23 Perusahaan Antre di Pipeline IPO Bursa

Sepanjang 2022, 43 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp21,7 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Agu 2022, 11:00 WIB
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan tengah antre di pipeline IPO. Berdasarkan sektornya didominasi oleh sektor consumer cyclicals dan teknologi.

Adapun 24 Agustus 2022, terdapat 43 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp21,7 triliun.

"Hingga saat ini, terdapat 23 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, ditulis Kamis (25/8/2022).

Rinciannya terdapat lima perusahaan dari sektor consumer cyclicals dan empat dari sektor technology. Kemudian sektor industrials, sektor consumer non-cyclicals, healthcare, energy, dan financials masing-masing dua calon.

Sementara dari sektor basic materials, sektor transportation dan logistic, properties dan real estate, serta dari sektor infrastructures masing-masing satu perusahaan.

Selain pencatatan perdana saham, Bursa juga telah mengantongi sejumlah emisi yang obligasi dan sukuk dalam pipeline. Informasi saja, hingga 24 Agustus 2022 terdapat 90 emisi obligasi dan sukuk yang telah dicatatkan di BEI dan diterbitkan oleh 63 perusahaan. Adapun dana yang berhasil dihimpun dari penerbitan itu mencapai Rp 109,9 triliun.

“Sedangkan pada pipeline pencatatan obligasi dan sukuk, terdapat 17 emisi obligasi dan sukuk, yang akan diterbitkan oleh 13 perusahaan,” imbuh dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kinerja IHSG Jadi Nomor Satu di Asia, Sektor Saham Ini Penopangnya

Sebuah layar tentang tabel saham dipajang saat Festival Pasar Modal Syariah 2016, Jakarta, Kamis (31/3). Pertumbuhan pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan nonsyariah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di nomor satu di Asia. Analis menilai hal tersebut ditopang oleh sektor saham perbankan dan komoditas.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (24/8/2022), IHSG naik 9,32 persen year to date (ytd) ke posisi 7.194,71. Pada Rabu pekan ini, IHSG menguat 0,44 persen. IHSG pun berada di peringkat pertama di ASEAN dan Asia Pasifik.

Mayoritas sektor saham menghijau yang dipimpin sektor saham energi melonjak 63,21 persen secara year to date. Diikuti sektor saham industri dan sektor saham transportasi hingga logistik.

Investor asing membukukan aksi beli saham Rp 820,99 miliar. Sepanjang 2022, investor asing melakukan aksi beli saham bersih Rp 65,79 triliun.

Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis mengatakan, kinerja IHSG saat menjadi nomor satu memang sangat baik. Hal ini karena faktor fundamental Indonesia yang masih kuat serta didorong dengan kenaikan suku bunga, yang mana hal tersebut diharapkan oleh pelaku pasar.

"Saham sektor perbankan dan sektor komoditas masih menjadi penopang kinerja IHSG,” kata Abdul kepada Liputan6.com, Rabu, 24 Agustus 2022.

Sedangkan, aliran modal asing masih dapat mencatatkan aksi beli hingga akhir tahun. Hal ini dikarenakan faktor fundamental Indonesia yang masih kuat.

"Walaupun begitu ketidakpastian global masih menjadi bayang-bayang pergerakan IHSG, seperti kenaikan suku bunga The Fed, serta melambatnya pertumbuhan beberapa ekonomi negara besar,” ujar dia.

Abdul menegaskan, investor perlu mewaspadai sektor-sektor yang sudah mengalami kenaikan cukup tinggi.

"Investor bisa mencermati sektor-sektor yang masih undervalue, seperti sektor konstruksi dan properti,” kata dia.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Didukung Harga Komoditas

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengungkapkan, kinerja IHSG menjadi nomor satu di Asia karena Indonesia merupakan negara produsen komoditas.

"Hal ini wajar karena Indonesia adalah negara produsen komoditas dimana saat ini kenaikan harga komoditas pangan dan energi yang menjadi masalah utama negara-negara AS dan Eropa. Sedangkan, Indonesia justru diuntungkan dari tingginya harga komoditas tersebut, sehingga kenaikan ini ditopang oleh sektor energi, transportasi dan perindustrian,” kata Cheryl.

Cheryl menuturkan, dana asing berpotensi masih masuk ke Indonesia karena pemulihan ekonomi domestik yang terus berlanjut bisa meminimalisir berbagai risiko emiten, seperti inflasi dan kenaikan suku bunga.

"Pemerintah juga tanggap dengan mengambil langkah menaikan suku bunga acuan agar spread suku bunga BI dan AS tidak semakin jauh sehingga mencegah aliran dana asing keluar," ujar dia.

Cheryl menambahkan, di sisi lain, pasar modal Indonesia juga memiliki berbagai tantangan yaitu kenaikan harga BBM yang bisa menekan daya beli, tingginya harga komoditas impor, kebijakan moneter AS yang agresif, potensi resesi pada negara mitra dagang Indonesia. 

Meskipun demikian, pelaku pasar masih bisa mencermati saham antara lain BBCA, BBRI, BMRI, ITMG, HRUM, dan PTBA.

“Investor bisa cermati saham-saham yang diuntungkan seperti, perbankan dan sektor energi. Saham-saham nya BBCA, BBRI, BMRI, ITMG, HRUM, PTBA,” kata dia.

 

 


Pembukaan IHSG 25 Agustus 2022

Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuatif pada perdagangan saham Kamis, (25/8/2022). Pergerakan IHSG ditorong penguatan sektor saham energi pada awal sesi perdagangan.

Mengutip data RTI, pada pembukaan perdagangan IHSG melemah tiga poin ke posisi 7.191,67. Indeks LQ45 merosot 0,22 persen ke posisi 1.023. Sebagian besar indeks acuan tertekan. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.210,16 dan terendah 7.184,37. Sebanyak 244 saham menguat dan 211 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 202.174 kali dengan volume perdagangan 5,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 1,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 14.887.

Mayoritas sektor saham menghijau yang dipimpin kenaikan indeks sektor saham IDXenergy menanjak 0,94 persen. Diikuti indeks sektor saham IDXhealth mendaki 0,53 persen, indeks sektor saham IDXindustry menguat 0,35 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal mendaki 0,20 persen, dan indeks sektor saham IDXsiklikal bertambah 0,14 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXbasic naik 0,09 persen, indeks sektor saham IDXfinance menguat 0,05 persen, indeks sektor saham IDXProperty bertambah 0,04 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno melemah 0,23 persen.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG ditutup menguat ke 7.194 pada perdagangan Rabu, 24 Agustus 2022 setelah kenaikan suku bunga yang mengejutkan. Hal itu juga mendorong rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat.

Dengan kenaikan suku bunga, sektor bank digital mengalami aksi jual, sementara sektor saham defensif seperti TLKM menguat selama lima hari berturut-turut.

Di sisi lain, saham perkebunan diperdagangkan menguat karena pemerintha memperpanjang peniadaan pungutan ekspor sawit hingga 31 Oktober 2022. Hal ini untuk meningkatkan pengiriman dan harga tandan buah segar. Pada data makro ekonomi, jumlah uang beredar pada Juli 2022 naik 9,6 persen yoy.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya