Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kominfo (Komunikasi dan Informatika) menyatakan tidak lagi menerapkan sistem ASO (Analog Switch Off) dalam tiga tahap. Namun, migrasi ke siaran TV digital dilakukan dengan cara multiple ASO (tahap berganda).
"Sejak tanggal 31 April kemarin, itu kami sudah tidak lagi mengenai ASO tiga tahap," tutur Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kominfo, Ismail dalam diskusi publik yang digelar pekan lalu.
Advertisement
Melalui penerapan sistem ini, menurut Ismail, setiap daerah yang sudah dinyatakan siap melakukan Analog Switch Off (ASO), akan dimatikan. Dengan kata lain, suntik mati TV analog kini tidak lagi terikat pada jadwal seperti rencana awal.
Sebagai contoh, Jabodetabek awalnya direncanakan untuk melaksanakan ASO pada 25 Agustus 2022, tapi dengan penerapan multiple ASO, kemungkinan besar pelaksanaannya tidak lagi sama.
"Namun demikian khusus untuk Jadodetabek, karena kita sekarang fokus pada Jabodetabek dulu, maka ini akan jadi target kita secepatnya," tutur Ismail menjelaskan.
Tepatnya, multiple ASO adalah penerapan penghentian siaran TV analog yang dilakukan secara terus-menerus sampai batas akhir migrasi penyiaran pada tanggal 2 November 2022.
Lebih lanjut Ismail juga menuturkan, Kementerian Kominfo sudah mendapatkan komitmen dari seluruh penyelenggara MUX terkait distribusi STB di Jabodetabek. Pemerintah sudah mulai memesan dan melakukan pembelian STB.
Ia menuturkan, pemerintah telah berencana melakukan distribusi STB TV digital bagi warga tidak mampu.
"Jadi, kita tunggu tanggal mainnya untuk Jabodetabek," tutur Ismail.
Kendati demikian, Kementerian Kominfo menegaskan ASO dan migrasi TV digital sudah dipastikan akan tetap dilakukan secara penuh, dengan tenggat waktu pada 2 November 2022.
Alokasi Bantuan STB di DKI Jakarta
Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Marullah Matali dalam kesempatan yang sama juga menunjukkan dukungannya terhadap migrasi ke TV digital.
"Jadi ada 1,2 juta rumah tangga yang memiliki TV sementara 10 persennya kira-kira angkanya 123.888 rumah tangga," kata Marullah. Menurutnya, angka tersebut adalah yang dibutuhkan untuk penerimaan bantuan STB.
Meski begitu, informasi yang didapatkan, penerima bantuan STB yang dialokasikan untuk DKI Jakarta sebanyak 50.059 rumah tangga atau kurang dari setengahnya, atau sekitar 40 persen.
"Belum termasuk warga kami yang di Kepulauan Seribu. Jadi di Kepulauan Seribu ada warga kami kira-kira ada sekitar 30 ribu warga di Kepulauan Seribu tidak termasuk dari angka 50.059 rumah tangga," imbuhnya.
Marullah pun berharap agar ke depannya akan ada dukungan untuk aspek infrastruktur keluasan sinyal TV digital, terlebih untuk Kepulauan Seribu dan untuk masyarakat kurang mampu.
Advertisement
Menkominfo Minta Distribusi STB TV Digital di Jabodetabek Tepat Sasaran
Di acara tersebut Menkominfo Johnny G. Plate juga meminta agar distribusi Set Top Box (STB) untuk TV Digital di wilayah Jabodetabek bisa dilakukan dengan baik dan tepat sasaran.
Johnny juga menginginkan agar kepala daerah di Jabodetabek, yang mencakup tiga provinsi, untuk memberikan data yang akurat agar implementasinya tepat sasaran.
"Jangan sampai kita menjadi sensitif, salah tempat ribut di lapangan. Kenapa yang sana dapat, yang sini tidak. Saya minta tolong ini diatur dengan baik agar distribusinya benar-benar tepat," kata Johnny.
Menkominfo pun menyebut sudah ada 70 perusahaan produsen STB yang sudah tersertifikasi Kominfo. Johnny juga menyebut, chip untuk STB TV digital cukup meski ada kendala di pasokan chip "yang berat."
Johnny pun mengingatkan kembali jajarannya, bersama Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Publik, penyelenggara multipleksing yang sudah berkomitmen, untuk menyediakan dan mendistribusikan STB dengan baik.
"Ini Jabodetabek yang dari ujung ke ujung, kurang dari enam jam bisa kita jangkau," tegas Menkominfo.
(Dam/Isk)
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Advertisement