebum dan memicu peradangan di sekitar folikel rambut. Anda memiliki patogenesis bercabang empat ini, dan itulah yang membuatnya begitu rumit untuk menyingkirkan variabel independen. Tapi nutrisi berperan didalamnya dan Saya pikir kita dapat dengan aman mengatakan bahwa menghindari cokelat hanya membahas satu bagian dari teka-teki yang sangat besar.”
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Mitos Permen Karet Tetap Berada di Perut Selama Tujuh Tahun Setelah Ditelan
Permen karet selalu menempel pada segala tempat seperti bangku taman, meja, dan bahkan sepatu.
Diketahui bahwa tekstur pemer karet sangat lengket dan susah untuk dilepaskan sehingga mitos yang terus-menerus melekat selama beberapa dekade. Hal itu lah yang memicu mitos permen karet yang tertelan tetap berada di perut selama tujuh tahun.
Pahadal keyakinan turun temurun yang diyakini oleh anak-anak ini tidak benar sama sekali. Alih-alih tinggal di tubuh seseorang selama umur seekor anjing besar, permen karet nantinya akan bergerak melalui saluran pencernaan hingga tercerna sama seperti hampir semua hal lain yang kita konsumsi.
Satu-satunya perbedaan adalah bahwa itu tidak dipecah dan dicerna, namun permen karet yan tertelan hanya tetap menjadi gumpalan bergetah sepanjang jalan pencernaan.
Ahli diet terdaftar Beth Czerwony memperkirakan satu buah permen karet kecil membutuhkan sekitar 40 jam untuk bergerak melalui saluran pencernaan dan keluar dari tubuh melalui buang air besar.
Mitos Makan Wortel Meningkatkan Penglihatan Mata
Mitos yang beredar selama ini mengatakan bahwa mengonsumsi wortel dapat meningkatkan penglihatan menjadi jernih dan mata menjadi lebih sehat.
Namun, ternyata wortel tidak bisa secara ajaib mempertajam penglihatan seseorang. Agar adil, hubungan antara wortel dan penglihatan tidak sepenuhnya dibuat-buat. Tanaman umbi-umbian mengandung banyak vitamin A, yang bermanfaat untuk kesehatan mata secara keseluruhan, dan jika memiliki kekurangan nutrisi yang besar ketika penglihatan mungkin terganggu.
Namun, seseorang perlu makan wortel dalam jumlah yang sangat besar untuk melihat manfaat penglihatan yang berarti.
Selain itu, wortel bukan satu-satunya makanan yang tinggi vitamin A. Ada banyak makanan lainnya seperti hati, ubi jalar, labu musim dingin, kangkung, makarel, salmon, bayam, mangga, dan melon juga merupakan sumber yang baik.
Untuk membuat mata menjadi sehat kita juga harus sering melakukan aktivitas yang mengurangi aktivitas mata seperti begadang hingga larut malam dan bermain ponsel seharian penuh.
Advertisement