Liputan6.com, Jakarta Covid 19 menjadi momentum bagi masyarakat Indonesia untuk semakin sadar akan pentingnya memiliki dana darurat dan pentingnya melakukan investasi.
Hal itu tercermin dari minat menabung dan investasi masyarakat Indonesia yang mengalami kenaikan yang cukup pesat dalam 2 tahun terakhir.
Advertisement
Berdasarkan data per Juni 2022 menunjukkan bahwa simpanan masyarakat mampu tumbuh sebesar 9,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Selain menyimpan data di perbankan, masyarakat juga kian tertarik untuk melakukan investasi di pasar modal.
Meningkatnya investasi juga berbanding lurus dengan bermunculannya aplikasi investasi di Indonesia, salah satunya adalah Investly.
Investly merupakan aplikasi investasi sosial yang memungkinkan orang untuk terhubung, belajar, dan berinvestasi bersama dengan teman, masyarakat terpercaya, dan pakar.
CEO Investly Luthfi Dunav Herzegovian mengatakan bahwa tren investasi di Indonesia kini semakin inklusif, dimana banyak generasi muda mulai sadar akan investasi. Selain itu, masyarakat juga disuguhkan dengan beragam opsi.
“Investly hadir karena melihat minat masyarakat yang tinggi untuk berinvestasi terutama pada generasi muda yang juga perlu dibentengi dengan pemahaman literasi yang baik," ujar Luthfi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (24/8/2022).
"Hal tersebut bertujuan agar masyarakat mengambil investasi sesuai dengan kapasitas risiko yang mampu ditanggungnya,” lanjut dia.
Investor Ritel
Luthfi mengatakan fokus aplikasi Investly yaitu menjadi platform investasi Indonesia terkemuka untuk terhubung, belajar, dan berinvestasi di kelas aset apa pun.
Serta untuk memberdayakan investor ritel agar memiliki pengetahuan investasi yang baik dan informasi dengan menjadi platform yang tepercaya dan nyaman untuk berinvestasi dan belajar.
“Investly dengan mudah mengakses ke pakar-pakar hebat, berbagi mengenai pengetahuan dan informasi terkait investasi, berinvestasi dengan teman & komunitas, serta berdagang dan mengelola portofolio di seluruh aktivitas,” jelas Luthfi.
Dengan adanya aplikasi Investly, diharapkan dapat menjadi wadah yang aman dan tepat bagi para penggiat investasi di kalangan masyarakat Indonesia untuk menjembatani mereka dengan para pakar berpengalaman yang dapat membantu mereka belajar lebih dalam mengenai investasi secara aman.
"Kami berharap aplikasi Investly dapat menjadi wadah yang tepat bagi masyarakat Indonesia yang tertarik belajar tentang keuangan dan juga berinvestasi." Ujar Gilang Rashif selaku CMO Investly.
Selain itu Gilang juga berharap bahwa aplikasi Investly nantinya juga dapat menjadi pintu yang membuka banyak kesempatan bagi para penggunanya untuk berkolaborasi dan berkarya sejalan dengan semangat Kemenparekraf dalam memajukan aplikasi - aplikasi karya anak bangsa di Indonesia.
Advertisement
Kesadaran Investasi Warga RI Masih Rendah
Sebelumnya, OCBC NISP Bank meluncurkan OCBC Financial Fitness Index 2022. Retail Proposition Division Head Bank OCBC NISP, Chinni Yanti Tjhin menyampaikan peluncuran indeks ini sebagai respon OCBC NISP atas minimnya kesadaran masyarakat terhadap produk investasi.
Merujuk hasil survei dari NielsenIQ Indonesia yang berkolaborasi dengan OCBC NISP, menunjukan dari total 1.335 responden dengan rentang usia 25-35 tahun, yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Makasar, Surabaya, dan Medan, hanya 9 persen saja yang memiliki tabungan dalam bentuk investasi.
"Sedikitnya generasi muda yang menabung dan berinvestasi secara terstruktur merupakan kondisi yang mengkhawatirkan," kata Chinni saat konferensi pers di kawasan Jakarta Pusat, Senin (15/8).
Padahal, ujar Chinni, bahwa memiliki kesadaran terhadap tabungan dalam bentuk investasi merupakan sikap penting untuk mencapai kebebasan finansial saat usia pensiun.
Dia menambahkan, jika memiliki tabungan konvensional saja tidak cukup untuk mencapai aspirasi keuangan. Justru, menurutnya, di usia produktif, merupakan masa yang penting bagaimana agar uang bekerja untuk pribadi.
Lagipula, menurut Chinni uang hanya terparkir pada instrumen tabungan konvensional, nilainya akan tergerus pads inflasi yang terus mengalami kenaikan.
"Salah satu caranya adalah dengan segera mengambil sikap dengan mulai mengubah cara menabung dan berinvestasi sehingga kita dapat mewujudkan hal yang diimpikan dalam 5-10 tahun ke depan, seperti membeli rumah dan memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak,” ujarnya.
Pada konferensi pers tersebut ditayangkan survei data NielsenIQ Indonesia Financial Fitness Index 2022 menunjukan adanya peningkatan skor, dari 37,72 persen pada 2021, menjadi 40,06 pada 2022.
Kenaikan Skor
Meski terjadi kenaikan skor, sebanyak 76 persen masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan keuangan yang perlu dibenahi, seperti mengeluarkan uang demi mengikuti gaya hidup teman.
Dari total responden juga menunjukan sekitar 42 persen generasi merasa percaya diri bahwa perencanaan finansial mereka saat ini akan memberikan kesuksesan finansial di masa depan. Jumlah ini justru bertolak belakang, karena 80 persen dari 42 persen generasi muda tidak melakukan pencatatan anggaran, dan hanya 26 persen yang memiliki dana darurat.
Bahkan, hanya 9 persen dari generasi muda yang telah memiliki produk investasi seperti reksadana, saham, dan tabunganberjangka.
Selain itu, hanya 17 persen yang sudah memiliki pendapatan pasif, 8 persen yang menggunakan uang sesuai anggaran dan hanya 22 persen yang benar-benar paham mengenai produk investasi yang mereka miliki.
Financial Fitness Index 2022 nantinya akan hadir pada aplikasi NYALA, pada September nanti.
Advertisement